20 Psikolog Dampingi Keluarga Korban Lion Air JT 610 di RS Polri
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 20 psikolog melakukan pendampingan pada keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Posko Keluarga RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. Hingga kini, sudah ada 53 keluarga korban yang dilakukan pendampingan.
"Untuk pelaksanaan pendampingan ada 20 psikolog, terdiri dari Biro Psikologi Mabes Polri, Psikologi Polda Metro Jaya, Psikologi RS Polri dan tambahan dari Psikolog TNI Angkatan Udara," ujar Kepala RS Polri Kombes Musyafak di RS Polri, Jalan Bogor Raya, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (1/11/2018).
Menurutnya, hingga saat ini sudah ada 53 keluarga korban yang dilakukan pendampingan psikologinya di RS Polri. Pendampingan itu dilakukan pada siapapun yang memerlukan bantuan psikologi, khususnya pada keluarga korban yang masih mengalami trauma berat akibat kehilangan anggota keluarganya.
Sementara itu, Anggota Tim Psikologi Polri, AKP Angela menambahkan, pendampingan psikologi itu dilakukan dengan sinergi antarinstansi, seperti TNI AU dan Polri guna memantau psikologis keluarga korban. Adapun penanganannya bisa dilakukan secara jangka panjang bisa pihak keluarga memerlukannya.
"Teknisnya tak bisa kami sampaikan, tapi kami berikan juga tips relaksasi. Intinya siapapun yang datang mau mencurahkan, kami terima dan lakukan pendampingan," katanya.
"Untuk pelaksanaan pendampingan ada 20 psikolog, terdiri dari Biro Psikologi Mabes Polri, Psikologi Polda Metro Jaya, Psikologi RS Polri dan tambahan dari Psikolog TNI Angkatan Udara," ujar Kepala RS Polri Kombes Musyafak di RS Polri, Jalan Bogor Raya, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (1/11/2018).
Menurutnya, hingga saat ini sudah ada 53 keluarga korban yang dilakukan pendampingan psikologinya di RS Polri. Pendampingan itu dilakukan pada siapapun yang memerlukan bantuan psikologi, khususnya pada keluarga korban yang masih mengalami trauma berat akibat kehilangan anggota keluarganya.
Sementara itu, Anggota Tim Psikologi Polri, AKP Angela menambahkan, pendampingan psikologi itu dilakukan dengan sinergi antarinstansi, seperti TNI AU dan Polri guna memantau psikologis keluarga korban. Adapun penanganannya bisa dilakukan secara jangka panjang bisa pihak keluarga memerlukannya.
"Teknisnya tak bisa kami sampaikan, tapi kami berikan juga tips relaksasi. Intinya siapapun yang datang mau mencurahkan, kami terima dan lakukan pendampingan," katanya.
(mhd)