Jalani Trauma Healing, Korban Perampokan di Pulomas Mulai Membaik
A
A
A
JAKARTA - Lima korban perampokan sadis di Pulomas, Jakara Timur, mengalami trauma akibat persitiwa yang dialaminya, seperti halusinasi dan kerap merasa takut melihat kamar mandi. Maka itu, psikologis pun melakukan trauma healing pada kelimanya.
Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribuan mengatakan, kelima korban yang mengalami trauma akibat peristiwa yang dialaminya, yakni disekap selama berjama-jam di kamar mandi berukuran kecil itu saat ini menjalani perawatan psikologis. Secara rutin, kelimanya menjalani perawatan untuk menghilangkang halusinasi dan rasa takutnya saat melihat kamar mandi.
"Kami lakukan pemeriksaan assessment psikologis terhadap mereka, kami undang psikolig sebagai ahlinya yah yang dijadwal secara rutin sebagai trauma healing," ujarnya di Jakarta, Kamis 19 Januari 2017.
Menurutnya, kelima korban pun terakhir menjalani trauma healingnya pada minggu lalu. Sedang kondisi korban saat ini bisa dikatakan cukup baik meski kerap timbul traumanya. Zanette Kalila Azahra misalnya, sudah bisa beraktivitas sebagaimana biasanya dan sudah mulai bersekolah kembali.
"Sedang empat ART (Asisten Rumah Tangga), mereka kan belum sebulan kerja dan ada peristiwa itu, mereka berharap proses cepat selesai dan memilih untuk kembali ke keluarganya," tuturnya.
Meski kembali ke kampung halamannya bersama keluarga, kata Edwin, empat ART itu siap bila harus hadir di persidangan nanti. Sedang untuk adik tersangka Ramlan Butar Butar, pihaknya pun tidak mengetahui kabarnya lebih lanjut. Namun, adik Ramlan dalam kasus tersebut dijadikan sebagai saksi.
"Kalau tersangka, itu kewajiban polisi untuk pengamanannya selama mereka menjalani proses pemeriksaan dan di pengadilan nanti," katanya. (Baca: Korban Perampokan Pulomas Trauma Melihat Kamar Mandi)
Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribuan mengatakan, kelima korban yang mengalami trauma akibat peristiwa yang dialaminya, yakni disekap selama berjama-jam di kamar mandi berukuran kecil itu saat ini menjalani perawatan psikologis. Secara rutin, kelimanya menjalani perawatan untuk menghilangkang halusinasi dan rasa takutnya saat melihat kamar mandi.
"Kami lakukan pemeriksaan assessment psikologis terhadap mereka, kami undang psikolig sebagai ahlinya yah yang dijadwal secara rutin sebagai trauma healing," ujarnya di Jakarta, Kamis 19 Januari 2017.
Menurutnya, kelima korban pun terakhir menjalani trauma healingnya pada minggu lalu. Sedang kondisi korban saat ini bisa dikatakan cukup baik meski kerap timbul traumanya. Zanette Kalila Azahra misalnya, sudah bisa beraktivitas sebagaimana biasanya dan sudah mulai bersekolah kembali.
"Sedang empat ART (Asisten Rumah Tangga), mereka kan belum sebulan kerja dan ada peristiwa itu, mereka berharap proses cepat selesai dan memilih untuk kembali ke keluarganya," tuturnya.
Meski kembali ke kampung halamannya bersama keluarga, kata Edwin, empat ART itu siap bila harus hadir di persidangan nanti. Sedang untuk adik tersangka Ramlan Butar Butar, pihaknya pun tidak mengetahui kabarnya lebih lanjut. Namun, adik Ramlan dalam kasus tersebut dijadikan sebagai saksi.
"Kalau tersangka, itu kewajiban polisi untuk pengamanannya selama mereka menjalani proses pemeriksaan dan di pengadilan nanti," katanya. (Baca: Korban Perampokan Pulomas Trauma Melihat Kamar Mandi)
(mhd)