Politikus Ini Mundur dari Kepengurusan DPP Golkar
A
A
A
JAKARTA - Ketua Departemen Energi dan Energi Terbarukan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Dedy Arianto mengundurkan diri dari jabatannya. Keputusan ini diambil karena Golkar mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai cagub DKI Jakarta 2017 mendatang.
Dedy beralasan mundur dari jabatan itu, karena keputusan Partai Golkar mendukung Ahok di Pilgub DKI Jakarta 2017 tidak sesuai dengan akidahnya. Menurut Dedy, Ahok telah melukai perasaan umat muslim karena diduga telah melakukan penistaan agama.
"Sebelum saya mundur pun, beberapa kader partai sudah membuat rilis meminta DPP Golkar untuk mempertimbangkan kembali dukungan terhadap Ahok," ujar Dedy saat dihubungi wartawan, Senin (10/10/2016). Namun, permintaan beberapa kader tidak gubris.
"Ahok telah melukai umat muslim, saya menyatakan mundur dari kepengurusan Golkar. Kalau bahasa kasarnya saya bilang ke DPP masak partai nyuruh saya pindah agama, saya mau. Kalau ini kan bicara masalah keyakinan," ungkap pria yang akrab disapa OeOe ini.
Dedy menambahkan, administrasi tentang pengunduran dirinya dari kepengurusan Partai Golkar sedang disiapkan. Dedy tak masalah hanya sebagai kader biasa di Partai Golkar, karena melepaskan jabatan di DPP itu.
"Saya enggak setuju dengan keputusan partai, karena itu saya mundur dari kepengurusan DPP. Jadi saya enggak mundur dari Golkar," ujarnya.
Kendati demikian, Dedy pasrah jika kemudian Partai Golkar memberhentikannya dari keanggotaan. "Itu hak partai. Saya terima risiko apapun," ujarnya.
Menanggapi hal itu, Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto tak mempersoalkannya. "Enggak ada masalah," ujar Setya di Gedung DPR.
Dedy beralasan mundur dari jabatan itu, karena keputusan Partai Golkar mendukung Ahok di Pilgub DKI Jakarta 2017 tidak sesuai dengan akidahnya. Menurut Dedy, Ahok telah melukai perasaan umat muslim karena diduga telah melakukan penistaan agama.
"Sebelum saya mundur pun, beberapa kader partai sudah membuat rilis meminta DPP Golkar untuk mempertimbangkan kembali dukungan terhadap Ahok," ujar Dedy saat dihubungi wartawan, Senin (10/10/2016). Namun, permintaan beberapa kader tidak gubris.
"Ahok telah melukai umat muslim, saya menyatakan mundur dari kepengurusan Golkar. Kalau bahasa kasarnya saya bilang ke DPP masak partai nyuruh saya pindah agama, saya mau. Kalau ini kan bicara masalah keyakinan," ungkap pria yang akrab disapa OeOe ini.
Dedy menambahkan, administrasi tentang pengunduran dirinya dari kepengurusan Partai Golkar sedang disiapkan. Dedy tak masalah hanya sebagai kader biasa di Partai Golkar, karena melepaskan jabatan di DPP itu.
"Saya enggak setuju dengan keputusan partai, karena itu saya mundur dari kepengurusan DPP. Jadi saya enggak mundur dari Golkar," ujarnya.
Kendati demikian, Dedy pasrah jika kemudian Partai Golkar memberhentikannya dari keanggotaan. "Itu hak partai. Saya terima risiko apapun," ujarnya.
Menanggapi hal itu, Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto tak mempersoalkannya. "Enggak ada masalah," ujar Setya di Gedung DPR.
(whb)