Petakan Persoalan, Kang AW: Kita Harus Perhatikan Pinggiran Bogor
A
A
A
BOGOR - Calon Bupati Bogor 2018-2023 Ade Wardhana Adinata menegaskan tentang pentingnya pemerataan pembangunan Kabupaten Bogor. Pasalnya, selama ini pembangunan Kabupaten Bogor hanya terpusat di satu kawasan saja.
"Kita harus memperhatikan masyarakat di pinggiran kabupaten yang potret kehidupannya masih di bawah garis kemiskinan. Bukan hanya membangun dari pusat saja, tapi harus merata," paparnya usai kegiatan bakti sosial pembagian 300 paket beras di Kampung/Desa Wanaherang, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Kamis 11 Januari 2018.
Ade juga menyempatkan berdialog bersama ratusan warga Desa Warnaherang, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, di tengah kesibukannya yang tengah harus menjalani tes kesehatan sebagai salah satu syarat dalam kontestasi Pilbup 2018, Kamis 11 Januari 2018.
Berdasarkan pantauan, Ade yang berpasangan dengan birokrat senior Kabupaten Bogor Asep Ruhiyat ini melakukan dialog dua arah. Selain menyampaikan program, Ade yang biasa disapa Kang AW ini juga mendengarkan sejumlah keluhan warga Desa Wanaherang yang selama ini terpendam.
Sesekali Ade berkelakar sekedar mencairkan suasana. Dialog ringan itu pun berjalan santai dan disambut antusias ratusan warga. "Ini sebagai sarana sosialisasi, ajang komunikasi saya dengan masyarakat secara langsung," ungkap Ade yang juga menjabat sebagai Ketua DPW Partai Perindo Jawa Barat ini.
Dia menambahkan, dengan dialog tersebut dirinya bisa memetakan masalah-masalah warga yang selama ini terjadi di sekeliling mereka. "Di sini saya coba memetakan masalah yang ada di lapangan. Ini sebagai input positif dari masyarakat, apapun keluhan saya dengarkan dan menjadi bahan untuk perbaikan ke depan jika kami terpilih," katanya.
Permasalahan yang paling fundamental di Wanaherang, lanjut Ade, berkaitan dengan layanan kesehatan, pendidikan hingga lapangan kerja. "Adapun BPJS masyarakat mengaku masih kesulitan dalam menempuh prosedur dan mekanismenya," imbuhnya.
Kaitan dengan lapangan pekerjaan, Ade menerima keluhan warga lokal Wanaherang yang hanya menjadi penonton bagi ratusan industri yang ada di sekitar lingkungan mereka.
"Karena mereka keterbatasan soft skill dan hard skill ini menjadi catatan bagaimana kami akan membangun pusat pelatihan di tingkat desa atau kecamatan, seperti pelatihan bahasa asing, perbengkelan, manufaktur, jahit dan lain sebagainya. Dengan ini SDM di Kabupaten Bogor bisa meningkat dan bersiang. Karena 80 persen diisi tenaga kerja pendatang," paparnya.
"Kita harus memperhatikan masyarakat di pinggiran kabupaten yang potret kehidupannya masih di bawah garis kemiskinan. Bukan hanya membangun dari pusat saja, tapi harus merata," paparnya usai kegiatan bakti sosial pembagian 300 paket beras di Kampung/Desa Wanaherang, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Kamis 11 Januari 2018.
Ade juga menyempatkan berdialog bersama ratusan warga Desa Warnaherang, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, di tengah kesibukannya yang tengah harus menjalani tes kesehatan sebagai salah satu syarat dalam kontestasi Pilbup 2018, Kamis 11 Januari 2018.
Berdasarkan pantauan, Ade yang berpasangan dengan birokrat senior Kabupaten Bogor Asep Ruhiyat ini melakukan dialog dua arah. Selain menyampaikan program, Ade yang biasa disapa Kang AW ini juga mendengarkan sejumlah keluhan warga Desa Wanaherang yang selama ini terpendam.
Sesekali Ade berkelakar sekedar mencairkan suasana. Dialog ringan itu pun berjalan santai dan disambut antusias ratusan warga. "Ini sebagai sarana sosialisasi, ajang komunikasi saya dengan masyarakat secara langsung," ungkap Ade yang juga menjabat sebagai Ketua DPW Partai Perindo Jawa Barat ini.
Dia menambahkan, dengan dialog tersebut dirinya bisa memetakan masalah-masalah warga yang selama ini terjadi di sekeliling mereka. "Di sini saya coba memetakan masalah yang ada di lapangan. Ini sebagai input positif dari masyarakat, apapun keluhan saya dengarkan dan menjadi bahan untuk perbaikan ke depan jika kami terpilih," katanya.
Permasalahan yang paling fundamental di Wanaherang, lanjut Ade, berkaitan dengan layanan kesehatan, pendidikan hingga lapangan kerja. "Adapun BPJS masyarakat mengaku masih kesulitan dalam menempuh prosedur dan mekanismenya," imbuhnya.
Kaitan dengan lapangan pekerjaan, Ade menerima keluhan warga lokal Wanaherang yang hanya menjadi penonton bagi ratusan industri yang ada di sekitar lingkungan mereka.
"Karena mereka keterbatasan soft skill dan hard skill ini menjadi catatan bagaimana kami akan membangun pusat pelatihan di tingkat desa atau kecamatan, seperti pelatihan bahasa asing, perbengkelan, manufaktur, jahit dan lain sebagainya. Dengan ini SDM di Kabupaten Bogor bisa meningkat dan bersiang. Karena 80 persen diisi tenaga kerja pendatang," paparnya.
(mhd)