DKI dan Bogor Komitmen Menanggulangi Banjir di Jakarta
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan, pada prinsipnya Pemerintah DKI Jakarta akan mengerjakan apapun dan siap menemui siapapun yang ada kaitannya untuk menyelamatkan Jakarta dari banjir. Karena, sudah menjadi tanggung jawabnya sebagai kepala daerah.
"Karena itu saya menyambut baik apa yang dilakukan Pak Wali Kota Bogor (Bima Arya), kita akan dukung terus dan sesegera mungkin kita akan bertemu menyamakan rencana sehingga rencana di Jakarta, di Kota Bogor maupun wilayah penunjang ibu kota lainnya, khususnya yang dilewati aliran sungai itu sinkron," jelas Anies saat berkunjung ke Kota Bogor, Senin 12 Februari 2018.
Terkait anggaran, menurutnya, ada banyak sumber pembiayaan yang bisa digunakan, seperti dari APBD Pemprov DKI Jakarta maupun dari Kementerian. Selain itu penanganan persoalan yang dijalankan ini sebagai tanggung jawab dan amanat di wilayah masing-masing dalam rangka menjalankan amanat konstitusi.
Untuk warga yang wilayahnya dilewati aliran Ciliwung, menurut Anies bukan hanya warga Bogor atau Depok tetapi juga warga Indonesia. Karenanya apa yang direncanakan pihak terkait akan dilaksanakan sesegera mungkin.
"Di Jakarta kita berinvestasi besar sekali untuk menangani persoalan sumber day air, jika kita bisa menangani dihilir Insya Allah kita akan bisa menangani di hulu juga. Pada intinya kita duduk bersama-sama untuk menentukan rencana agar sinkron dan akan kita eksekusi bersama-sama," jelas Anies.
Dalam kesempatan itu, Anies juga sempat meninjau lokasi kolam retensi (reapan) di Kelurahan Cibuluh, Bogor Utara dan Bendung Katulampa, Bogor Timur, Kota Bogor.
Didampingi Wali Kota Bogor Bima Arya dan sejumlah kepala dinas terkait, Anies menyampaikan kunjungan ini juga sekaligus ingin mengetahui langsung kondisi kedua fasilitas yang anggaran pembangunannya atas bantuan Pemprov DKI Jakarta dengan total jumlah bantuannya sebesar Rp10 miliar.
Sementara kunjungannya ke Bendung Katulampa untuk mengetahui kondisi terkini tinggi muka air berikut beberapa fasilitas penunjangnya.
Di Cibuluh, Anies mendapatkan pemaparan secara langsung dan jelas dari Bima Arya. Begitu pun halnya saat meninjau Bendung Katulampa, ia juga mendengarkan penjelasan dari Wali Kota dan para petugas bendung yang setiap harinya berjaga di Bendung Katulampa.
"Memang sudah saatnya Pemprov DKI Jakarta bekerja sama dengan Pemkot Bogor untuk menangani banjir yang terjadi," katanya.
Penanganan tersebut di antaranya dengan melakukan normalisasi sungai lintas batas wilayah, penataan bantaran Sungai Ciliwung, revitalisasi situ-situ dan pembangunan kolam retensi juga pembuatan sumur resapan dan pembuatan lubang biopori di daerah aliran Sungai Cisadane dan Sungai Ciliwung.
"Kolaborasi kedua pemerintah akan membuat pelayanan bagi hajat orang banyak akan lebih baik," tuturnya.
Senada dengan Anies, Bima juga menerangkan, ruang lingkup kesepakatan bersama terkait penanganan banjir ini meliputi normalisasi sungai lintas batas wilayah, penataan bantaran Sungai Ciliwung, revitalisasi situ-situ dan pembangunan kolam retensi, pembuatan sumur resapan dan biopori di daerah aliran Sungai Cisadane dan Ciliwung.
