Ganjil Genap di Depok Hanya Solusi Jangka Pendek Atasi Kemacetan
A
A
A
DEPOK - Kemacetan di Depok khususnya di Jalan Margonda pada akhir pekan semakin semrawut. Pasalnya banyak warga yang menyerbu Margonda sebagai pusat Kota Depok untuk menuju pusat perbelanjaan dan kuliner.
Kemacetan parah di Depok hanya terjadi pada hari libur saja, karena pada hari biasa, warga bekerja ke kawasan Jakarta dan sekitarnya. Kondisi jalan yang ada di Depok saat ini sudah tidak mampu menampung volume kendaraan.
Sehingga ketika akhir pekan tumpukan kendaraan tak terhindarkan lagi. Hampir seluruh jalan Depok dipenuhi kendaraan. Dengan persoalan tersebut, Pemerintah Kota Depok mewacanakan sistem ganjil genap di Jalan Margonda pada akhir pekan.
Anggota Komisi V DPR RI Intan Fauzi menilai wacana tersebut hanya solusi jangka pendek saja untuk mengatasi kemacetan di Depok. Dia mangakui sistem ini terbukti ampuh mengurai kemacetan di Jakarta ketika perhelatan Asian Games 2018 kemarin. Namun yang juga harus dipikirkan adalah solusi jangka panjangnya.
"Itu hanya sebagai rekayasa lalu lintas saja. Saat ini pertumbuhan penduduk dan pemilik kendaraan jauh lebih besar dibandingkan ruas jalan, sehingga diwacanakan ganjil genap. Tapi jangan sampai ini malah membuat warga membeli kendaraan labih dari satu karena tidak mau kena sistem ini," katanya di Depok, Minggu (9/9/2018).
Menurutnya, pemerintah kota harus melakukan pemerataan pembangunan. Salah satunya dengan mempercepat proyek Jalan Margonda II yang salah saatu titiknya ada di kawasan Bojong Sari. Dengan demikian perkembangan ekonomi dan roda perputaran uang tidak hanya terpusat di Margonda saja.
Dengan demiian kemacetan juga otomatis terurai. "Margonda II ada enam titik. Jika itu dikembangkan maka kemacetan dimargonda tidak lagi signifikan. Jadi solusi jangnka panjangnya adalah pemerataan permbangunan," tegasnya.
Dia juga mengingatkan agar tidak lagi dikeluarkan perizinan di kawasan Margonda. Jika ada investor yang mau bertanam saham maka diarahkan ke wilayah lain di Depok selain Margonda. Jika perizinan yang dikeluarkan hanya sebatas di Margonda maka kawasan lainnya tidak akan berkembang.
"Pusat kota tidak boleh hanya satu titik karena untuk nengurai kemacetan juga. Harus dibangun titik-titik lain yang juga dekat dengan warga sehingga akses mereka pun menjadi mudah dan perekonomian berkembang," ucapnya.
Kemacetan parah di Depok hanya terjadi pada hari libur saja, karena pada hari biasa, warga bekerja ke kawasan Jakarta dan sekitarnya. Kondisi jalan yang ada di Depok saat ini sudah tidak mampu menampung volume kendaraan.
Sehingga ketika akhir pekan tumpukan kendaraan tak terhindarkan lagi. Hampir seluruh jalan Depok dipenuhi kendaraan. Dengan persoalan tersebut, Pemerintah Kota Depok mewacanakan sistem ganjil genap di Jalan Margonda pada akhir pekan.
Anggota Komisi V DPR RI Intan Fauzi menilai wacana tersebut hanya solusi jangka pendek saja untuk mengatasi kemacetan di Depok. Dia mangakui sistem ini terbukti ampuh mengurai kemacetan di Jakarta ketika perhelatan Asian Games 2018 kemarin. Namun yang juga harus dipikirkan adalah solusi jangka panjangnya.
"Itu hanya sebagai rekayasa lalu lintas saja. Saat ini pertumbuhan penduduk dan pemilik kendaraan jauh lebih besar dibandingkan ruas jalan, sehingga diwacanakan ganjil genap. Tapi jangan sampai ini malah membuat warga membeli kendaraan labih dari satu karena tidak mau kena sistem ini," katanya di Depok, Minggu (9/9/2018).
Menurutnya, pemerintah kota harus melakukan pemerataan pembangunan. Salah satunya dengan mempercepat proyek Jalan Margonda II yang salah saatu titiknya ada di kawasan Bojong Sari. Dengan demikian perkembangan ekonomi dan roda perputaran uang tidak hanya terpusat di Margonda saja.
Dengan demiian kemacetan juga otomatis terurai. "Margonda II ada enam titik. Jika itu dikembangkan maka kemacetan dimargonda tidak lagi signifikan. Jadi solusi jangnka panjangnya adalah pemerataan permbangunan," tegasnya.
Dia juga mengingatkan agar tidak lagi dikeluarkan perizinan di kawasan Margonda. Jika ada investor yang mau bertanam saham maka diarahkan ke wilayah lain di Depok selain Margonda. Jika perizinan yang dikeluarkan hanya sebatas di Margonda maka kawasan lainnya tidak akan berkembang.
"Pusat kota tidak boleh hanya satu titik karena untuk nengurai kemacetan juga. Harus dibangun titik-titik lain yang juga dekat dengan warga sehingga akses mereka pun menjadi mudah dan perekonomian berkembang," ucapnya.
(whb)