Nestapa Keluarga Korban Pabrik Petasan Meledak di Kosambi

Kamis, 26 Oktober 2017 - 20:33 WIB
Nestapa Keluarga Korban...
Nestapa Keluarga Korban Pabrik Petasan Meledak di Kosambi
A A A
TANGERANG - Dodo (56), warga Desa Belimbing, RT 20/10, Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten, tampak kebingungan. Dia terus berjalan mondar-mandir di depan RSUD Kabupaten Tangerang untuk mencari sang istri.

Sesekali dia bertanya kepada petugas rumah sakit mengenai sosok wanita bernama Saamah (36), pegawai pabrik petasan yang meledak pada Kamis (26/10/2017) sekitar pukul 09.00 WIB. "Istri saya bekerja di pabrik itu sebagai pengepak barang. Dari tadi pagi saya mencarinya di sini, tapi belum ketemu," ujar Dodo, tampak cemas di depan RSUD Kabupaten Tangerang.

Sesekali matanya terlihat memperhatikan kerumunan wartawan di depan rumah sakit. Saat pegawai rumah sakit melintas, Dodo kembali menghampiri. "Apakah istri saya di sini mas? Namanya Saamah. Saya dari pagi mencarinya di sini. Apakah dia ada di sini? Istri saya bekerja di pabrik itu sebagai pengepak barang. Katanya di bawa ke sini," ungkap Dodo.

Nestapa Keluarga Korban Pabrik Petasan Meledak di Kosambi


Pegawai itu lalu menjelaskan dan memberi data siapa saja korban ledakan dan kebakaran pabrik kembang api yang dibawa ke RSUD Kabupaten Tangerang. Ternyata, nama Saamah tidak ada. (Baca:30 Nama Korban Luka Bakar Ledakan Gudang Kembang Api di Tangerang)

Warga lain yang juga terlihat hilir-mudik di RSUD Kabupaten Tangerang adalah Semi (30). Perempuan ini terlihat begitu sedih. Matanya sembab karena menangis dan pipinya terlihat basah oleh air mata.

Di depan ruang Unit Gawat Darurat (UGD), Semi terlihat mematung. Dia sedang menunggu kabar adiknya Nurhayati (20). Akibat ledakan dan kebakaran itu, Nurhayati menderita luka bakar serius. "Adik saya terbakar mukanya, luka paling parah di bagian pipi. Saat pertama kali mendengar kabar itu, saya langsung teriak histeris. Apalagi saya tahu banyak yang meninggal di dalam sana," katanya.

Nestapa Keluarga Korban Pabrik Petasan Meledak di Kosambi


Semi mengaku mendapat kabar adiknya menjadi korban dari mertua adiknya. Saat itu, dia langsung menuju ke RSUD Kabupaten Tangerang. Alangkah kaget dia, saat melihat kondisi adiknya terbakar. "Saya tahu Nurhayati menjadi korban, dari keluarha mertuanya. Saya langsung ke sini. Saat melihat kondisinya, saya teriak histeris dan menangis. Saya sangat kaget dan kasihan melihatnya," jelasnya.

Nurhayati tinggal di rumah mertuanya bersama suami di sekitar pabrik petasan tersebut. Pihak keluarga juga tidak ada yang tahu Nurhayati bekerja di sana. Sebab, dia bekerja di sana tanpa seizin keluarga. "Dia (Nurhayati) kerja di pabrik petasan enggak bilang-bilang sama keluarga. Keluarga juga baru tahu, kalau dia kerja di situ. Saya berharap dia cepat sembuh dari luka bakar yang dideritanya," ucapnya.

Dalam peristiwa itu, Nurhayati menderita luka bakar sekitar 40%. Saat sampai di RSUD Kabupaten Tangerang, Nurhayati langsung dibawa ke ruang operasi, karena luka yang dialaminya berada pada wajah.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1688 seconds (0.1#10.140)