Proyek MRT Dilanjutkan dari Lebak Bulus sampai Rawa Buntu

Selasa, 23 Januari 2018 - 13:17 WIB
Proyek MRT Dilanjutkan dari Lebak Bulus sampai Rawa Buntu
Proyek MRT Dilanjutkan dari Lebak Bulus sampai Rawa Buntu
A A A
TANGERANG SELATAN - Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melanjutkan pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) hingga ke Rawa Buntu, Serpong.

Permintaan ini disampaikan Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno beberapa waktu lalu. Mungkinkah? Sejauh ini Pemprov DKI masih mengkaji penyambungan proyek pembangunan MRT tersebut hingga Tangsel. Salah satunya menunggu kajian Feasibility Study (FS) yang akan dibuat pihak MRT.

Setelah kajian FS selesai, baru diputuskan apakah proyek MRT layak diteruskan hingga Tangsel atau tidak. “Hampir 50% warga Tangsel bekerja di Jakarta. Karena itu, kami membahas rencana perpanjangan MRT hingga Tangsel. Pak Wagub tertarik dengan konsep yang ada dan menginstruksikan timnya melakukan langkah-langkah pembuatan FS dan turunannya agar bisa diselesaikan pada 2018,” kata Airin, kepada KORAN SINDO.

Dia mengatakan pihaknya menawarkan agar MRT Lebak Bulus dibangun hingga ke Rawa Buntu dengan empat trase sebagai alternatif, yakni trase Lebak Bulus-Cisauk, Lebak Bulus-Ciputat-Cimanggis-Rawa Buntu, trase Lebak Bulus-Puspemkot Tangsel-Rawa Buntu, dan terakhir trase Lebak Bulus-Serpong-Rawa Buntu.

“Perpanjangan MRT prosesnya sangat dipengaruhi oleh pembebasan lahan dan untuk itu trasenya masih belum disepakati. Ini bisa menjadi kesepakatan Pemkot Tangsel dengan DKI Jakarta tentang adanya transportasi yang terintegrasi dengan moda MRT.

Jadi, masih perlu dilakukan langkah-langkah lain,” kata Airin. Sekretaris Dinas Perhubungan (Sekdishub) Kota Tangsel Aplahunajat mengatakan hingga saat ini pihaknya masih menunggu kelanjutan dari FS yang dibuat pihak MRT yang ditargetkan rampung pada 2018 ini.

Termasuk penandatanganan kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dalam proyek tersebut. “Yang saya tahu, pihak PT MRT sudah membuat pra-FS. Selanjutnya, kerja sama dilakukan dalam kerangka PKBU.

Untuk bentuk kerja samanya seperti apa, langsung tanyakan ke Kepala Seksi Pengembangan dan Pelayanan Angkutan Dishub Tangsel Martha Lena, ya,” kata Aplah, saat dihubungi KORAN SINDO, beberapa waktu lalu. Sementara itu, Kepala Seksi Pengembangan dan Pelayanan Angkutan Dishub Tangsel Martha Lena membenarkan bahwa kajian kelayakan MRT akses sampai Serpong, Tangsel, akan dilaksanakan oleh PT MRT Jakarta.

Sementara pihaknya hanya menunggu dan menyiapkan pelaksanaan teknis pembangunan megaproyek tersebut. “Pak Wagub DKI mendukung usulan Pemkot Tangsel terkait perpanjangan trase MRT Lebak Bulus menuju Kota Tangsel. Untuk FS dan persiapannya target tahun ini selesai.

Ada empat trase usulan dari PT MRT dengan trase terpendek 14 km dan terpanjang 20 km,” kata Martha, saat dihubungi KORAN SINDO. Dia mengatakan pemilihan trase mana yang akan dipakai nanti dan jenis moda yang digunakan akan disesuaikan dengan kajian FS.

Dengan demikian, MRT masih belum pasti diperpanjang atau tidak. Sebab, masih ada moda transportasi lain yang akan ditawarkan. Tinggal selanjutnya kesiapan dari Pemkot Tangsel. “Pemilihan terhadap trase mana dan jenis moda apa yang akan digunakan, nanti akan disesuaikan dengan hasil kajian FS. Kami akan melakukan skema KPBU dengan prakarsa badan usaha.

Jadi, tahapan-tahapannya yang kita laksanakan akan disesuaikan dengan tahapan atau aturan kerja sama skema KPBU,” paparnya. Dia mengatakan skema KPBU diatur berdasarkan PP 38/2015 tentang Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha. KPBU sendiri merupakan kerja sama pemerintah dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur untuk kepentingan umum.

Nilai investasi yang akan disiapkan untuk proyek itu masih belum diketahui. “Tujuan KPBU untuk mencukupi kebutuhan pendanaan secara berkelanjutan dalam penyediaan infrastruktur melalui pengerahan dana swasta, mewujudkan penyediaan infrastruktur yang berkualitas, efektif, efisien, tepat sasaran, dan tepat waktu, serta menciptakan iklim investasi yang sehat,” papar Martha.

Dengan KPBU itu, pemerintah akan mendapatkan keuntungan berupa efisiensi anggaran melalui pendekatan analisis biaya yang meliputi seluruh umur proyek (whole life cycle costing) dan dapat lebih memberikan insentif bagi swasta untuk memonitor serta menjaga kinerja layanan infrastrukturnya secara maksimal.

Selain MRT, proyek DKI Jakarta yang dinyatakan sudah berhasil menembus Tangerang adalah elevated busway Ciledug-Tendean. Kota Tangsel yang akan mengikuti tetangganya yang lebih maju itu diharapkan bisa mencontoh skema yang telah dibuat Pemkot Tangerang dalam menggolkan proyek DKI hingga ke Tangerang itu.

“Kalau kami, komunikasinya sudah lama. Jauh sebelum proyek itu sampai Ciledug, kami telah melakukan pertemuan rutin, bukan dengan Pemprov DKI, tapi juga dengan Kementerian Perhubungan dan kementerian lainnya,” kata Kasubag Humas dan Protokol Pemkot Tangerang Felix Mulyawan, kepada KORAN SINDO.

Dia menjelaskan, kajian FS juga dibuat sendiri oleh Pemkot Tangerang, berikut dengan infrastruktur jalan dan lahan yang digunakan sebagai pemberhentian terakhir moda transportasi massal itu. “Kajian FS juga kami yang buat semua. Bahkan, setahun sebelum proyek itu jadi, FS-nya sudah jadi dan matang,” tuturnya.

Menurutnya, tidak bisa dimungkiri jika kebutuhan masyarakat Kota Tangerang maupun Tangsel terhadap moda transportasi massal sangat besar. Pihaknya sangat mendukung upaya yang dilakukan Pemkot Tangsel dalam menyambungkan proyek MRT hingga ke Rawa Buntu demi kepentingan publik yang sangat tinggi. (Hasan Kurniawan)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9160 seconds (0.1#10.140)