Jakarta Barat dan Utara Disebut Rawan Virus Difteri
A
A
A
JAKARTA - Penyakit virus Difteri yang menjamur di 20 provinsi di Indonesia terjadi di Jakarta. Dari enam wilayah yang ada, daerah Jakarta Barat dan Jakarta Utara masuk dalam wilayah yang rawan.
Hal itu diungkapkan Kepala Suku Dinas (Kasudin) Kesehatan Jakarta Barat Weningtyas Purnomo Rini saat dihubungi KORAN SINDO, Minggu (10/12/2017) sore. Dia mengatakan, sepanjang tahun 2017 setidaknya ada sembilan orang terjangkit penyakit difteri, satu orang di antaranya, balita berumur empat tahun meninggal dunia di Kembangan. "Kejadian terjadi di bulan Februari lalu," jelas Weningtyas.
Weningtyas memaparkan difteri adalah penyakit menular akibat bakteri Corynebacterium Diptheriae yang mudah sekali menular melalui batuk atau bersin. Bakteri ini bersarang di tenggorokan dan hidung sehingga membentuk selaput putih dan tebal yang lama-lama menutupi saluran napas.
Bakteri juga bisa mengeluarkan racun atau toksin yang bisa melumpuhkan otot jantung, dan saraf. Itu yang kemudian menjadi sebab kematian. Difteri bisa menyerang bayi, anak-anak, dan paling banyak balita dan usia sekolah, serta remaja.
Kasus ini, kata Weningtyas telah menjadi kasus luar biasa (KLB) di Jakarta Barat. Karena itu beragam cara bakal dilakukan dinas kesehatan untuk mencegah penyakit ini menyebar.
Salah satunya dengan menebar imunisasi massal bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dan instansi lainnya dalam Outbreak Response Imunization (ORI) difteri, di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 33 Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, pada Senin 11 Desember 2017.
"Itu serentak digelar, tapi pencanangan ORI pertama kali digelarnya di SMAN 33 Cengkareng. Nantinya, akan hadir Menteri Kesehatan (Menkes) RI (Prof Dr dr Nila Djuwita F Moeloek), dan Gubernur DKI Jakarta (Anies Rasyid Baswedan)," tuturnya.
Program lainnya yang dilakukan yakni menggerakan sejumlah SKPD dan UKPD untuk melakukan sosialisasi ke masyarakat dan mempersiapkan ORI di tempat lain. Termasuk menyiapkan micro planning di tingkat RT dan RW.
Sementara kondisi tak jauh beda juga terjadi di Jakarta Utara. Sembilan orang tengah terjangkit penyakit itu. Beberapa diantara kini tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
"Terbanyak itu, yakni di Kecamatan Koja hingga empat kasus," tutur Kasudin Kesehatan Jakarta Utara, Helmi.
Selain Koja, penyakit ini menyerang dua warga di Tanjung Priok, dan sisanya masing-masing seorang di Pademangan, Cilincing, dan Penjaringan. Kesemua orang itu kini kondisinya masih selamat.
Agar kejadian nantinya tak bertambah buruk, puskesmas tingkat kecamatan bergerak. Mereka menyisir dan melakukan pendataan di rumah rumah warga mendata dan menyiapkan operasi massal di gelar.
"Pelaksanaanya itu berada pada tingkat Puskesmas, dengan menyisir seluruh sekolah dan pemukiman warga," tutupnya.
Hal itu diungkapkan Kepala Suku Dinas (Kasudin) Kesehatan Jakarta Barat Weningtyas Purnomo Rini saat dihubungi KORAN SINDO, Minggu (10/12/2017) sore. Dia mengatakan, sepanjang tahun 2017 setidaknya ada sembilan orang terjangkit penyakit difteri, satu orang di antaranya, balita berumur empat tahun meninggal dunia di Kembangan. "Kejadian terjadi di bulan Februari lalu," jelas Weningtyas.
Weningtyas memaparkan difteri adalah penyakit menular akibat bakteri Corynebacterium Diptheriae yang mudah sekali menular melalui batuk atau bersin. Bakteri ini bersarang di tenggorokan dan hidung sehingga membentuk selaput putih dan tebal yang lama-lama menutupi saluran napas.
Bakteri juga bisa mengeluarkan racun atau toksin yang bisa melumpuhkan otot jantung, dan saraf. Itu yang kemudian menjadi sebab kematian. Difteri bisa menyerang bayi, anak-anak, dan paling banyak balita dan usia sekolah, serta remaja.
Kasus ini, kata Weningtyas telah menjadi kasus luar biasa (KLB) di Jakarta Barat. Karena itu beragam cara bakal dilakukan dinas kesehatan untuk mencegah penyakit ini menyebar.
Salah satunya dengan menebar imunisasi massal bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dan instansi lainnya dalam Outbreak Response Imunization (ORI) difteri, di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 33 Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, pada Senin 11 Desember 2017.
"Itu serentak digelar, tapi pencanangan ORI pertama kali digelarnya di SMAN 33 Cengkareng. Nantinya, akan hadir Menteri Kesehatan (Menkes) RI (Prof Dr dr Nila Djuwita F Moeloek), dan Gubernur DKI Jakarta (Anies Rasyid Baswedan)," tuturnya.
Program lainnya yang dilakukan yakni menggerakan sejumlah SKPD dan UKPD untuk melakukan sosialisasi ke masyarakat dan mempersiapkan ORI di tempat lain. Termasuk menyiapkan micro planning di tingkat RT dan RW.
Sementara kondisi tak jauh beda juga terjadi di Jakarta Utara. Sembilan orang tengah terjangkit penyakit itu. Beberapa diantara kini tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
"Terbanyak itu, yakni di Kecamatan Koja hingga empat kasus," tutur Kasudin Kesehatan Jakarta Utara, Helmi.
Selain Koja, penyakit ini menyerang dua warga di Tanjung Priok, dan sisanya masing-masing seorang di Pademangan, Cilincing, dan Penjaringan. Kesemua orang itu kini kondisinya masih selamat.
Agar kejadian nantinya tak bertambah buruk, puskesmas tingkat kecamatan bergerak. Mereka menyisir dan melakukan pendataan di rumah rumah warga mendata dan menyiapkan operasi massal di gelar.
"Pelaksanaanya itu berada pada tingkat Puskesmas, dengan menyisir seluruh sekolah dan pemukiman warga," tutupnya.
(mhd)