Pemkot Bekasi Mulai Bangun Rumah Sakit Khusus Paru

Selasa, 09 Januari 2018 - 23:32 WIB
Pemkot Bekasi Mulai...
Pemkot Bekasi Mulai Bangun Rumah Sakit Khusus Paru
A A A
BEKASI - Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi mengalokasikan anggaran sebesar Rp70 miliar pada 2018 ini untuk membangun rumah sakit khusus pelayanan pasien penderita paru. Pembangunan rumah sakit tersebut sudah dimulai sejak Desember lalu.

Kabid Bangunan dan Gedung pada Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Kota Bekasi, Inryd Arieswati mengatakan, pembangunan gedung rumah sakit empat lantai di Jalan Mayor Oking, Bekasi Timur tersebut menggunakan anggaran tahun jamak.

”Kami target pembangunan rumah sakit itu rampung pada akhir tahun ini,” kata Arieswati pada Selasa (9/1/2018). Menurutnya, target pemerintah pada 2019 mendatang, rumah sakit ini sudah bisa digunakan untuk melayani warga Bekasi dan sekitarnya. Sebab, rumah sakit ini dikhususkan untuk penyakit paru.

Arieswati menjelaskan, pemerintah telah membebaskan lahan seluas 1.533 meter persegi untuk menunjang pembangunan rumah sakit itu. Dengan luas yang ada itu, gedung baru tersebut bisa melayani pasien rawat inap hingga 100 orang lebih khusus penderita pasien paru.

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menambahkan, pembangunan rumah sakit khusus paru untuk memudahkan warganya memperoleh layanan kesehatan penyakit tersebut.”Tidak perlu lagi berobat ke luar daerah, karena nanti sudah ada rumah sakit khusus,” ujar Rahmat pada wartawan.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Dezi Syukrawati mengatakan setiap tahun angka suspek penyakit Tuberkulosis (TB) Paru cukup tinggi. Tahun 2014 tercatat sebanyak 9.204 pasien, 2015 sebanyak 12.831 pasien dan 2016 tercatat sebanyak 11.960 pasien.

Meski tinggi, kata dia, progres penyembuhan penderita penyakit itu cukup baik, grafiknya terus meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Catatannya, pada tahun 2014, penyembuhan pasien penyakit TB mencapai 77,5 persen, tahun 2015 74 persen, sedangkan 2016 menembus 84.

”Target penyembuhan minimal 85%,” katanya. Selain itu, kata dia, belum memenuhi target bukan berarti pasien yang berobat meninggal dunia. Melainkan pasien itu belum sembuh total, sehingga harus melakukan pengecekan rutin ke poli paru untuk memantau penyakit yang dideritanya.

Ratusan pasien penderita penyakit paru tercatat menjalani rawat jalan di Poliklinik Paru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Chasbullah Kota Bekasi tiap hari. Bahkan, 20 pasien di antaranya terpaksa masuk daftar pasien rawat inap tersebut.

Direktur Utama RSUD Kota Bekasi, Kusnanto Saidi mengatakan gedung khusus untuk melayani pasien penyakit paru cukup dibutuhkan. Menurut dia, setiap hari hampir 100 orang mengantre berobat di poli paru.”Penanganan juga harus khusus,” katanya.

Bahkan, penanganan pasien penderita penyakit yang menyerang alat pernapasan tersebut juga membutuhkan ruang isolasi. Sebab, penyakit yang menyebar lewat udara tersebut bisa membahayakan pasien lainnya.”Gedung khusus harus dilengkapi dengan bronkospi dan lain-lain,” ucapnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1121 seconds (0.1#10.140)