PT Transjakarta Klaim 2 Operator Angkot OK Otrip Cakup Seluruh Wilayah
A
A
A
JAKARTA - Program unggulan OK Otrip dalam menangani masalah kemacetan diklaim telah menyentuh seluruh wilayah pemukiman DKI Jakarta. Uji coba OK Otrip yang berjalan sekitar hampir enam bulan belakangan ini mampu membawa penumpang sebanyak 11.679 setiap harinya.
Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Budi Kaliwono mengatakan, program One Karcis One Trip (OK Otrip) kini telah menjangkau seluruh wilayah DKI Jakarta dengan beroperasinya OK17 rute Pulogadung-Senen (OK-17) sebanyak 28 unit. Sebelumnya OK Otrip telah beroperasi di Kampung Melayu-Duren Sawit (OK-2), Lebak Bulus-Pondok Labu (OK-3), Grogol-Tubagus Angke (OK-4), Semper-Rorotan (OK-5), dan Kampung Rambutan-Pondok Gede (OK-6), Tanjung Priok-Bulak Turi (OK-15), dan PGC-Condet (OK-16).
OK-17 rute Pulogadung-Senen, lanjut Budi, terintegrasi dengan layanan Transjakarta untuk Pulogadung-Harmoni (Koridor 2), Kalideres-Pulogadung (2A), Rusun Cakung Barat-Pulogadung (2F), Pulogadung-Dukuh Atas (4), Grogol-TU GAS (4A), Bundaran Senayan-TU GAS (4C), TU Gas-Kuningan Timur (4D), Rusun Jatinegara Kaum-Pulogadung (4E), Pulogadung-Pondok Gede (4F), Lebak Bulus-Senen (6H), Tanjung Priok-PGC 2 (10), Pulogebang-Rawamangun (11A), Pulogadung-Pulogebang (11D), Pluit-Senen (12B), Summarecon Bekasi-Tanjung Priok (B12).
OK-17 merealisasikan integrasi transportasi umum dengan terhubungnya antarwilayah di DKI Jakarta. Konektivitas ini memudahkan para pengguna transportasi umum untuk bepergian.
"Masyarakat keluar rumah langsung tersedia angkutan umum yang hadir memberikan pelayanan maksimal, begitu pula sebaliknya," kata Budi melalui pesan yang diterima di Jakarta, Selasa, 3 Juli 2018.
Budi menjelaskan, OK Otrip merupakan program unggulan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mendukung penataan jaringan transportasi massal. Artinya, meskipun sudah menjangkau seluruh wilayah, pihaknya masih akan menambah jumlah rute maupun jumlah angkutan kota (angkot) yang tergabung dalam program OK Otrip dengan koordinasi bersama Dinas Perhubungan DKI Jakarta maupun para operator angkutan umum.
Berdasarkan data Transjakarta, program OK Otrip yang dalam tahap uji coba telah melayani 11.679 penumpang setiap harinya. Uji coba OK Otrip mulai 15 Januari dan dijadwalkan selesai 15 Juli 2018.
”Saat ini masih dua operator yang bergabung, KWK dan Budi Luhur,” ujarnya.
Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Sigit Widjiatmoko menuturkan, target integrasi angkutan umum bus kecil dalam program OK Otrip 2018 mencapai 30 trayek dengan jumlah penumpang per hari mencapai sekitar 400.000 orang. Untuk mencapai itu, sedikitnya dibutuhkan 2.687 unit kendaraan. Sehingga, seluruh angkutan umum bus kecil di 93 trayek dengan jumlah 8.187 kendaraan yang terintegrasi dengan bus Transjakarta pada 2020 sudah melayani OK Otrip.
“PT Transjakarta harus merangkul operator existing yang belum bergabung. Selama uji coba saya belum melihat adanya bus stop OK Otrip. Penumpang masih bebas turun dan naik dimana saja, apa bedanya dengan angkot saat ini,” tegasnya.
Ketua Organda DKI Jakarta, Shafruhan Sinungan meminta Direktur Utama PT Transjakarta, Budi Kaliwono segera dievaluasi. Sebab, selama ini manajemen PT Transjakarta sewenang-wenang mengatur operator ketika sepakat bekerjasama.
"Jadi operator dianggap seperti anak buah dalam sebuah perusahaan. Seenanknya diatur tanpa memikirkan nasib usaha operator. Kopaja yang sudah bekerja sama pontang panting karena enggak ada kejelasan. Direksi PT Transjakarta bukan merangkul, tapi banyak mematikan," ungkapnya.
Shafruhan menjelaskan, operator angkot sebenarnya sangat mendukung program OK Otrip apabila kerja samanya saling menguntungkan. Artinya, penentuan tarif per kilometer harus disesuaikan dengan trayek yang sudah direrouting. Bukan disamaratakan seperti yang dilakukan PT Transjakarta sebelum akhirnya dievaluasi di trayek angkot Tanah Abang, Jakarta Pusat.
