Tepi Kali Cisadane, Tempat Nongkrong Paling Asyik di Kota Tangerang
A
A
A
TANGERANG - Tangerang tidak hanya terkenal dengan Kota Seribu Industri dan Sejuta Jasa, tetapi juga seratus tempat wisata dan nongkrong yang asyik punya. Mulai dari wisata cagar budaya, danau buatan alam yang masih asri, dan kali Cisadane.
Masuk ke Cagar Budaya, Kota Tangerang punya Bendungan Pasar Baru, Masjid Jami dan Makam Kalipasir, Klenteng Boen Tek Bio, Klenteng Boen San Bio, Rumah Arsitektur Cina (Benteng Heritage), dan Lembaga Pemasyarakatan jaman Belanda.
Wisata cagar budaya ini sangat cocok bagi Anda yang memiliki minat terhadap sejarah masyarakat Kota Tangerang, dari yang tadinya dikenal sebagai salah satu pelabuhan penting di abad ke-16, menjadi kawasan industri dan jasa berkembang.
Melalui wisata cagar budaya di Kota Tangerang ini juga anda bisa mengenal sejarah pahit para tahanan politik yang diduga tersangkut dalam Gerakan 30 September (G30S). Para tapol itu banyak yang dijebloskan ke Lapas Tangerang.
Sedang untuk danau buatan alam, kota pimpinan Arief R Wismansyah ini memiliki Situ Cipondoh. Di sini, Anda bukan hanya bisa menikmati suasana alam yang asri dengan rindangnya pepohonan, tetapi juga memancing ikan gabus yang gurih.
Bila Anda datang di pagi hari, sekira pukul 06.00 WIB, Anda bisa menikmati bias cahaya matahari terbit yang memantul dari air. Warnanya yang kuning terang berkilauan, sangat indah jika dipadukan dengan sarapan menu khas Tangerang.
Sebaliknya, jika Anda datang di sore hari, Anda akan dimanjakan dengan hembusan angin sepoi yang akan membuat mata mengantuk, dan warna-warni awan akibat diterobos sinar matahari terbenam yang sangat memesona hati.
Di sini juga banyak sekali hidangan menu tradisional dan aneka ikan laut serta tawar yang siap menggoyang lidah dan memanjakan perut Anda. Ada yang berupa warung tenda dengan tempat duduk lesehan, ada juga yang berupa restoran.
Masuk ke Kali Cisadane, Anda akan dibawa ke masa lalu, di abad ke-16. Saat itu, wilayah sepanjang Kali Cisadane digunakan untuk pelabuhan dan dijadikan tempat bersandar kapal bermuatan rempah-rempah untuk transaksi jual-beli.
Meski tidak ada lagi kapal besar yang melintas di Kali Cisadane, tetapi Anda bisa melihat perahu-perahu nelayan ukuran kecil yang masih difungsikan jadi moda transportasi penyebrangan oleh warga sekitar yang tinggal di pinggir kali.
Moda transportasi dengan menggunakan perahu kayu ini sudah ada sejak ribuan tahun lalu di Kali Cisadane dan masih bisa ditemui hingga saat ini. Keramaian di sepanjang Kali Cisadane juga masih bisa kita temukan dengan mudah saat ini.
Namun, tidak seperti pada masa jayanya. Kini, yang suka berada di sepajang Kali Cisadane itu anak-anak muda. Hampir setiap Jumat, Sabtu, dan Minggu malam, ribuan orang tumpah di kawasan ini. Kafe-kafe tempat nongkrong pun banyak.
Menurut Kepala Bidang Pariwisata Kota Tangerang Rizal Ridhallah, ada satu cagar budaya yang belum disebut, yakni Stasiun Kereta Api Tangerang. Stasiun kereta ini memiliki nilai sejarah yang tinggi dan hingga kini masih beroperasi dengan baik.
