Masyarakat Pertanyakan Pelebaran Trotoar, Ini Kata Bina Marga
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tengah melakukan pelebaran trotoar guna "memanjakan" pejalan kaki untuk mendapatkan haknya. Namun, tak sedikit masyarakat justru mempertanyakan proyek trotoar tersebut. Karena, hal itu justru akan mempersempit jalan sehinga menimbulkan kemacetan.
Hasanudin (35), salah seorang warga Jakarta yang berprofesi sebagai tukang ojek ini mempertanyakan pelebaran trotoar. Karena, kata dia, hal itu justru menambah macet Jakarta lantaran jalan menjadi sempit, khusunya di tempat dirinya mangkal yakni di Jalan Suryopranoto.
"Biasanya setelah Ashar itu macet, ini trotoarnya terlalu besar, apalagi jalan kita sudah diambil busway, terus ini trotoar malah ditambah terlalu besar," keluh Hasanudin saat di temui di pangkalan, Jumat (25/8/2017).
Dia mengakui, pelebaran trotoar akan memanjakan pejalan kaki di ibu kota. "Ya nyaman juga kalo jalan kaki," katanya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Seksi Perencanaan Prasarana dan Utilitas Bina Marga DKI Jakarta, Riri Asnita menjelaskan, jika program ini merupakan upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI yang mengajak masyarakat untuk berjalan kaki.
"Mengajak masyarakat DKI bahwa ke depan kita tak bisa mengakses transportasi pribadi, karena kalau menggunakan kendaraan pribadi maka macet bertambah, apalagi Jakarta pembangunannya cukup pesat, seperti ada MRT, BRT, LRT, Commuter Line," jelasnya di Kantor ITDP, Jalan Johar, Jakarta Pusat, Kamis (25/8/2017).
Tak hanya jalan kaki, kata dia, Pemrop DKI Jakarta pun ingin mendorong masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke moda transportasi massal. Maka itu, kata dia, trotoar diperlebar dan jalan dipersempit.
"Kami ingin mengajak masyarakat segera beralih kendaraan dari kendaraan pribadi ke moda transportasi massal," katanya.
Seperti diketahui, Dinas Bina Marga DKI Jakarta tengah membangun trotoar di Wilayah DKI Jakarta sepanjang 80 km. Bahkan, RP 412 miliar digelontorkan untuk mensukseskan proyek tersebut. "Kita ingin masyarakat di Jakarta berjalan kaki senyaman mungkin," katanya.
Hasanudin (35), salah seorang warga Jakarta yang berprofesi sebagai tukang ojek ini mempertanyakan pelebaran trotoar. Karena, kata dia, hal itu justru menambah macet Jakarta lantaran jalan menjadi sempit, khusunya di tempat dirinya mangkal yakni di Jalan Suryopranoto.
"Biasanya setelah Ashar itu macet, ini trotoarnya terlalu besar, apalagi jalan kita sudah diambil busway, terus ini trotoar malah ditambah terlalu besar," keluh Hasanudin saat di temui di pangkalan, Jumat (25/8/2017).
Dia mengakui, pelebaran trotoar akan memanjakan pejalan kaki di ibu kota. "Ya nyaman juga kalo jalan kaki," katanya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Seksi Perencanaan Prasarana dan Utilitas Bina Marga DKI Jakarta, Riri Asnita menjelaskan, jika program ini merupakan upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI yang mengajak masyarakat untuk berjalan kaki.
"Mengajak masyarakat DKI bahwa ke depan kita tak bisa mengakses transportasi pribadi, karena kalau menggunakan kendaraan pribadi maka macet bertambah, apalagi Jakarta pembangunannya cukup pesat, seperti ada MRT, BRT, LRT, Commuter Line," jelasnya di Kantor ITDP, Jalan Johar, Jakarta Pusat, Kamis (25/8/2017).
Tak hanya jalan kaki, kata dia, Pemrop DKI Jakarta pun ingin mendorong masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke moda transportasi massal. Maka itu, kata dia, trotoar diperlebar dan jalan dipersempit.
"Kami ingin mengajak masyarakat segera beralih kendaraan dari kendaraan pribadi ke moda transportasi massal," katanya.
Seperti diketahui, Dinas Bina Marga DKI Jakarta tengah membangun trotoar di Wilayah DKI Jakarta sepanjang 80 km. Bahkan, RP 412 miliar digelontorkan untuk mensukseskan proyek tersebut. "Kita ingin masyarakat di Jakarta berjalan kaki senyaman mungkin," katanya.
(mhd)