Dangkal dan Menyempit, Pemkot Jakbar Minta Kali Krukut Dikeruk

Selasa, 24 Juli 2018 - 01:13 WIB
Dangkal dan Menyempit,...
Dangkal dan Menyempit, Pemkot Jakbar Minta Kali Krukut Dikeruk
A A A
JAKARTA - Menghadapi musim penghujan, Wali Kota Jakarta Barat dan dua camat mendesak agar Kali Krukut di keruk. Selain telah dangkal, kondisi kali itu dapat mengakibatkan banjir.

Di sisi lain, paska pembangunan kali besar di kawasan Kota Tua, Taman Sari, Jakarta Barat. Kondisi kali krukut menjadi buruk, selain dangkal dan menyempit akibat endapan lumpur. Pipa besar di sepanjang kali membuat alat berat akan sulit melakukan pengerukan.

Terkait permintaan itu, Rustam mengaku telah menyampaikan kepada Kepala Dinas Sumber Daya Air Jakarta, Teguh Hendrawan dan Dinas Lingkungan Hidup, Isnawa Adji.

“Tapi yang cepat tanggap justru Dinas KLH. Padahal ini kan seharusnya lebih ke tugas pokok Dinas SDA," tandas Rustam, Senin (23/7/2018).

Ia kesal melihat kondisi Kali Krukut dan Kalibesar yang bukannya tambah indah, bersih, dan nyaman, tetapi justru makin semrawut. Padahal kali besar dan krukut masih tersambung. Terlebih di kali krukut, instalasi yang ada malah menjadi ‘sampah’.

"Kali besar diubah fungsinya jadi kolam. Lalu aliran air Kali Krukut mau dikemanakan? Ini instalasi penjernihan untuk Kalibesar kok jadi amburadul penampakkannya di Kali Krukut? Kan seharusnya ada kerjasama antara Dinas SDA dengan si arsitek yang merancang perubahan fungsi Kali Besar. Ini kok jalan sendiri sendiri ya?" tandas Rustam.

Semestinya sebelum instalasi sistem penjernihan air Kali Besar dipasang di Kali Krukut, lanjut Rustam, Kali Krukut dinormalisasi dulu. Sehingga lumpur yang mengendap di sisi kanan dan kiri hilang, kali pun menjadi luas.

"Dasar kali diperdalam dulu, baru dipasang instalasi penjernihnya. Kalau perlu tepian kali di site pile dulu sebelum instalasi di pasang," keluh Rustam.

Ia tidak mengerti cara berfikir Dinas SDA dan pelaksana proyek Kalibesar. Sebab bila ini menjadi bagian dari warga, proyek yang ada saling menyambung. Namun nyatanya, koordinasi antar SDA dan pelaksana proyek tak berjalan, imbasnya kondisi kali berantakan.

“Ini kok Kalibesar diperindah, Kali Krukut jadi 'tempat sampah' instalasi penjernih air Kalibesar," kata Rustam dengan nada tinggi.

Selain kali krukut, Rustam juga mengatakan, sejumlah kali di Jakbar yang harus segera dinormalisasi, yakni Kali Mookevart, Kali Angke, dan Kali Sekretaris. Sebab tiga kali itu kondisi tak jauh berbeda dengan krukut, dangkal dan menyempit.

Namun dari sejumlah kali itu, bukan Dinas Sumber Daya Air yang turun. Melainkan dinas Lingkungah Hidup, hal ini terlihat ketika alat berat milik Unit Pengelolah Badan Air melakukan pengerukan, salah satunya di kali Mookevart.

Camat Tamansari, Firman Ibrahim mengaku setuju dengan ucapan Rustam. Bahkan wilayah Firman yang kedapatan menjadi pipa pemasangan membuat dirinya tak habis pikir dengan pemasangan instalasi penjernih air yang membuat kali kian semerawut.

"Selain kalau banjir itu perangkat dan empat pipa yang terpasang di di tengah Kali Krukut bisa rusak, bahkan mungkin hanyut, pemandangan di bawah Jembatan Asemka makin hiruk pikuk, dan mana berisik karena suara mesin," ucap Firman sembari menegaskan kali krukut tidak akan menggenangi wilayahnya.

Hal berbeda diungkapkan Camat Tambora, Djaharuddin, ia mengaku dampak kali krukut dangkal membuat wilayahnya terendam banjir. "Iya, tapi wilayah saya yang tergenang," sela Jaharudin.

Terkait soal proyek kali besar Djaharuddin mendengar, proyek taman apung di Kalibesar dihentikan karena melanggar Undang Undang Cagar Budaya. “Lah terus nasib Kali Krukut yang dipasangi instalasi penjernih air untuk Kalibesar gimana?" ucap Jaharudin.

Karena proyek penjernihan air kali ini, aliran Kali Krukut menuju Kalibesar, dibendung tanggul. Jika banjir datang, maka bendungan tersebut bakal menghambat arus air karena tingginya hanya sekitar dua meter dari permukaan air kali saat ini.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0986 seconds (0.1#10.140)