Ini Kata Psikolog UI soal Ibu Mutilasi Anak Kandung
A
A
A
JAKARTA - Mudmainah alias Iin (28) ibu yang membunuh dan memutilasi anaknya diduga mengalami gangguan kejiwaan. Gangguan jiwa yang dimaksud bisa karena permasalahan atau adanya bisikan lain yang didengarnya.
"Ada gangguan jiwa yang seperti mendengar bisikan sehingga berbuat seperti itu," kata psikolog Universitas Indonesia (UI) Farida Haryoko, Senin (3/10/2016).
Pemicu lain, lanjut Farida, kemungkinan juga pelaku memiliki persoalan pribadi. Ketika memendam masalah dan dia tidak kuat bisa menyebabkan kondisi jiwanya terganggu.
"Kalau ini pasti ada gangguan jiwa. Kalau orang normal tidak mungkin tega ya berbuat begitu," ujarnya. Farida pun menduga pelakunya memiliki gangguan jiwa akut. Mengingat yang dilakukan sangat sadis terhadap anaknya sendiri yang masih kecil.
"Ini sangat diluar batas normal," katanya. Farida menuturkan, ketika seseorang tidak kuat menahan beban maka dia bisa bertindak agresif. Diibaratkan, ketika tubuh tidak kuat menahan serangan virus maka bisa menjadi sakit.
"Sama halnya dengan gangguan jiwa. Kalau terus menahan persoalan yang lama kelamaan dia tak sanggup bisa berdampak pada gangguan jiwa. Bahkan gangguan jiwa akut. Dia tidak sanggup menahan beban psikis," ungkapnya.
"Ada gangguan jiwa yang seperti mendengar bisikan sehingga berbuat seperti itu," kata psikolog Universitas Indonesia (UI) Farida Haryoko, Senin (3/10/2016).
Pemicu lain, lanjut Farida, kemungkinan juga pelaku memiliki persoalan pribadi. Ketika memendam masalah dan dia tidak kuat bisa menyebabkan kondisi jiwanya terganggu.
"Kalau ini pasti ada gangguan jiwa. Kalau orang normal tidak mungkin tega ya berbuat begitu," ujarnya. Farida pun menduga pelakunya memiliki gangguan jiwa akut. Mengingat yang dilakukan sangat sadis terhadap anaknya sendiri yang masih kecil.
"Ini sangat diluar batas normal," katanya. Farida menuturkan, ketika seseorang tidak kuat menahan beban maka dia bisa bertindak agresif. Diibaratkan, ketika tubuh tidak kuat menahan serangan virus maka bisa menjadi sakit.
"Sama halnya dengan gangguan jiwa. Kalau terus menahan persoalan yang lama kelamaan dia tak sanggup bisa berdampak pada gangguan jiwa. Bahkan gangguan jiwa akut. Dia tidak sanggup menahan beban psikis," ungkapnya.
(whb)