Banjir Ancam Jakarta, Bangunan Liar di Bantaran Kali Perlu Ditertibkan

Kamis, 25 Oktober 2018 - 18:36 WIB
Banjir Ancam Jakarta,...
Banjir Ancam Jakarta, Bangunan Liar di Bantaran Kali Perlu Ditertibkan
A A A
JAKARTA - Intensitas hujan diprediksi bakal terus meningkat hingga akhir tahun. Puncak musim hujan diprakirakan terjadi pada November-Desember. Untuk itu, DKI Jakarta wajib memaspadai peningkatan debit air. Mirisnya, trase kali banyak yang tidak ideal. Padahal, trase kali sangat membantu mencegah banjir.

Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Jogo mengatakan, trase kali sangat mempengaruhi manajeman air. Karena itu, ia mendesak trase kali dikembalikan seperti semula. Ia meminta beberapa kali yang dipenuhi bangunan liar segera ditertibkan atau warganya direlokasi. Warga bisa direlokasi ke beberapa rusun yang sudah terbangun di Jakarta.

“Suka tidak suka harus ditertibkan, karena pada dasarnya kali kita mengalami penyempitan dan pendangkalan,” tuturnya, Kamis (25/10/2018).

Ia juga mendesak DKI mengembalikan fungsi ruang terbuka hijau (RTH) yang kini terus berkurang. Menurut Nirwono, sistem penyerapan harus dilakukan dengan menanam kembali beberapa pohon yang rusak akibat proyek pembangunan.

Kasudin Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Barat, Imron, mengakui genangan hingga banjir masih memungkinkan terjadi di wilayah Jakarta Barat saat musim penghujan. Penyebabnya antara lain trase kali yang tidak ideal sehingga membuat daya tampung air berkurang.

"Di kita (Jakarta Barat) ada kali-kali yang belum dilebarkan trasenya. Contoh, Kali Semongol, Kali Pesanggrahan, Kali Sekretaris, Kali Angke Lama. Kalau ini belum dilebarkan trasenya, ya akan tetap banjir," ujar Imron.

Ia mencotohkan lagi Kali Pesanggrahan di dekat Villa Kelapa Dua, Kebon Jeruk. Kali ini sebelumnya mengalami penyempitan dengan lebar trase 10 meter dan menyebabkan banjir. Baru setelah pihaknya melakukan normalisasi dan melebarkan trase 50 meter, banjir di kawasan itu teratasi.

Menurut Imron, saat ini banyak kali yang mengalami penyempitan trase. Proses pembebasan lahan terkendala akibat banyak warga yang enggan menjual lahannya. Kondisi hampir serupa juga ditemukan di beberapa titik, seperti Kali Manyar, Tegal Alur, Kalideres.

"Di Kali Manyar, antara rumah sama air kali sama. Dengan trase hanya setengah dan semeter, ya sudah, banjir sering terjadi di situ,” tuturnya.

Sebagai antisipasi banjir di Jakarta Barat, pihaknya telah menyiagakan 23 mesin pompa mobile. Mesin pompa ditempatkan di beberapa tempat, yakni Kyai Tapa, Patra, Komplek Perumahan KFT, dan Waduk Bojong.

Dengan pompa itu pihaknya berharap debit air bisa berkurang, dan genangan air bisa diminimalisir dalam waktu cepat. “Semuanya pompa 1.000 liter per detik,” pungkas Imron.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1291 seconds (0.1#10.140)