Aksi 112, Polisi Mencium Aroma Politis

Jum'at, 10 Februari 2017 - 15:25 WIB
Aksi 112, Polisi Mencium Aroma Politis
Aksi 112, Polisi Mencium Aroma Politis
A A A
JAKARTA - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengaku sudah melihat adanya selebaran dari rencana aksi 112. Termasuk mendengar sejumlah pernyataan dari massa aksi 112 kalau aksi tersebut digelar berkaitan dengan pemilihan-pemilihan paslon tertentu di Pilgub DKI Jakarta. Bahkan, ada pula kata-kata bai'at.

Atas dasar itu, tegas Tito, polisi kembali memberikan warning pada massa aksi 112 untuk tidak melakukan hal-hal yang bersifat provokatif, menjelekkan orang lain, atau sampai melakukan kampanye hitam. Sebab, perbuatan itu tidak etis di era demokrasi ini.

Sejauh ini, bebernya, dia memang sedikit mencium aroma politis dalam aksi 112 tersebut. Namun sekali lagi, polisi mengimbau pada massa aksi 112 kalau kegiatannya itu janganlah dikaitkan dengan persoalan politis, apalagi soal Pilgub DKI Jakarta 2017 ini.

Dia pun berpesan pada Imam Besar Masjid Istiqlal untuk pula menegur panitia penyelenggara aksi 112 bila mengkaitkan persoalan politis dalam aksinya di Masjid Istiqlal. (Baca juga: Kapolri Minta Aksi 112 Tak Diwarnai Orasi Politis )

"Kalau ini kegiatan untuk ibadah saja, mengingatkan, katakanlah soal Al Maidah fine-fine saja. Saya harap gunakan masjid, tempat yang suci itu baik untuk beribadah dan forum dzikir. Lebih banyak diwarnai spirit ibadah, jangan nanti spirit ibadah sedikit, kemudian tausiyah yang tak beda tipis sama orasi, tahu-tahu yang lebih banyak orasi politik, menjelekkan orang lain, nah itu tak boleh dan tak etis. baik dari segi demokrasi, etika, dan keagamaan," ungkapnya.

Tito menambahkan, sejauh ini, Muhammadiyah dan Rais Aam PBNU pun sudah menyatakan tidak mendukung aksi 112 tersebut. Maka itu, alangkah baiknya bila massa aksi 112, bila hendak beribadah dan mengkhatamkan Al Quran, dilakukan di masjid tempat tinggalnya saja.
(Baca juga: Kapolri: Kalau Aksi 112 Sampai Turun ke Jalan, Peserta Akan Dibubarkan )

"MUI bahkan menyarankan, lebih baik membatalkan karena mobilisasi massa erat hubungannya dengan masalah politik Pilkada dan keberatan masalah keagamaan dikaitan dengan politik pilkada," katanya.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6014 seconds (0.1#10.140)