Tak Ada Niat ke Arah Pornografi, Ini Kata Pembuat Camilan Bikini

Minggu, 07 Agustus 2016 - 22:09 WIB
Tak Ada Niat ke Arah Pornografi, Ini Kata Pembuat Camilan Bikini
Tak Ada Niat ke Arah Pornografi, Ini Kata Pembuat Camilan Bikini
A A A
JAKARTA - TW, pembuat makanan ringan bihun kekinian (bikini) mengatakan, dirinya tidak ada niatan mengarah pada unsur pornografi. Kata dia, awal ide nama bikini itu muncul secara tiba-tiba.

"Karena saya dan teman-teman berpikir bikini itu nama baju renang. Jadi tidak menyangka kalau namanya dipikir tidak senonoh," katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (7/8/2016).

Menyangkut desaign, TW menjelaskan, itu hanya menyesuaikan nama camilannya. Karena namanya bikini maka digunakan pakaian renang seperti dalam gambar kemasan.

"Disitu kami tetap memasukan gambar mi yang sedang dipegang itu, dan slogan 'remas aku' diberikan oleh guru saya yang juga mengajarkan materi untuk marketing dan idenya," pungkasnya.

Kata 'remas aku', sambunya juga bukan dimaksudkan untuk meremas dada yang ada di gambar tersebut yang diartikan banyak orang itu. Kata itu dimaksudkan meremas isi kemasan tersebut sebelum dimakan.

Soal kata 'remas aku' itu digambarkan kearah snack yang dipegang oleh gambar di packaging. Awal produksi saat masih menjalankan project berlokasi di salah satu kosan TW dan tim di daerah Geger Kalong, Bandung.

Saat project belangsung pun bikini hanya keluar sekitar 2.100 kemasan saja. Menurutnya, rata-rata orang yang membelinya karena penasaran dengan 'bihun goreng'. TW dan tim pun kebanjiran pesanan dan setelah project selesai ternyata masih banyak yang ingin membeli produk.

"Akhirnya kami putuskan untuk menjual brand tersebut ke kakak salah satu team kami," tandasnya.

Setelah dibeli tidak ada produksi lagi karena belum ada yang mengerjakannya. Kemudian merek dagang itu dibeli kembali. TW pun mengelola usaha tersebut pada tahun 2016. Setelah beberapa bulan masih belum produksi. Akhirnya memulai produksi lagi pada bulan April tetapi hanya 1.000 pcs.

"Setelah itu pada bulan juni mulailah produksi lumayan besar sekitar 10.000 kemasan. Tetapi diproduksi tidak sekaligus per bulan hanya keluar 2.000 kemasan saja. Sampai bulan Agustus ini yang habis terjual hanya 6.000 kemasan," pungkasnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7120 seconds (0.1#10.140)