Jalur KRL Parung Panjang-Citayam Segera Dibangun
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah terus menggenjot sarana transportasi darat. Kereta api listrik (KRL) sepertinya masih jadi andalan dan membuat jalur baru. Kini, jalur Parung Panjang ke Citayam tengah digagas.
Perluasan jalur kereta api listrik ini diharapkan mampu mengurangi kepadatan jalur Jakarta. Bukan hanya itu, harapan lainnya dengan pembukaan jalur ini, perekonomian daerah penyangga ibu kota bisa terangkat.
Pengembangan jalur Panjang-Citayam juga nantinya akan terus diperluas hingga Nambo dan Cikarang. Kepala Subdirektorat Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Joice Hutajulu mengatakan, rencana tersebut juga telah diatur melalui Peraturan Menteri Perhubungan nomor 54 Tahun 2013 tentang Rencana Umum Jaringan Angkutan Massal pada Kawasan Perkotaan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
"Rencana itu sudah ada, namun masih butuh proses panjang sebab trase -nya juga belum dibuat, karena memerlukan izin dari pemerintah daerah setempat,"kata dia kepada KORAN SINDO di Jakarta.
Pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub telah menyusun masterplan dengan rute Parung, Citayam hingga arah Stasiun Nambo. Jalur ini disebut juga sebagai jalur kereta api lingkar luar.
"Dalam rencana umum, jalur ini disebut dengan jalur lingkar luar kereta api jaringan Jabodetabek. Jadi, semua terhubungkan dari Parung-Citayam hingga Stasiun Nambo. Setelah Nambo rencananya juga akan dibangun stasiun hingga ke Cikarang," ungkap dia.
Sayangnya rencana perluasan ini tak akan bisa dilakukan sampai dua tahun ke depan. Sebab, rencana umum jaringan jalur kereta api pada kawasan Jabodetabek tersebut disusun melalui jangka waktu 2014 hingga 2030. "Kami belum terbitkan trase -nya juga, karena trase itu butuh penyesuaian dari Rencana Tata Ruang dan Wilayah di Kabupaten setempat, terutama di Kabupaten Bogor,"ujarnya.
"Saya kira masih butuh dua atau tiga tahun lagi, karena fokus pembangunan Direktorat Perkeretaapian saat ini ada pada proyek-proyek yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional,"tambahnya.
Sebelumnya Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Prasetyo Bodutjahjono mengungkapkan, pihaknya sudah bersurat kepada pemerintah daerah setempat mengenai rencana induk tersebut, namun belum ada tanggapan terutama rekomendasi RTRW.
"Kami sudah bersurat, namun belum sampai pada proses misalnya pembentukan trase dan sebagainya, sebab fokus kami masih pada proyekproyek yang ada dalam Proyek Strategis Nasional," ungkap dia. (M Ichsan/Haryudi)
Perluasan jalur kereta api listrik ini diharapkan mampu mengurangi kepadatan jalur Jakarta. Bukan hanya itu, harapan lainnya dengan pembukaan jalur ini, perekonomian daerah penyangga ibu kota bisa terangkat.
Pengembangan jalur Panjang-Citayam juga nantinya akan terus diperluas hingga Nambo dan Cikarang. Kepala Subdirektorat Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Joice Hutajulu mengatakan, rencana tersebut juga telah diatur melalui Peraturan Menteri Perhubungan nomor 54 Tahun 2013 tentang Rencana Umum Jaringan Angkutan Massal pada Kawasan Perkotaan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
"Rencana itu sudah ada, namun masih butuh proses panjang sebab trase -nya juga belum dibuat, karena memerlukan izin dari pemerintah daerah setempat,"kata dia kepada KORAN SINDO di Jakarta.
Pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub telah menyusun masterplan dengan rute Parung, Citayam hingga arah Stasiun Nambo. Jalur ini disebut juga sebagai jalur kereta api lingkar luar.
"Dalam rencana umum, jalur ini disebut dengan jalur lingkar luar kereta api jaringan Jabodetabek. Jadi, semua terhubungkan dari Parung-Citayam hingga Stasiun Nambo. Setelah Nambo rencananya juga akan dibangun stasiun hingga ke Cikarang," ungkap dia.
Sayangnya rencana perluasan ini tak akan bisa dilakukan sampai dua tahun ke depan. Sebab, rencana umum jaringan jalur kereta api pada kawasan Jabodetabek tersebut disusun melalui jangka waktu 2014 hingga 2030. "Kami belum terbitkan trase -nya juga, karena trase itu butuh penyesuaian dari Rencana Tata Ruang dan Wilayah di Kabupaten setempat, terutama di Kabupaten Bogor,"ujarnya.
"Saya kira masih butuh dua atau tiga tahun lagi, karena fokus pembangunan Direktorat Perkeretaapian saat ini ada pada proyek-proyek yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional,"tambahnya.
Sebelumnya Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Prasetyo Bodutjahjono mengungkapkan, pihaknya sudah bersurat kepada pemerintah daerah setempat mengenai rencana induk tersebut, namun belum ada tanggapan terutama rekomendasi RTRW.
"Kami sudah bersurat, namun belum sampai pada proses misalnya pembentukan trase dan sebagainya, sebab fokus kami masih pada proyekproyek yang ada dalam Proyek Strategis Nasional," ungkap dia. (M Ichsan/Haryudi)
(bbk)