OK Otrip Tanah Abang Terkendala Tarif Kilometer
A
A
A
JAKARTA - Pemprov DKI terus berupaya merealisasikan OK Otrip angkot trayek Tanah Abang, Jakarta Pusat. Penyesuaian tarif rupiah per kilometer yang belum disepakati akan diputuskan pekan ini.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Andri Yansyah mengatakan, program OK Otrip untuk angkot trayek Tanah Abang saat ini masuk dalam tahap penyesuaian tarif rupiah per kilometer. Menurutnya, untuk menentukan penyesuaian tersebut, tim yang terdiri dari Dinas Perhubungan, organda, operator, pemilik angkot dan PT Transportasi Jakarta akan melakukan survei terlebih dahulu pada pekan ini.
"Kalau tarif sudah disepakati, OK Otrip sudah bisa dioperasikan. Kemungkinan awal Maret," kata Andri Yasnyah saat dihubungi pada Minggu, 18 Februari 2018 kemarin.
Andri menjelaskan, tarif Rp3.3459 per kilometer yang ditawarkan sebelumnya itu berlaku bagi angkot trayek yang melintasi pemukiman dengan jarak 195 kilometer. Kondisi lalu lintas trayek pemukiman cenderung lancar dan bisa ditempuh tanpa ada kesulitan.
Sementara, lanjut Andri, kondisi lalu lintas trayek Tanah Abang cenderung padat dan operasional kilometernya tidak mencapai 195 km. Bahkan mendekati sampai 170-180 kilometer saja sulit dilakukan dalam operasional sehari-hari.
"Para pemilik angkot infonya sanggup 150 kilometer. Kalau begitu kan tarif per kilometernya bisa naik dari Rp3.459 karena kilometernya kurang dari 195. Tapi kita akan survei dulu untuk putuskan tarif rupiah perkilometer," ungkapnya.
Penyesuaian tarif rupiah per kilometer yang dilakukan di Tanah Abang itu, lanjut Andri akan menjadi triger percepatan OK Otrip di trayek lainnya. Dia berharap dengan adanya penyesuaian tarif, para operator atau pemilik angkot yang enggan bergabung lantaran tidak sepakat tarif yang ditawarkan Rp3.459 segera bergabung dalam OK Otrip.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Andri Yansyah mengatakan, program OK Otrip untuk angkot trayek Tanah Abang saat ini masuk dalam tahap penyesuaian tarif rupiah per kilometer. Menurutnya, untuk menentukan penyesuaian tersebut, tim yang terdiri dari Dinas Perhubungan, organda, operator, pemilik angkot dan PT Transportasi Jakarta akan melakukan survei terlebih dahulu pada pekan ini.
"Kalau tarif sudah disepakati, OK Otrip sudah bisa dioperasikan. Kemungkinan awal Maret," kata Andri Yasnyah saat dihubungi pada Minggu, 18 Februari 2018 kemarin.
Andri menjelaskan, tarif Rp3.3459 per kilometer yang ditawarkan sebelumnya itu berlaku bagi angkot trayek yang melintasi pemukiman dengan jarak 195 kilometer. Kondisi lalu lintas trayek pemukiman cenderung lancar dan bisa ditempuh tanpa ada kesulitan.
Sementara, lanjut Andri, kondisi lalu lintas trayek Tanah Abang cenderung padat dan operasional kilometernya tidak mencapai 195 km. Bahkan mendekati sampai 170-180 kilometer saja sulit dilakukan dalam operasional sehari-hari.
"Para pemilik angkot infonya sanggup 150 kilometer. Kalau begitu kan tarif per kilometernya bisa naik dari Rp3.459 karena kilometernya kurang dari 195. Tapi kita akan survei dulu untuk putuskan tarif rupiah perkilometer," ungkapnya.
Penyesuaian tarif rupiah per kilometer yang dilakukan di Tanah Abang itu, lanjut Andri akan menjadi triger percepatan OK Otrip di trayek lainnya. Dia berharap dengan adanya penyesuaian tarif, para operator atau pemilik angkot yang enggan bergabung lantaran tidak sepakat tarif yang ditawarkan Rp3.459 segera bergabung dalam OK Otrip.
(whb)