Tangsel Suspect Difteri, 470 Ribu Anak Akan Divaksinasi
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Siswa SD Nur Fatahillah, di Jalan H Jamat, Buaran, Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), mengalami suspect difteri. Para siswa sudah menjalani perawatan di puskesmas setempat.
Kepala Puskesmas Rawa Buntu Hartono Mulyono mengatakan, pihaknya langsung bergerak melakukan upaya pencegahan, dengan memberikan vaksin tetanus difteri kepada 850 siswa SD Nur Fatahillah.
"Siswa yang terkena suspect sekolah di sini, tapi tinggalnya di daerah Cisauk. Sekarang masih dirawat," kata Hartono, di sela-sela kegiatan vaksinasi siswa SD Nur Fatahillah, Buaran, Selasa (12/12/2017).
Langkah itu diambil sebagai tindak lanjut dari kasus difteri yang terjadi di Provinsi Banten. Untuk wilayah Tangsel sendiri, sebelumnya telah dinyatakan suspect dan salah satu titiknya berada di Rawa Buntu.
Meski demikian, Hartono mengaku masih ada orang tua yang melarang anaknya divaksin tetanus difteri. Untuk itu, pihaknya akan melakukan upaya pendekatan kepada para orang tua tentang pentingnya vaksin itu.
"Nanti kita siasati melalui orang tuanya. Tapi kan jumlahnya enggak banyak yang menangis dan menolak disuntik. Target kita di sekolah ini 850 siswa," katanya.
Pemberian vaksin tetanus difteri juga dilakukan di TK Negeri 5 Benda Baru. Tidak seperti di SD Nur Fatahillah, para orang tua siswa di TK ini sangat antusias mengikuti vaksin difteri untuk anak-anaknya.
Nadia (26), orang tua siswa mengaku untuk mengikuti vaksin difteri ini sampai izin bekerja. Dia ingin menemani buah batinya disuntik vaksin tetanus difteri dan melihat langsung proses vaksinasi itu.
"Saat dikabari pihak TK akan ada vaksinasi difteri di sekolah, saya langsung mengajukan izin kerja, dan menemani anak saya disuntik. Saya sangat khawatir dan takut juga tertular," ungkap Nadia.
Ibu dua orang anak ini mengaku banyak mengetahui virus difteri itu dari media dan teman-temannya. Ia sadar virus tersebut sangat berbahaya, apalagi bisa menyebabkan kematian pada anak.
Plt Kepala TK Negeri Pembina 5 Tirta Tri Sabdani mengatakan, pihaknya sudah menyosialisasikan vaksinasi difteri ini kepada seluruh orang tua siswa jauh-jauh hari, dan mendapat respons positif.
"Alhamdulillah tidak ada penolakan dari para orang tua, semua setuju anaknya divaksinasi. Ada 34 siswa yang hari ini divaksin. Reaksi anak-anak lucu, ada yang berani, dan takut," sebutnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Suhara Manulang mengatakan, berdasarkan surat edaran Kementerian Kesehatan, Kota Tangsel masuk zona KLB kasus difteri. Karenanya vaksinasi perlu dilakukan di daerah ini.
"Fokus vaksinasinya pada anak usia 1 sampai 19 tahun. Mulai dari TK, SD sampai SMA, begitupun sekolah madrasah. Vaksinasi akan kami kejar hingga sebelum masuk libur sekolah," jelasnya.
Vaksinasi bisa dilakukan di seluruh posyandu dan puskesmas. Untuk pendaftarannya dimulai sejak pukul 07.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB. Targetnya 470. 000 anak akan divaksin.
"Pemberian vaksin ini dilakukan secara bergelombang, mulai Desember 2017, Januari 2017, dan Juli 2018. Sasaran kami selama tiga gelombang itu 470.000 anak bisa tervaksinasi," pungkas Suhara.
Kepala Puskesmas Rawa Buntu Hartono Mulyono mengatakan, pihaknya langsung bergerak melakukan upaya pencegahan, dengan memberikan vaksin tetanus difteri kepada 850 siswa SD Nur Fatahillah.
"Siswa yang terkena suspect sekolah di sini, tapi tinggalnya di daerah Cisauk. Sekarang masih dirawat," kata Hartono, di sela-sela kegiatan vaksinasi siswa SD Nur Fatahillah, Buaran, Selasa (12/12/2017).
Langkah itu diambil sebagai tindak lanjut dari kasus difteri yang terjadi di Provinsi Banten. Untuk wilayah Tangsel sendiri, sebelumnya telah dinyatakan suspect dan salah satu titiknya berada di Rawa Buntu.
Meski demikian, Hartono mengaku masih ada orang tua yang melarang anaknya divaksin tetanus difteri. Untuk itu, pihaknya akan melakukan upaya pendekatan kepada para orang tua tentang pentingnya vaksin itu.
"Nanti kita siasati melalui orang tuanya. Tapi kan jumlahnya enggak banyak yang menangis dan menolak disuntik. Target kita di sekolah ini 850 siswa," katanya.
Pemberian vaksin tetanus difteri juga dilakukan di TK Negeri 5 Benda Baru. Tidak seperti di SD Nur Fatahillah, para orang tua siswa di TK ini sangat antusias mengikuti vaksin difteri untuk anak-anaknya.
Nadia (26), orang tua siswa mengaku untuk mengikuti vaksin difteri ini sampai izin bekerja. Dia ingin menemani buah batinya disuntik vaksin tetanus difteri dan melihat langsung proses vaksinasi itu.
"Saat dikabari pihak TK akan ada vaksinasi difteri di sekolah, saya langsung mengajukan izin kerja, dan menemani anak saya disuntik. Saya sangat khawatir dan takut juga tertular," ungkap Nadia.
Ibu dua orang anak ini mengaku banyak mengetahui virus difteri itu dari media dan teman-temannya. Ia sadar virus tersebut sangat berbahaya, apalagi bisa menyebabkan kematian pada anak.
Plt Kepala TK Negeri Pembina 5 Tirta Tri Sabdani mengatakan, pihaknya sudah menyosialisasikan vaksinasi difteri ini kepada seluruh orang tua siswa jauh-jauh hari, dan mendapat respons positif.
"Alhamdulillah tidak ada penolakan dari para orang tua, semua setuju anaknya divaksinasi. Ada 34 siswa yang hari ini divaksin. Reaksi anak-anak lucu, ada yang berani, dan takut," sebutnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Suhara Manulang mengatakan, berdasarkan surat edaran Kementerian Kesehatan, Kota Tangsel masuk zona KLB kasus difteri. Karenanya vaksinasi perlu dilakukan di daerah ini.
"Fokus vaksinasinya pada anak usia 1 sampai 19 tahun. Mulai dari TK, SD sampai SMA, begitupun sekolah madrasah. Vaksinasi akan kami kejar hingga sebelum masuk libur sekolah," jelasnya.
Vaksinasi bisa dilakukan di seluruh posyandu dan puskesmas. Untuk pendaftarannya dimulai sejak pukul 07.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB. Targetnya 470. 000 anak akan divaksin.
"Pemberian vaksin ini dilakukan secara bergelombang, mulai Desember 2017, Januari 2017, dan Juli 2018. Sasaran kami selama tiga gelombang itu 470.000 anak bisa tervaksinasi," pungkas Suhara.
(thm)