Selain itu, masih banyak lagi tempat nongkrong yang asik dan banyak diminati warga Kota Tangerang. Keistimewaan tempat-tempat itu adalah suasananya yang indah dengan kelap-kelip lampu, jembatan warna warni, dan kafe-kafe kekinian.
"Seperti di Jalan A Damyati, Sukasari, Kota Tangerang. Di sana ada kafe yang tempat duduknya menggunakan hammock atau ayunan yang biasa digunakan oleh anak-anak para pecinta alam," ujarnya, saat ditemui Koran SINDO, di Tangerang.
Dilanjutkan dia, hammock yang biasanya digantung dari satu pohon ke pohon atau tebing, ditaruh di dalam ruangan sebuah kafe sebagai pengganti kursi. Di sini, Anda bisa bermalas-malasan menghabiskan waktu bersama kerabat tercinta.
Di sepanjang jalan itu juga bisa ditemui banyak kafe-kafe lain, sesuai dengan selera Anda. Mulai dari Roti 88, Nibbles, hingga tempat makan yang menyediakan sajian khas Kota Tangerang dan Nusantara yang sangat nikmat.
"Di Kafe Nibbles yang ada di kawasan Pasar Lama Tangerang ini anda bisa makan camilan kue cubit yang memiliki banyak rasa dengan bentuk yang sangat menggoda. Juga ada black hot dog, dan mie goreng bolongnase," terangnya.
Jika Anda ingin mengganti suasana yang lebih alami, Anda bisa bergeser ke kawasan Kali Pasir yang ada di tepi Sungai Cisadane. Di sini, Anda tidak hanya akan disuguhi kafe-kafe bercitarasa modern, tetapi bisa sekalian berwisata rohani.
Anda bisa menemukan Masjid Jami Kali Pasir yang menaranya seperti buntut naga hijau, dan makam-makam keramat. Bagi Anda yang beragama Islam, masjid ini masih digunakan untuk salat dan acara pengajian rutin oleh warga sekitar.
Letak Masjid Kali Pasir berada di timur tepi Sungai Cisadane. Adanya di tengah-tengah pemukiman penduduk peranakan China. Usia masjid ini sudah ratusan tahun, dan bangunannya yang masih sangat terawat membuatnya terlihat sangat cantik.
"Masjid Kali Pasir adalah masjid tertua yang ada di Kota Tangerang. Dahulu, masjid itu dijadikan tempat salat para saudagar dan para awak kapal yang biasa berdagang rempah-rempah ke Nusantara dari Kali Cisadane," ungkap Rizal.
Selain Masjid Kali Pasir, di sekitar lokasi juga ada flying deck. Di sinilah, para pemuda-pemudi Kota Tangerang biasa berkumpul menghabiskan waktu di malam hari. Kala sore, mereka sering berburu matahari tenggelam di tempat ini.
"Kadang kalau cuacanya bagus kita bisa melihat sunset. Di ujungnya juga kami sedang mengembangkan kampung berkelir yang dilakukan atas swadaya masyarakat. Di situ juga banyak kafe-kafe anak muda yang selalu ramai," jelasnya.
Dengan paduan masjid bersejarah, flying deck, dan tenangnya aliran Kali Cisadane dilihat dari permukaan, membuat tempat itu jadi primadona kongkow murah di Kota Tangerang. Belum lagi lukisan indah para seniman di dinding rumah penduduk.
Imam (33), warga Tangerang mengaku, dirinya termasuk yang sering kongkow di tepi Sungai Cisadane. Dengan panorama jembatan merah dan langit yang merah menyala di sore hari, dia menjadi sangat betah kongkow di tempat itu.
"Tepi Sungai Cisadane tempat kongkow paling asyik di Kota Tangerang. Apalagi jika ditemani orang tercinta. Tempatnya juga sekarang sudah enak dan rapih. Saya sangat suka mengabadikan momen di tempat itu," sambung pria nyentrik ini.