"Kami sangat siap menyabut program OK Otrip demi melayani perjalanan penumpang. Ada 11 operator, masak baru dua bergabung sudah penuhi trayek seluruh wilayah,” ucapnya.
Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Budi Kaliwono mengatakan, program One Karcis One Trip (OK Otrip) kini telah menjangkau seluruh wilayah DKI Jakarta dengan beroperasinya OK17 rute Pulogadung-Senen (OK-17) sebanyak 28 unit. Sebelumnya OK Otrip telah beroperasi di Kampung Melayu-Duren Sawit (OK-2), Lebak Bulus-Pondok Labu (OK-3), Grogol-Tubagus Angke (OK-4), Semper-Rorotan (OK-5), dan Kampung Rambutan-Pondok Gede (OK-6), Tanjung Priok-Bulak Turi (OK-15), dan PGC-Condet (OK-16).
OK-17 rute Pulogadung-Senen, lanjut Budi, terintegrasi dengan layanan Transjakarta untuk Pulogadung-Harmoni (Koridor 2), Kalideres-Pulogadung (2A), Rusun Cakung Barat-Pulogadung (2F), Pulogadung-Dukuh Atas (4), Grogol-TU GAS (4A), Bundaran Senayan-TU GAS (4C), TU Gas-Kuningan Timur (4D), Rusun Jatinegara Kaum-Pulogadung (4E), Pulogadung-Pondok Gede (4F), Lebak Bulus-Senen (6H), Tanjung Priok-PGC 2 (10), Pulogebang-Rawamangun (11A), Pulogadung-Pulogebang (11D), Pluit-Senen (12B), Summarecon Bekasi-Tanjung Priok (B12).
OK-17 merealisasikan integrasi transportasi umum dengan terhubungnya antarwilayah di DKI Jakarta. Konektivitas ini memudahkan para pengguna transportasi umum untuk bepergian.
"Masyarakat keluar rumah langsung tersedia angkutan umum yang hadir memberikan pelayanan maksimal, begitu pula sebaliknya," kata Budi melalui pesan yang diterima di Jakarta, Selasa, 3 Juli 2018.
Budi menjelaskan, OK Otrip merupakan program unggulan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mendukung penataan jaringan transportasi massal. Artinya, meskipun sudah menjangkau seluruh wilayah, pihaknya masih akan menambah jumlah rute maupun jumlah angkutan kota (angkot) yang tergabung dalam program OK Otrip dengan koordinasi bersama Dinas Perhubungan DKI Jakarta maupun para operator angkutan umum.
Berdasarkan data Transjakarta, program OK Otrip yang dalam tahap uji coba telah melayani 11.679 penumpang setiap harinya. Uji coba OK Otrip mulai 15 Januari dan dijadwalkan selesai 15 Juli 2018.
”Saat ini masih dua operator yang bergabung, KWK dan Budi Luhur,” ujarnya.
Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Sigit Widjiatmoko menuturkan, target integrasi angkutan umum bus kecil dalam program OK Otrip 2018 mencapai 30 trayek dengan jumlah penumpang per hari mencapai sekitar 400.000 orang. Untuk mencapai itu, sedikitnya dibutuhkan 2.687 unit kendaraan. Sehingga, seluruh angkutan umum bus kecil di 93 trayek dengan jumlah 8.187 kendaraan yang terintegrasi dengan bus Transjakarta pada 2020 sudah melayani OK Otrip.
“PT Transjakarta harus merangkul operator existing yang belum bergabung. Selama uji coba saya belum melihat adanya bus stop OK Otrip. Penumpang masih bebas turun dan naik dimana saja, apa bedanya dengan angkot saat ini,” tegasnya.
Ketua Organda DKI Jakarta, Shafruhan Sinungan meminta Direktur Utama PT Transjakarta, Budi Kaliwono segera dievaluasi. Sebab, selama ini manajemen PT Transjakarta sewenang-wenang mengatur operator ketika sepakat bekerjasama.
"Jadi operator dianggap seperti anak buah dalam sebuah perusahaan. Seenanknya diatur tanpa memikirkan nasib usaha operator. Kopaja yang sudah bekerja sama pontang panting karena enggak ada kejelasan. Direksi PT Transjakarta bukan merangkul, tapi banyak mematikan," ungkapnya.
Shafruhan menjelaskan, operator angkot sebenarnya sangat mendukung program OK Otrip apabila kerja samanya saling menguntungkan. Artinya, penentuan tarif per kilometer harus disesuaikan dengan trayek yang sudah direrouting. Bukan disamaratakan seperti yang dilakukan PT Transjakarta sebelum akhirnya dievaluasi di trayek angkot Tanah Abang, Jakarta Pusat.
"Kami sangat siap menyabut program OK Otrip demi melayani perjalanan penumpang. Ada 11 operator, masak baru dua bergabung sudah penuhi trayek seluruh wilayah,” ucapnya.
(whb)