Mengapa Elektabilitas Paslon Gubernur DKI Berbeda Antar-Lembaga Survei
A
A
A
Musim pemilihan umum, baik kepala daerah maupun presiden, selalu ditandai dengan maraknya hasil survei. Semua lembaga survei berlomba memberikan data terakurat dan termutakhir.
Pilgub DKI yang akan memasuki masa pencoblosan pada 15 Februari mendatang pun sudah mulai disesaki hasil survei lembaga survei. Hampir semua lembaga survei merilis elektabilitas tiga pasangan kontestan yang sedang berlaga.
Persoalannya, dari tiga hasil survei terakhir, tergambar perbedaan hasil yang sangat mencolok. Padahal, survei dilakukan dengan metode yang relatif sama dan dalam waktu yang hampir bersamaan.
Belum lama, PolMark merilis hasil survei Pemilihan Gubernur Jakarta 2017. Hasilnya cukup mengejutkan, yakni menempatkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Salahudin Uno di posisi teratas. Padahal, pelbagai survei dari lembaga lain selalu menempatkan pasangan ini di posisi buncit di antara dua pasangan lain: Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.
Menurut Direktur Marketing dan Komunikasi Publik PolTracking Indonesia, Ahmad TW Wibowo, perbedaan hasil survei tersebut terkait dengan jumlah responden dan waktu pelaksanaan survei. "Waktu itu memengaruhi hasil. Rasionalisasi responden dalam menjatuhkan pilihan bisa berbeda terkait waktu survei," katanya.
Meskipun begitu, biasanya jika menggunakan metode yang sama, pasti hasilnya tidak akan jauh berbeda. Hal tersebut diamini Rikola Fedri,Manajer Riset PolMark Indonesia. "Jika metode sama tapi hasil beda jauh, berarti ada yang salah," katanya.
Ingin tahu lengkapnya bahasan soal lembaga survei ini? Semua tersaji lengkap di Majalah SINDO Weekly Edisi 48/V/2017 yang terbit Senin (30/1/2017)
Pilgub DKI yang akan memasuki masa pencoblosan pada 15 Februari mendatang pun sudah mulai disesaki hasil survei lembaga survei. Hampir semua lembaga survei merilis elektabilitas tiga pasangan kontestan yang sedang berlaga.
Persoalannya, dari tiga hasil survei terakhir, tergambar perbedaan hasil yang sangat mencolok. Padahal, survei dilakukan dengan metode yang relatif sama dan dalam waktu yang hampir bersamaan.
Belum lama, PolMark merilis hasil survei Pemilihan Gubernur Jakarta 2017. Hasilnya cukup mengejutkan, yakni menempatkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Salahudin Uno di posisi teratas. Padahal, pelbagai survei dari lembaga lain selalu menempatkan pasangan ini di posisi buncit di antara dua pasangan lain: Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.
Menurut Direktur Marketing dan Komunikasi Publik PolTracking Indonesia, Ahmad TW Wibowo, perbedaan hasil survei tersebut terkait dengan jumlah responden dan waktu pelaksanaan survei. "Waktu itu memengaruhi hasil. Rasionalisasi responden dalam menjatuhkan pilihan bisa berbeda terkait waktu survei," katanya.
Meskipun begitu, biasanya jika menggunakan metode yang sama, pasti hasilnya tidak akan jauh berbeda. Hal tersebut diamini Rikola Fedri,Manajer Riset PolMark Indonesia. "Jika metode sama tapi hasil beda jauh, berarti ada yang salah," katanya.
Ingin tahu lengkapnya bahasan soal lembaga survei ini? Semua tersaji lengkap di Majalah SINDO Weekly Edisi 48/V/2017 yang terbit Senin (30/1/2017)
(bbk)