Pemandangan di tempat ini, katanya juga masih sangat alami. Aktivitas nelayan mencari ikan di atas perahu, ibu-ibu yang mencuci di pinggir kali, serta bapak-bapak yang asik memancing, menjadi daya tarik tersendiri di tepi kali Sungai Cisadane.
Masuk ke Cagar Budaya, Kota Tangerang punya Bendungan Pasar Baru, Masjid Jami dan Makam Kalipasir, Klenteng Boen Tek Bio, Klenteng Boen San Bio, Rumah Arsitektur Cina (Benteng Heritage), dan Lembaga Pemasyarakatan jaman Belanda.
Wisata cagar budaya ini sangat cocok bagi Anda yang memiliki minat terhadap sejarah masyarakat Kota Tangerang, dari yang tadinya dikenal sebagai salah satu pelabuhan penting di abad ke-16, menjadi kawasan industri dan jasa berkembang.
Melalui wisata cagar budaya di Kota Tangerang ini juga anda bisa mengenal sejarah pahit para tahanan politik yang diduga tersangkut dalam Gerakan 30 September (G30S). Para tapol itu banyak yang dijebloskan ke Lapas Tangerang.
Sedang untuk danau buatan alam, kota pimpinan Arief R Wismansyah ini memiliki Situ Cipondoh. Di sini, Anda bukan hanya bisa menikmati suasana alam yang asri dengan rindangnya pepohonan, tetapi juga memancing ikan gabus yang gurih.
Bila Anda datang di pagi hari, sekira pukul 06.00 WIB, Anda bisa menikmati bias cahaya matahari terbit yang memantul dari air. Warnanya yang kuning terang berkilauan, sangat indah jika dipadukan dengan sarapan menu khas Tangerang.
Sebaliknya, jika Anda datang di sore hari, Anda akan dimanjakan dengan hembusan angin sepoi yang akan membuat mata mengantuk, dan warna-warni awan akibat diterobos sinar matahari terbenam yang sangat memesona hati.
Di sini juga banyak sekali hidangan menu tradisional dan aneka ikan laut serta tawar yang siap menggoyang lidah dan memanjakan perut Anda. Ada yang berupa warung tenda dengan tempat duduk lesehan, ada juga yang berupa restoran.
Masuk ke Kali Cisadane, Anda akan dibawa ke masa lalu, di abad ke-16. Saat itu, wilayah sepanjang Kali Cisadane digunakan untuk pelabuhan dan dijadikan tempat bersandar kapal bermuatan rempah-rempah untuk transaksi jual-beli.
Meski tidak ada lagi kapal besar yang melintas di Kali Cisadane, tetapi Anda bisa melihat perahu-perahu nelayan ukuran kecil yang masih difungsikan jadi moda transportasi penyebrangan oleh warga sekitar yang tinggal di pinggir kali.
Moda transportasi dengan menggunakan perahu kayu ini sudah ada sejak ribuan tahun lalu di Kali Cisadane dan masih bisa ditemui hingga saat ini. Keramaian di sepanjang Kali Cisadane juga masih bisa kita temukan dengan mudah saat ini.
Namun, tidak seperti pada masa jayanya. Kini, yang suka berada di sepajang Kali Cisadane itu anak-anak muda. Hampir setiap Jumat, Sabtu, dan Minggu malam, ribuan orang tumpah di kawasan ini. Kafe-kafe tempat nongkrong pun banyak.
Menurut Kepala Bidang Pariwisata Kota Tangerang Rizal Ridhallah, ada satu cagar budaya yang belum disebut, yakni Stasiun Kereta Api Tangerang. Stasiun kereta ini memiliki nilai sejarah yang tinggi dan hingga kini masih beroperasi dengan baik.
Selain itu, masih banyak lagi tempat nongkrong yang asik dan banyak diminati warga Kota Tangerang. Keistimewaan tempat-tempat itu adalah suasananya yang indah dengan kelap-kelip lampu, jembatan warna warni, dan kafe-kafe kekinian.
