Puluhan Jembatan Penyeberangan Orang di Jakarta Rusak
A
A
A
JAKARTA - Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishub) DKI Jakarta mencatat sebanyak 20 jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jakarta dalam kondisi rusak. Dishub menyerahkan perbaikan puluhan JPO tersebut kepada Dinas Bina Marga DKI Jakarta.
Pantauan SINDOnews, sejumlah JPO mengalami kerusakan seperti lantai berkarat, besi keropos, anak tangga dan besi melepas. Kondisi ini berbahaya bagi pengguna jalan.
Para pengguna jalan memilih tidak menggunakan JPO dan menyebrang menggunakan jalan raya. Kondisi ini membuat lalu lintas menjadi tersendat dan berbahaya bagi pejalan kaki yang menyebrang.
“Yah mau gimana, dari pada entar tiba tiba JPO-nya roboh,” kata Hari (35), pejalan kaki depan Samsat Jakarta Barat, Senin (3/9/2018). Kondisi JPO depan Samsat rusak berat setelah dihantam oleh truk sampah Sabtu, 1 September 2018 lalu. Terlihat salah satu tiang penyangga bengkok di sisi jalan dari Cengkareng menuju Grogol.
Kondisi tak jauh berbeda juga terjadi di JPO Jembatan Gantung tak jauh dari lokasi. Setelah terputusnya JPO dari Jalan Grogol menuju Cengkareng beberapa waktu lalu, kondisi JPO dibiarkan begitu saja.
Hingga saat ini pembenahan di kawasan itu belum dilakukan. JPO dibiarkan tak berfungsi, sementara penumpang Transjakarta dibiarkan menyebrrang melewati tiga ruas jalur. Kondisi lebih buruk terjadi JPO Tubagus Angke, Grogol Petamburan.
Di lokasi itu JPO tak berfungsi, karena keropos dan rawan roboh terlihat dari banyaknya besi yang berkarat. Yayat (37), salah satu warga di Jalan Tubagus Angke mengakui JPO itu tak berfungsi
Kepala Dishubtrans DKI Jakarta, Andri Yansyah mengatakan, masih melakukan pendataan terhadap JPO rusak. "Berdasarkan data yang ada sebanyak 20 JPO tercatat rusak parah, lima di antaranya di Jakarta Barat,” kata Andri.
Andri menuturkan, untuk perbaikan dan pembangunan JPO pihaknya hanya memberikan rekomendasi terhadap itu. Namun untuk pembangunan diteruskan kepada Dinas Bina Marga. “Anggarannya ada di Dinas Bina Marga,” tuturnya.
Kasudin Bina Marga Jakarta Barat, Riswan Effendi mengakui kondisi JPO di kawasan Daan Mogot kian buruk. Karena itu dirinya menjamin pembangunan akan dilakukan dinas menggunakan dana Koefiensi Lantai Bangunan (KLB).
“Kerusakannya cukup berat, tidak dapat ditangani dengan penangan ringan, jadi saat ini sedang diusulkan ke Pak Gubernur menggunakan kompensasi kelebihan KLB,” kata Riswan.
Kabid Pemeliharaan Dinas Bina Marga, Harri Hamdani menambahkan, pihaknya tengah merampungkan pendataan JPO yang rusak dengan melibatkan Dinas Perhubungan.
“Nah sekarang masih dilakukan pendataan. Data kemarin belum lengkap,” ucapnya. Harri mengakui untuk pembangunan disana, sudin tidak bisa melakukan pembangunan karena anggaran yang besar.
Karena itu setelah pendataan rampung, pengajuan lelang akan dilakukan. “Kalau data cepat kita bisa perbaiki. Pos anggarannya ada kok,” ucapnya.
Pantauan SINDOnews, sejumlah JPO mengalami kerusakan seperti lantai berkarat, besi keropos, anak tangga dan besi melepas. Kondisi ini berbahaya bagi pengguna jalan.
Para pengguna jalan memilih tidak menggunakan JPO dan menyebrang menggunakan jalan raya. Kondisi ini membuat lalu lintas menjadi tersendat dan berbahaya bagi pejalan kaki yang menyebrang.
“Yah mau gimana, dari pada entar tiba tiba JPO-nya roboh,” kata Hari (35), pejalan kaki depan Samsat Jakarta Barat, Senin (3/9/2018). Kondisi JPO depan Samsat rusak berat setelah dihantam oleh truk sampah Sabtu, 1 September 2018 lalu. Terlihat salah satu tiang penyangga bengkok di sisi jalan dari Cengkareng menuju Grogol.
Kondisi tak jauh berbeda juga terjadi di JPO Jembatan Gantung tak jauh dari lokasi. Setelah terputusnya JPO dari Jalan Grogol menuju Cengkareng beberapa waktu lalu, kondisi JPO dibiarkan begitu saja.
Hingga saat ini pembenahan di kawasan itu belum dilakukan. JPO dibiarkan tak berfungsi, sementara penumpang Transjakarta dibiarkan menyebrrang melewati tiga ruas jalur. Kondisi lebih buruk terjadi JPO Tubagus Angke, Grogol Petamburan.
Di lokasi itu JPO tak berfungsi, karena keropos dan rawan roboh terlihat dari banyaknya besi yang berkarat. Yayat (37), salah satu warga di Jalan Tubagus Angke mengakui JPO itu tak berfungsi
Kepala Dishubtrans DKI Jakarta, Andri Yansyah mengatakan, masih melakukan pendataan terhadap JPO rusak. "Berdasarkan data yang ada sebanyak 20 JPO tercatat rusak parah, lima di antaranya di Jakarta Barat,” kata Andri.
Andri menuturkan, untuk perbaikan dan pembangunan JPO pihaknya hanya memberikan rekomendasi terhadap itu. Namun untuk pembangunan diteruskan kepada Dinas Bina Marga. “Anggarannya ada di Dinas Bina Marga,” tuturnya.
Kasudin Bina Marga Jakarta Barat, Riswan Effendi mengakui kondisi JPO di kawasan Daan Mogot kian buruk. Karena itu dirinya menjamin pembangunan akan dilakukan dinas menggunakan dana Koefiensi Lantai Bangunan (KLB).
“Kerusakannya cukup berat, tidak dapat ditangani dengan penangan ringan, jadi saat ini sedang diusulkan ke Pak Gubernur menggunakan kompensasi kelebihan KLB,” kata Riswan.
Kabid Pemeliharaan Dinas Bina Marga, Harri Hamdani menambahkan, pihaknya tengah merampungkan pendataan JPO yang rusak dengan melibatkan Dinas Perhubungan.
“Nah sekarang masih dilakukan pendataan. Data kemarin belum lengkap,” ucapnya. Harri mengakui untuk pembangunan disana, sudin tidak bisa melakukan pembangunan karena anggaran yang besar.
Karena itu setelah pendataan rampung, pengajuan lelang akan dilakukan. “Kalau data cepat kita bisa perbaiki. Pos anggarannya ada kok,” ucapnya.
(whb)