Polisi Klaim 30% Pengguna Mobil Beralih ke Transportasi Massal
A
A
A
JAKARTA - Polisi mengklaim penerapan ganjil genap di beberapa jalan membuat kepadatan di jalan utama Jakarta menjadi berkurang. Selain itu, kebijakan tersebut membuat pola pikir masyarakat berubah hingga terjadi peningkatan penumpang trasportasi massa sebanyak 30 persennya.
Kasubdit Bin Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto mengatakan, polisi sudah melakukan evaluasi sistem ganjl genap di Jakarta ini selama setahun. Adapun kebijakan ganjil genap itu merupakan kebijakan transisi dari 3 in 1 yang mana akan berujung pada kebijakan permanen, yakni ERP (Electronic Road Pricing).
Dia mengklaim, selama setahun ini, sudah ada pengkajian pula yang melibatkan lembaga independen, hasilnya cukup baik. "Misalnya waktu tempuh berkurang, volume kepadatan terjadi penurunan, kecepatan bertambah," ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (5/9/2017).
Budiyanto menambahkan, pola pikir masyarakat pun beralih ke transportasi massal hingga terjadi peningkatan pengguna angkutan umum sebesar 30 persen.
Menurutnya, berdasarkan diskusi dengan pihak terkait, ERP itu diharapkan segera terealisasikan secepatnya. Saat ini perangkat ERP tengah dalam proses lelang.
Selama setahun ini dalam penerapan ganjil genap, terdapat 9.000 lebih pelanggar, adapun alasan masyarakat melanggar bermacam-macam.
"Alasannya ada yang lupa tanggal, lupa jam, dan ada yang sengaja cari lengahnya petugas. Sistem ganjil genap ini paling tidak mengatasi masalah sosial, seperti joki, eksploitasi anak, tapi yang lebih bagus dan efektif itu ERP dilaksanakan," katanya.
Kasubdit Bin Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto mengatakan, polisi sudah melakukan evaluasi sistem ganjl genap di Jakarta ini selama setahun. Adapun kebijakan ganjil genap itu merupakan kebijakan transisi dari 3 in 1 yang mana akan berujung pada kebijakan permanen, yakni ERP (Electronic Road Pricing).
Dia mengklaim, selama setahun ini, sudah ada pengkajian pula yang melibatkan lembaga independen, hasilnya cukup baik. "Misalnya waktu tempuh berkurang, volume kepadatan terjadi penurunan, kecepatan bertambah," ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (5/9/2017).
Budiyanto menambahkan, pola pikir masyarakat pun beralih ke transportasi massal hingga terjadi peningkatan pengguna angkutan umum sebesar 30 persen.
Menurutnya, berdasarkan diskusi dengan pihak terkait, ERP itu diharapkan segera terealisasikan secepatnya. Saat ini perangkat ERP tengah dalam proses lelang.
Selama setahun ini dalam penerapan ganjil genap, terdapat 9.000 lebih pelanggar, adapun alasan masyarakat melanggar bermacam-macam.
"Alasannya ada yang lupa tanggal, lupa jam, dan ada yang sengaja cari lengahnya petugas. Sistem ganjil genap ini paling tidak mengatasi masalah sosial, seperti joki, eksploitasi anak, tapi yang lebih bagus dan efektif itu ERP dilaksanakan," katanya.
(ysw)