"Ke depan Kota Bogor membutuhkan banyak kolam resapan, khususnya di wilayah Tanah Sareal dan Cibuluh yang jumlahnya kurang lebih dibutuhkan 3 sampai 4 kolam dengan kebutuhan anggaran sekitar Rp10 Miliar untuk membangunnya," katanya.
"Karena itu saya menyambut baik apa yang dilakukan Pak Wali Kota Bogor (Bima Arya), kita akan dukung terus dan sesegera mungkin kita akan bertemu menyamakan rencana sehingga rencana di Jakarta, di Kota Bogor maupun wilayah penunjang ibu kota lainnya, khususnya yang dilewati aliran sungai itu sinkron," jelas Anies saat berkunjung ke Kota Bogor, Senin 12 Februari 2018.
Terkait anggaran, menurutnya, ada banyak sumber pembiayaan yang bisa digunakan, seperti dari APBD Pemprov DKI Jakarta maupun dari Kementerian. Selain itu penanganan persoalan yang dijalankan ini sebagai tanggung jawab dan amanat di wilayah masing-masing dalam rangka menjalankan amanat konstitusi.
Untuk warga yang wilayahnya dilewati aliran Ciliwung, menurut Anies bukan hanya warga Bogor atau Depok tetapi juga warga Indonesia. Karenanya apa yang direncanakan pihak terkait akan dilaksanakan sesegera mungkin.
"Di Jakarta kita berinvestasi besar sekali untuk menangani persoalan sumber day air, jika kita bisa menangani dihilir Insya Allah kita akan bisa menangani di hulu juga. Pada intinya kita duduk bersama-sama untuk menentukan rencana agar sinkron dan akan kita eksekusi bersama-sama," jelas Anies.
Dalam kesempatan itu, Anies juga sempat meninjau lokasi kolam retensi (reapan) di Kelurahan Cibuluh, Bogor Utara dan Bendung Katulampa, Bogor Timur, Kota Bogor.
Didampingi Wali Kota Bogor Bima Arya dan sejumlah kepala dinas terkait, Anies menyampaikan kunjungan ini juga sekaligus ingin mengetahui langsung kondisi kedua fasilitas yang anggaran pembangunannya atas bantuan Pemprov DKI Jakarta dengan total jumlah bantuannya sebesar Rp10 miliar.
Sementara kunjungannya ke Bendung Katulampa untuk mengetahui kondisi terkini tinggi muka air berikut beberapa fasilitas penunjangnya.
Di Cibuluh, Anies mendapatkan pemaparan secara langsung dan jelas dari Bima Arya. Begitu pun halnya saat meninjau Bendung Katulampa, ia juga mendengarkan penjelasan dari Wali Kota dan para petugas bendung yang setiap harinya berjaga di Bendung Katulampa.
"Memang sudah saatnya Pemprov DKI Jakarta bekerja sama dengan Pemkot Bogor untuk menangani banjir yang terjadi," katanya.
Penanganan tersebut di antaranya dengan melakukan normalisasi sungai lintas batas wilayah, penataan bantaran Sungai Ciliwung, revitalisasi situ-situ dan pembangunan kolam retensi juga pembuatan sumur resapan dan pembuatan lubang biopori di daerah aliran Sungai Cisadane dan Sungai Ciliwung.
"Kolaborasi kedua pemerintah akan membuat pelayanan bagi hajat orang banyak akan lebih baik," tuturnya.
Senada dengan Anies, Bima juga menerangkan, ruang lingkup kesepakatan bersama terkait penanganan banjir ini meliputi normalisasi sungai lintas batas wilayah, penataan bantaran Sungai Ciliwung, revitalisasi situ-situ dan pembangunan kolam retensi, pembuatan sumur resapan dan biopori di daerah aliran Sungai Cisadane dan Ciliwung.
"Ke depan Kota Bogor membutuhkan banyak kolam resapan, khususnya di wilayah Tanah Sareal dan Cibuluh yang jumlahnya kurang lebih dibutuhkan 3 sampai 4 kolam dengan kebutuhan anggaran sekitar Rp10 Miliar untuk membangunnya," katanya.
(mhd)