Hutan Kota Srengseng, Miniatur Hutan Nasional

Selasa, 14 November 2017 - 09:04 WIB
Hutan Kota Srengseng, Miniatur Hutan Nasional
Hutan Kota Srengseng, Miniatur Hutan Nasional
A A A
JAKARTA - Mencari pembelajaran hutan biotik tumbuhan tak perlu jauh jauh ke kaki gunung. Di Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, Hutan Kota Srengseng (HKS) juga bisa menjadi sarana untuk belajar. Setiap harinya, puluhan mahasiswa belajar mulai dari siang hingga sore hari. Mereka diajarin menanam dan merawat pohon hingga membiarkan tanaman hidup dengan sendiri.

Pantauan KORAN SINDO, kawasan yang berada di kawasan masih terbilang asri, tanaman dibiarkan tumbuh dan tumbang secara alamiah. Tak ada pembabatan maupun perapihan. Kawasan hutan kota pun dibiarkan tumbuh layaknya hutan di kaki gunung, tanaman liar dibiarkan menjalar apa adanya.

Paping blok pejalan kaki pun dibiarkan di penuhi lumut hijau yang licin. Penerangan lampu dibiarkan mati, begitupun dengan danau yang dibiarkan menjadi habitat ikan secara liar. Rimbunnya hutan terlihat dengan kondisi daun daun dan batang pohon yang membuat terowongan diantara pejalan kaki.

Suasana kian sejuk dengan angin yang berhembus dengan sepoy. Meski tak memiliki kursi kursi pengunjung, kawasan itu tak sepi dari warga. Banyak masyarakat terlihat beraktivitas, mulai dari memancing dan mencari ranting pohon yang tumbang.

HKS sejak perubahan tahun 1995 mengalami banyak perubahan. Di lahan 15 hektare ini sedikitnya ada 4.800 pohon yang sudah ditanam, di antaranya Gaharu, Meranti, Merbau, Snokling, Jigong (kuning), Alkesa, Kayu hitam, Eboni, dan Cempaka.

Pengurus hutan kota, Iwa Kustiwa, mengatakan, pihaknya sengaja membiarkan hutan kota sebagai hutan nasional. Tak ada perapihan hutan, maupun pembabatan tanaman liar, ekosistem dibiarkan hidup dengan sendirinya. "Jadi ketika pohon tumbang, kami tidak memotong motong batangnya. Kami biarkan apa adanya, lumut pun dibiarkan di batang pohon," tutur Iwa ketika ditemui di Hutan Srengseng.

Terhadap ribuan pohon yang ada, Iwa mengatakan lebih 40% merupakan pohon hutan, sementara sisanya merupakan pohon biasa. Artinya, pembelajaran tentang habitat hutan lindung di kaki gunung bisa didapat di HKS. "Disini juga masih terdapat ular dan burung burung," tuturnya.

Meskipun HKS dibiarkan secara alamiah. Namun penjagaan hutan kota kurang maksimal, minimnya petugas yang hanya berjumlah enam orang membuat pemeliharaan, seperti dedaunan yang tersapu di kawasan jalanan pejalanan kaki tidak begitu maksimal. Belum lagi, para pekerja pun harus mengurusi bibit pohon yang akan di tanam. "Kalau malam kami tak sarankan aktivitas di sini, sebab di sini masih banyak ular cobra," kata Iwa.

Selain minim petugas, kawasan hutan srengseng juga belum sepenuhnya tertutup pagar. Akibatnya banyak masyrakat dengan bebas keluar masuk kawasan. Iwa mengatakan lubang tembok di hotel srengseng dikarenakan proyek inspeksi kali pesanggrahan tahun 2012 lalu.

Lantaran lokasi kali yang berdekatan dengan bibir sungai, membuat pagar menjadi ikut dibongkar. Tembok hutan kini hanya dibangun seadanya dan hanya dari bambu. Karena tanpa pengawas, akhirnya banyak orang masuk dengan bebas.

Roni (43) salah satu pengunjung disana mengakui kondisi HKS memang menyenangkan. Kesejukan dan angin sepoi di dapat dari keberadaan hutan. Karena itu, di kawasan ini pula sejak siang dirinya biasa memancing di kawasan itu.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Jakarta Barat, Fredy Setiawan, mengatakan, terdapat tiga destinasi wisata yang diunggulkan di Jakarta Barat, yakni Kawasan Kota Tua, Museum Keramik dan Kawasan Hutan Kota Srengseng. Namun, karena pengelolaannya yang kurang baik di Kawasan Hutan Kota Srengseng maka pihak Pemkot Jakarta Barat akan mengandeng pihak ketiga sebagai pengelola.

Hal ini dikarenakan pengawasan yang sulit. Sebab itu, diperlukan perpanjangan pihak swasta untuk mengawasi dan mengelolah lahan seluas 15 hektare itu. "Jadi Hutan Kota Srengseng akan dibuat Jungle City seperti di Taman Topi Bogor," kata Fredy dihubungi terpisah.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7810 seconds (0.1#10.140)