"Seperti di Jalan A Damyati, Sukasari, Kota Tangerang. Di sana ada kafe yang tempat duduknya menggunakan hammock atau ayunan yang biasa digunakan oleh anak-anak para pecinta alam," ujarnya, saat ditemui Koran SINDO, di Tangerang.
Dilanjutkan dia, hammock yang biasanya digantung dari satu pohon ke pohon atau tebing, ditaruh di dalam ruangan sebuah kafe sebagai pengganti kursi. Di sini, Anda bisa bermalas-malasan menghabiskan waktu bersama kerabat tercinta.
Di sepanjang jalan itu juga bisa ditemui banyak kafe-kafe lain, sesuai dengan selera Anda. Mulai dari Roti 88, Nibbles, hingga tempat makan yang menyediakan sajian khas Kota Tangerang dan Nusantara yang sangat nikmat.
"Di Kafe Nibbles yang ada di kawasan Pasar Lama Tangerang ini anda bisa makan camilan kue cubit yang memiliki banyak rasa dengan bentuk yang sangat menggoda. Juga ada black hot dog, dan mie goreng bolongnase," terangnya.
Jika Anda ingin mengganti suasana yang lebih alami, Anda bisa bergeser ke kawasan Kali Pasir yang ada di tepi Sungai Cisadane. Di sini, Anda tidak hanya akan disuguhi kafe-kafe bercitarasa modern, tetapi bisa sekalian berwisata rohani.
Anda bisa menemukan Masjid Jami Kali Pasir yang menaranya seperti buntut naga hijau, dan makam-makam keramat. Bagi Anda yang beragama Islam, masjid ini masih digunakan untuk salat dan acara pengajian rutin oleh warga sekitar.
Letak Masjid Kali Pasir berada di timur tepi Sungai Cisadane. Adanya di tengah-tengah pemukiman penduduk peranakan China. Usia masjid ini sudah ratusan tahun, dan bangunannya yang masih sangat terawat membuatnya terlihat sangat cantik.
"Masjid Kali Pasir adalah masjid tertua yang ada di Kota Tangerang. Dahulu, masjid itu dijadikan tempat salat para saudagar dan para awak kapal yang biasa berdagang rempah-rempah ke Nusantara dari Kali Cisadane," ungkap Rizal.
Selain Masjid Kali Pasir, di sekitar lokasi juga ada flying deck. Di sinilah, para pemuda-pemudi Kota Tangerang biasa berkumpul menghabiskan waktu di malam hari. Kala sore, mereka sering berburu matahari tenggelam di tempat ini.
"Kadang kalau cuacanya bagus kita bisa melihat sunset. Di ujungnya juga kami sedang mengembangkan kampung berkelir yang dilakukan atas swadaya masyarakat. Di situ juga banyak kafe-kafe anak muda yang selalu ramai," jelasnya.
Dengan paduan masjid bersejarah, flying deck, dan tenangnya aliran Kali Cisadane dilihat dari permukaan, membuat tempat itu jadi primadona kongkow murah di Kota Tangerang. Belum lagi lukisan indah para seniman di dinding rumah penduduk.
Imam (33), warga Tangerang mengaku, dirinya termasuk yang sering kongkow di tepi Sungai Cisadane. Dengan panorama jembatan merah dan langit yang merah menyala di sore hari, dia menjadi sangat betah kongkow di tempat itu.
"Tepi Sungai Cisadane tempat kongkow paling asyik di Kota Tangerang. Apalagi jika ditemani orang tercinta. Tempatnya juga sekarang sudah enak dan rapih. Saya sangat suka mengabadikan momen di tempat itu," sambung pria nyentrik ini.
Pemandangan di tempat ini, katanya juga masih sangat alami. Aktivitas nelayan mencari ikan di atas perahu, ibu-ibu yang mencuci di pinggir kali, serta bapak-bapak yang asik memancing, menjadi daya tarik tersendiri di tepi kali Sungai Cisadane.
(kri)