Ahok: Ada Oknum Elite Berlindung di Balik Ayat Suci

Selasa, 13 Desember 2016 - 11:34 WIB
Ahok: Ada Oknum Elite...
Ahok: Ada Oknum Elite Berlindung di Balik Ayat Suci
A A A
JAKARTA - Di hadapan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara, terdakwa penista agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membacakan isi buku karyanya yang memuat Surat Al Maidah ayat 51.

"Izinkan saya untuk membacakan salah satu subjudul dari buku saya, yang berjudul 'Berlindung di Balik Ayat Suci' ditulis pada tahun 2008. Saya harap dengan membaca tulisan di buku tersebut, niat saya yang sesungguhnya bisa dipahami dengan lebih jelas, isinya sebagai berikut, saya kutip," kata Ahok di PN Jakut, Selasa (13/12/2016).

"Selama karier politik saya dari mendaftarkan diri menjadi anggota partai baru, menjadi ketua cabang, melakukan verifikasi, sampai mengikuti pemilu, kampanye pemilihan bupati, bahkan sampai gubernur, ada ayat yang sama yang saya begitu kenal digunakan untuk memecah belah rakyat, dengan tujuan memuluskan jalan meraih puncak kekuasaan oleh oknum yang kerasukan 'roh kolonialisme'," ujar Ahok sambil membacakan bukunya.

Ia pun mengatakan bahwa penggunaan ayat 51 dalam Surat Al Maidah dilakukan para politikus yang tak mampu bersaing dengan visi-misinya.

"Ayat ini sengaja disebarkan oleh oknum-oknum elite, karena tidak bisa bersaing dengan visi misi program dan integritas pribadinya. Mereka berusaha berlindung di balik ayat-ayat suci itu, agar rakyat dengan konsep 'seiman' memilihnya. Dari oknum elite yang berlindung di balik ayat suci agama Islam, mereka menggunakan Surat Al Maidah 51. Isinya, melarang rakyat menjadikan kaum Nasrani dan Yahudi menjadi pemimpin mereka, dengan tambahan, jangan pernah memilih kafir menjadi pemimpin. Intinya, mereka mengajak agar memilih pemimpin dari kaum yang seiman," urainya.

Ahok pun menjelaskan asbabun nuzul (sebab turunnya Alquran) Al Maidah ayat 51 setelah sempat bertanya kepada temannya yang beragama Islam.

"Padahal, setelah saya tanyakan kepada teman-teman, ternyata ayat ini diturunkan pada saat adanya orang-orang muslim yang ingin membunuh Nabi Besar Muhammad, dengan cara membuat koalisi dengan kelompok Nasrani dan Yahudi di tempat itu. Jadi, jelas, bukan dalam rangka memilih kepala pemerintahan, karena di NKRI, kepala pemerintahan bukanlah kepala agama/imam kepala," ujarnya.

Ahok pun menyebut ada oknum elite yang berlindung di balik ayat suci agama Kristen. "Mereka menggunakan ayat di Surat Galatia 6:10. Isinya, selama kita masih ada kesempatan, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman," jelasnya.

Ahok menambahkan, dirinya tidak tahu apa yang digunakan oknum elite di Bali yang beragama Hindu atau yang beragama Buddha.

"Tetapi saya berkeyakinan, intinya, pasti, jangan memilih yang beragama lain atau suku lain atau golongan lain, apalagi yang rasnya lain. Intinya, pilihlah yang seiman/sesama kita (suku, agama, ras, dan antar golongan). Mungkin, ada yang lebih kasar lagi, pilihlah yang sesama kita manusia, yang lain bukan, karena dianggap kafir, atau najis, atau binatang! Karena kondisi banyaknya oknum elite yang pengecut, dan tidak bisa menang dalam pesta demokrasi, dan akhirnya mengandalkan hitungan suara berdasarkan se-SARA tadi, maka betapa banyaknya, sumber daya manusia dan ekonomi yang kita sia-siakan. Seorang putra terbaik bersuku Padang dan Batak Islam, tidak mungkin menjadi pemimpin di Sulawesi. Apalagi di Papua. Hal yang sama, seorang Papua, tidak mungkin menjadi pemimpin di Aceh atau Padang," tuturnya.

Jika warga telah mengikuti ucapan para politikus pengecut itu, Ahok memastikan rakyat akan mendapatkan pemimpin buruk.

"Kondisi inilah yang memicu kita tidak mendapatkan pemimpin yang terbaik dari yang terbaik. Melainkan kita mendapatkan yang buruk, dari yang terburuk, karena rakyat pemilih memang diarahkan, diajari, dihasut untuk memilih yang se-SARA saja. Singkatnya, hanya memilih yang seiman (kasarnya yang sesama manusia). Demikian kutipan dari buku yang saya tulis tersebut."
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1302 seconds (0.1#10.140)