Puluhan Puskesmas di Bekasi Berikan Layanan Gratis Vaksin Difteri
A
A
A
BEKASI - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi membuka layanan vaksinasi untuk penyakit difteri diwilayahnya mulai Senin (11/12/2017). Vaksin ini diberikan secara gratis, menyusul adanya status kejadian luar biasa (KLB) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) karena penyakit ini merebak di sejumlah daerah Indonesia.
"Vaksinasi untuk diberikan secara gratis di 31 Puskesmas yang tersebar di 12 Kecamatan," ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Dezi Syukrawati.
Menurutnya, layanan vaksin gratis ini dilakukan hingga Juni 2018 mendatang. Saat ini, kata dia, pemerintah daerah masih memiliki stok vaksin difteri tetanus (Dt) dan tetanus difteri (Td) di seluruh puskesmas. Meski jenis vaksin ini memiliki perbedaan dengan jenis vaksin biasa yakni difteri, pertusis dan tetanus (DPT), namun terdapat kandungan kekebalan tubuh terhadap penyakit difteri.
"Vaksin ini tetap bisa digunakan untuk kekebalan anak terhadap penyakit difteri yang mulai menyerang sejak beberapa pekan terakhir," katanya.
Selain di Puskesmas, vaksinasi Dt dan Td juga bisa dilakukan di sejumlah sekolah. Sebab, kegiatan bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) sampai akhir Desember.
Dezi merinci, vaksin Dt digunakan untuk anak usia lima sampai tujuh tahun, sedangkan vaksin Td untuk usia tujuh sampai 19 tahun. Sedangkan, kata dia, DPT itu untuk usia setahun sampai lima tahun. Sementara jumlah sasaran anak yang mengikuti vaksinasi ini mencapai 900.000 orang.
Jumlahnya terdiri dari anak usia 1 tahun hingga 19 tahun. Untuk mempercepat program ini, pihaknya telah mengajukan penambahan jumlah vaksin ke Kementerian Kesehatan. Namun dia memprediksi, botol vaksin yang diterima hanya 90.000 botol. Sebab satu botol itu bisa digunakan hingga 10 anak.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Kusnanto Saidi menambahkan, program vaksinasi ini akan dilakukan selama tiga tahap. Tahap pertama dilakukan di bulan Desember, tahap kedua dilakukan di bulan Januari dan terakhir di bulan Juni. "Pemberian vaksin ada tingga jenjang," tambahnya.
Menurutnya, bagi balita berusia 1 tahun tetap harus mengikuti program ini, meski sebelumnya dia sudah divaksin sampai tiga tahap. Balita yang berusia 2 tahun, akan mengikuti program ini untuk kedua kalinya. Bahkan, balita harus mendapat vaksin ulang di usia 1 tahun untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
Bahkan, kata dia, penyakit ini sangat mematikan bila terlambat ditangani. Sepanjang 2017, sudah ada 12 warga Kota Bekasi yang terkena penyakit ini. Empat orang di antaranya berusia dewasa, sedangkan delapan orang sisanya adalah anak-anak. "Tapi belum ada yang meninggal di Bekasi," tukasnya.
"Vaksinasi untuk diberikan secara gratis di 31 Puskesmas yang tersebar di 12 Kecamatan," ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Dezi Syukrawati.
Menurutnya, layanan vaksin gratis ini dilakukan hingga Juni 2018 mendatang. Saat ini, kata dia, pemerintah daerah masih memiliki stok vaksin difteri tetanus (Dt) dan tetanus difteri (Td) di seluruh puskesmas. Meski jenis vaksin ini memiliki perbedaan dengan jenis vaksin biasa yakni difteri, pertusis dan tetanus (DPT), namun terdapat kandungan kekebalan tubuh terhadap penyakit difteri.
"Vaksin ini tetap bisa digunakan untuk kekebalan anak terhadap penyakit difteri yang mulai menyerang sejak beberapa pekan terakhir," katanya.
Selain di Puskesmas, vaksinasi Dt dan Td juga bisa dilakukan di sejumlah sekolah. Sebab, kegiatan bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) sampai akhir Desember.
Dezi merinci, vaksin Dt digunakan untuk anak usia lima sampai tujuh tahun, sedangkan vaksin Td untuk usia tujuh sampai 19 tahun. Sedangkan, kata dia, DPT itu untuk usia setahun sampai lima tahun. Sementara jumlah sasaran anak yang mengikuti vaksinasi ini mencapai 900.000 orang.
Jumlahnya terdiri dari anak usia 1 tahun hingga 19 tahun. Untuk mempercepat program ini, pihaknya telah mengajukan penambahan jumlah vaksin ke Kementerian Kesehatan. Namun dia memprediksi, botol vaksin yang diterima hanya 90.000 botol. Sebab satu botol itu bisa digunakan hingga 10 anak.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Kusnanto Saidi menambahkan, program vaksinasi ini akan dilakukan selama tiga tahap. Tahap pertama dilakukan di bulan Desember, tahap kedua dilakukan di bulan Januari dan terakhir di bulan Juni. "Pemberian vaksin ada tingga jenjang," tambahnya.
Menurutnya, bagi balita berusia 1 tahun tetap harus mengikuti program ini, meski sebelumnya dia sudah divaksin sampai tiga tahap. Balita yang berusia 2 tahun, akan mengikuti program ini untuk kedua kalinya. Bahkan, balita harus mendapat vaksin ulang di usia 1 tahun untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
Bahkan, kata dia, penyakit ini sangat mematikan bila terlambat ditangani. Sepanjang 2017, sudah ada 12 warga Kota Bekasi yang terkena penyakit ini. Empat orang di antaranya berusia dewasa, sedangkan delapan orang sisanya adalah anak-anak. "Tapi belum ada yang meninggal di Bekasi," tukasnya.
(mhd)