Tim Anies-Sandi Tak Gentar Hadapi Serangan Medsos
A
A
A
JAKARTA - Tim pemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno tidak gentar dengan serangan tim pasangan calon lain di media sosial (medsos). Tim Anies-Sandi mengakui serangan-serangan semacam itu tidak dapat terhindarkan di era digital ini.
"Pertama tentu itu tidak bisa dihindarkan karena masif dan roadmapnya, walaupun sudah ada Undang-Undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) aturannya tetap longgar. Kita sederhana saja, kalau sudah fitnah atau black campaign ya dilaporkan, kalau negatif campaign tugas kami menjawab," ungkap Ketua Tim Pemenangan Anies-Sandi Mardani Ali Sera kepada KORAN SINDO di Jakarta, Kamis (16/2/2017).
Ketua DPP PKS itu mengatakan, serangan di medsos pasti ada pengaruh terhadap pemilih. Tapi, karena Anies-Sandi akan maju putaran kedua, nampaknya memang harus siap. Kalau serangannya sudah ke materi yang sifatnya black campaign pasti akan dilaporkan oleh pihaknya.
"Kita juga punya tim sosmed dan sudah rapi, tapi tim kami bukan untuk menyerang," ujarnya. Mardani menuturkan, pihaknya ingin menunjukkan black campaign dan negatif campaign itu tidak berpengaruh, tim pemenangan Anies-Sandi ingin mencoba membangun budaya baru bahwa pilkada ini merupakan kontestasi ide dan gagasan.
"Budaya menjadikan pilkada ini ajang kontestasi gagasan bukannya ajang saling serang lewat sosmed," ujarnya. Adapun tuduhan di medsos bahwa tim Anies-Sandi telah memanipulasi suara, Mardani menilai, itu tuduhan yang terbalik.
Karena, pihaknya telah bekerja sama dengan Polmark dalam melakukan exit poll dan quick count. Sementara real count, itu dilakukan sendiri oleh tim PKS yang bertempat di Kantor DPP PKS dengan form C1.
"Kita dituduh melakukan itu? Bukannya kebalik. Engga ada lah," tegasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad berpandangan serangan di medsos terhadap Anies-Sandi itu tidak bermutu. Bahkan Dasco mencontohkan, pada Rabu kemarin ada dua stasiun televisi yang menyatakan Pilgub DKI akan berlangsung satu putaran, dan pihaknya tidak mengomentari itu.
"Engga mutu ah, itu kan kemarin di dua stasiun televisi dinyatakan satu putaran kita enggak komen apa-apa," ucap Dasco kepada KORAN SINDO di Jakarta, Kamis (16/2/2017).
Menurut Dasco, serangan semacam itu hanya dinamika biasa di medsos, tinggal nanti lihat kenyataannya saja bagaimana hasil dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta. Karena, baik paslon 1 maupun 3 tidak menguasai pemerintahan, begitu juga paslon 2 yang sudah cuti.
"Jadi menurut saya hal-hal seperti itu enggak usah dikomentari. Kita lihat saja real dari KPU. Tapi memang rasa-rasanya dua putaran," ucapnya.
"Pertama tentu itu tidak bisa dihindarkan karena masif dan roadmapnya, walaupun sudah ada Undang-Undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) aturannya tetap longgar. Kita sederhana saja, kalau sudah fitnah atau black campaign ya dilaporkan, kalau negatif campaign tugas kami menjawab," ungkap Ketua Tim Pemenangan Anies-Sandi Mardani Ali Sera kepada KORAN SINDO di Jakarta, Kamis (16/2/2017).
Ketua DPP PKS itu mengatakan, serangan di medsos pasti ada pengaruh terhadap pemilih. Tapi, karena Anies-Sandi akan maju putaran kedua, nampaknya memang harus siap. Kalau serangannya sudah ke materi yang sifatnya black campaign pasti akan dilaporkan oleh pihaknya.
"Kita juga punya tim sosmed dan sudah rapi, tapi tim kami bukan untuk menyerang," ujarnya. Mardani menuturkan, pihaknya ingin menunjukkan black campaign dan negatif campaign itu tidak berpengaruh, tim pemenangan Anies-Sandi ingin mencoba membangun budaya baru bahwa pilkada ini merupakan kontestasi ide dan gagasan.
"Budaya menjadikan pilkada ini ajang kontestasi gagasan bukannya ajang saling serang lewat sosmed," ujarnya. Adapun tuduhan di medsos bahwa tim Anies-Sandi telah memanipulasi suara, Mardani menilai, itu tuduhan yang terbalik.
Karena, pihaknya telah bekerja sama dengan Polmark dalam melakukan exit poll dan quick count. Sementara real count, itu dilakukan sendiri oleh tim PKS yang bertempat di Kantor DPP PKS dengan form C1.
"Kita dituduh melakukan itu? Bukannya kebalik. Engga ada lah," tegasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad berpandangan serangan di medsos terhadap Anies-Sandi itu tidak bermutu. Bahkan Dasco mencontohkan, pada Rabu kemarin ada dua stasiun televisi yang menyatakan Pilgub DKI akan berlangsung satu putaran, dan pihaknya tidak mengomentari itu.
"Engga mutu ah, itu kan kemarin di dua stasiun televisi dinyatakan satu putaran kita enggak komen apa-apa," ucap Dasco kepada KORAN SINDO di Jakarta, Kamis (16/2/2017).
Menurut Dasco, serangan semacam itu hanya dinamika biasa di medsos, tinggal nanti lihat kenyataannya saja bagaimana hasil dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta. Karena, baik paslon 1 maupun 3 tidak menguasai pemerintahan, begitu juga paslon 2 yang sudah cuti.
"Jadi menurut saya hal-hal seperti itu enggak usah dikomentari. Kita lihat saja real dari KPU. Tapi memang rasa-rasanya dua putaran," ucapnya.
(whb)