Delapan Jembatan Gantung di Depok Dapat Perhatian DPUPR

Kamis, 01 Februari 2018 - 02:29 WIB
Delapan Jembatan Gantung di Depok Dapat Perhatian DPUPR
Delapan Jembatan Gantung di Depok Dapat Perhatian DPUPR
A A A
DEPOK - Delapan jembatan gantung di Depok akan mendapat perhatian lebih dari Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (DPUPR) Kota Depok. Hal itu dilakukan agar tidak terjadi jembatan gantung terlantar seperti di Srengsenh Sawah yang menghubungkan dengan Depok.

"Pengecekan, pemeliharaan dan pemantauan kondisi fisik jembatan gantung yang ada di Kota depok menjadi salah satu tugas jajarannya untuk setiap saat melihat langsung jika ada kerusakan atau masalah tentunya langsung dilaporkan untuk secepatnya diperbaiki," kata Kepala DPUPR Kota Depok Manto di Depok, Rabu 31 Januari 2018.

Tidak hanya melihat secara langsung, kata dia, jajaran saat melakukan pengecekan selalu membawa perlengkapan seperti pelumas dan lainnya untuk menambah pelumas di bagian yang karat dan mengecek ulang kondisi badan jembatan. Pihaknya berterimakasih juga pada warga yang telah melakukan swadaya atas pemeliharaan jembatan.

"Kami berterima kasih terhadap masyarakat sekitar yang ikut memelihara kondisi jembatan di sekitar lingkungan mereka," katanya.

Ada delapan jembatan gantung yang melintas di kali wilayah Kota depok antara lain Jembatan Biru menghubungkan Pondok Jaya dan Pondok Rajeg Bogor, Jembatan Oranye ke wilayah Pondok Jaya dan Kalimulya, Jembatan Cilawet menghubungkan Pondok Jaya dan Kalimulya, serta Jembatan Kuning menghubungkan Ratujaya Kalimulya, Jembatan Palapa menghubungkan Ratujaya dan Kalimulya, Jembatan Gang Bakti menghubungkan Kelurahan Depok dan Tirtajaya serta dua jembatan gantung yang berada di Palsi Gunung Selatan menghubungkan ke Serengseng Sawah Jakarta Selatan. "Kita lakukan pengecekan untuk melihat kondisinya," papar Manto.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga akan memprioritaskan pekerjaan pembangunan jalan lingkungan (jaling) dan drainase di wilayah pada tahun 2019. Hal ini mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2021 yang telah ditetapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok.

"Kami imbau forum RW untuk mengusulkan pembangunan jaling dan drainase pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) 2018. Pasalnya, kedua pekerjaan tersebut tinggal 25 persen lagi. Jadi akan kita fokuskan pada pembangunan infrastruktur tersebut," ucapnya.

Usulan tersebut, kata Manto, akan ditampung oleh DPUPR. Bahkan, pihaknya mengatakan, jika memang anggaran kelurahan yang telah ditetapkan Rp2 miliar tidak mencukupi. Maka, bisa diakomodir dalam Musrenbang tingkat kota.

"Jika tidak diakomodir lagi, maka akan kita intervensi melalui anggaran kota oleh Bidang Sumber Daya Air (SDA) atau Unit Pelaksana Teknis (UPT) Jalan dan Drainase Lingkungan dan kita sesuaikan dengan anggaran. Jika memang tidak bisa diintervensi tahun 2019, bisa kita masukkan ke anggaran 2020, yang penting datanya sudah masuk," jelasnya.

Pihaknya juga meminta warga untuk menyerahkan data lokasi yang berpotensi terjadi genangan atau banjir di wilayah masing-masing. Menurutnya, ini perlu diantisipasi, agar genangan tidak meluas hingga ke wilayah di sekitarnya. "Mudah-mudahan Musrenbang 2018 ini bisa menghasilkan usulan pembangunan yang merata di Kota Depok," katanya.

Disisi lain, dinasnya juga akan menormalisasi tiga situ. Ketiganya akan mendapatkan perhatian khusus, mengingat fungsinya sangat strategis dalam upaya pencegahan banjir dan memiliki potensi wisata yang menjanjikan. (Baca Juga: Perbaiki Jembatan Gantung, Pemkot Depok Siap Bersinergi dengan DKI
"Tiga situ yang menjadi prioritas penanganan kami adalah Situ Pengasinan Kecamatan Sawangan, Situ Cilodong Kecamatan Cilodong dan Situ Pladen Kecamatan Beji. Ketiganya akan mendapat penanganan serius dari kami, mengingat sedimen lumpurnya sudah cukup tinggi dan harus segera dilakukan pengangkatan," katanya.

Dia menyebut, selain memiliki fungsi penampungan air, keberadaan situ saat ini juga telah menjadi destinasi wisata. Seperti Situ Cilodong misalnya, sehingga mengharuskan situ tersebut dinormalisasi. Ini dilakukan untuk menjamin kenyamanan pengunjung menikmati keindahannya. "Situ Cilodong saat ini menjadi destinasi wisata, untuk itu butuh penanganan khusus," tambahnya.

Manto mengaku kegiatan normalisasi butuh kesabaran. Pasalnya, akses jalan untuk menuju Situ Pladen misalnya, tidak menunjang sehingga menyulitkan alat berat sampai ke lokasi.

"Situ Pladen ini butuh penanganan serius, tapi aksesnya sulit. Namun, tetap akan kita upayakan tahun ini. Mudah-mudahan kegiatan ini dapat berjalan sebagaimana mestinya sehingga dapat mewujudkan Depok sebagai kota yang nyaman, sesuai dengan salah satu visi Kota Depok," pungkasnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7569 seconds (0.1#10.140)