Lalu Lintas Commuter Line Tak Ideal, Waktu Tempuh Kian Lama
A
A
A
JAKARTA - Lalu lintas atau perjalanan kereta api di Jakarta semakin tak ideal. Perjalanan Kereta Api jauh saling berebut dengan perjalanan KRL Commuter Line.
Impian untuk menempuh perjalanan KRL Commuter Line dari Bogor ke arah Stasiun Kota dengan waktu kurang dari 2 jam menjadi sia-sia. Setelah hampir di setiap stasiun yang dilintas, Commuter Line terpaksa harus berhenti selama 15-45 menit lamanya.
Kondisi itu membuat Commuter Line terpaksa menyingkirkan kecepatan waktu dan mengalihkan keefektifitasan penumpang. Salah seorang pengguna KRL Commuter Line, Maya (33) mengatakan impian untuk mendapatkan kereta dengan waktu yang cepat menjadi sirna dalam beberapa tahun terakhir.
Keterlambatan keberangkatan hingga ketidak tepatan waktu sampai seringkali mengalami perubahan. "KRL sering kali terlambat, dan waktu tempuh pun kian lama. Ini jelas cukup mengganggu saya dan penumpang lainnya," ucap wanita karir yang kerja di kawasan Kuningan, Jakarta Pusat, kemarin.
Terutama memasuki kawasan Stasiun Manggarai, kata Maya, KRL acap kali berhenti tanpa maksud yang jelas. Membuat perjalanan menjadi terganggu.
Pengamat perkeretaapian dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengatakan, kondisi perjalanan kereta api di Jakarta semakin tak ideal. Dua kereta, jarak jauh dan Commuter Line harus berebut jalur di double track terpisah. Sementara kondisi Stasiun Manggarai semakin kacau dan tak mampu mengatur perjalanan yang ada.
Sehingga kemacetan perjalanan tak terurai dengan baik. Idealnya, kata Djoko, PT KAI mesti melakukan pemisahan kepada dua jenis kereta ini. Kereta Jarak Jauh (KJJ) tidak diperkenankan masuk ke kawasan Jakarta, pembangunan stasiun di pinggiran Ibu Kota, seperti Cipinang harus dilakukan dalam waktu cepat.
Sehingga Commuter Line akan semakin mudah melakukan mobilisasi di Jakarta, ini membuat waktu perjalanan menjadi efektif."Kunci ada di Manggarai, bagaimana pun kemacetan dan kepadatan disana harus diurai sehingga membuat perjalanan lainnya menjadi lancar," jelasnya.
Manager Senior Humas Daop 1 PT KAI Bambang S Prayitno mengatakan untuk meningkatkan kualitas perjalanan, PT KAI telah melakukan intensifitas perbaikan jalur kereta di Jakarta. Langkah ini dilakukan mengingat dengan kondisi perjalanan yang padat membuat kualitas rel maupun bantalannya menjadi terganggu.
Bambang membantah, terhadap dua perjalanan kereta yakni KJJ dan Commuter Line tidak melakukan prioritas terhadap dua jenis kereta ini. Menurut Bambang, apa yang menjadi prioritasnya adalah kereta yang pertama kali sampai di jalur Manggarai. Sementara untuk kereta yang terlambat masuk, selalu meminta untuk menunggu.
Direktur Utama PT KCJ Muhammad Nurul Fadhila menuturkan penumpang KCJ mengalami penambahan setiap tahunnya. Kondisi ini merupakan bukti keberhasilan KCJ dalam meningkatkan kualitas layanannya. Meski meningkat, namun KCJ tidak akan melakukan tambahan jadwal perjalanan karena mesti menyesuaikan dengan perjalanan kereta jarak jauh lainnya.
Fadhila tak menampik kondisi tersebut membuat beberapa pelayanan lainnya menjadi terganggu. Kereta tak lagi dapat menggunakan waktu cepat, lantaran penuhnya penumpang. terlebih saat ini, rangkaian yang digunakan sudah mencapai 12 rangkaian yang mampu mengangkut 3.000 orang penumpangnya.
Peningkatan 12 gerbong ini, lanjut Fadhila berdampak pada perjalan yang semakin lambat. Impian untuk mencapai waktu 5 menit dari Manggarai ke Sudirman menjadi pupus, lantaran banyak pertimbangan. "Yah mau gimana, kita harus ada tambahan waktu tutup buka pintu di peron, belum lagi soal harus berebut dengan kereta jarak jauh," tutupnya.
Impian untuk menempuh perjalanan KRL Commuter Line dari Bogor ke arah Stasiun Kota dengan waktu kurang dari 2 jam menjadi sia-sia. Setelah hampir di setiap stasiun yang dilintas, Commuter Line terpaksa harus berhenti selama 15-45 menit lamanya.
Kondisi itu membuat Commuter Line terpaksa menyingkirkan kecepatan waktu dan mengalihkan keefektifitasan penumpang. Salah seorang pengguna KRL Commuter Line, Maya (33) mengatakan impian untuk mendapatkan kereta dengan waktu yang cepat menjadi sirna dalam beberapa tahun terakhir.
Keterlambatan keberangkatan hingga ketidak tepatan waktu sampai seringkali mengalami perubahan. "KRL sering kali terlambat, dan waktu tempuh pun kian lama. Ini jelas cukup mengganggu saya dan penumpang lainnya," ucap wanita karir yang kerja di kawasan Kuningan, Jakarta Pusat, kemarin.
Terutama memasuki kawasan Stasiun Manggarai, kata Maya, KRL acap kali berhenti tanpa maksud yang jelas. Membuat perjalanan menjadi terganggu.
Pengamat perkeretaapian dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengatakan, kondisi perjalanan kereta api di Jakarta semakin tak ideal. Dua kereta, jarak jauh dan Commuter Line harus berebut jalur di double track terpisah. Sementara kondisi Stasiun Manggarai semakin kacau dan tak mampu mengatur perjalanan yang ada.
Sehingga kemacetan perjalanan tak terurai dengan baik. Idealnya, kata Djoko, PT KAI mesti melakukan pemisahan kepada dua jenis kereta ini. Kereta Jarak Jauh (KJJ) tidak diperkenankan masuk ke kawasan Jakarta, pembangunan stasiun di pinggiran Ibu Kota, seperti Cipinang harus dilakukan dalam waktu cepat.
Sehingga Commuter Line akan semakin mudah melakukan mobilisasi di Jakarta, ini membuat waktu perjalanan menjadi efektif."Kunci ada di Manggarai, bagaimana pun kemacetan dan kepadatan disana harus diurai sehingga membuat perjalanan lainnya menjadi lancar," jelasnya.
Manager Senior Humas Daop 1 PT KAI Bambang S Prayitno mengatakan untuk meningkatkan kualitas perjalanan, PT KAI telah melakukan intensifitas perbaikan jalur kereta di Jakarta. Langkah ini dilakukan mengingat dengan kondisi perjalanan yang padat membuat kualitas rel maupun bantalannya menjadi terganggu.
Bambang membantah, terhadap dua perjalanan kereta yakni KJJ dan Commuter Line tidak melakukan prioritas terhadap dua jenis kereta ini. Menurut Bambang, apa yang menjadi prioritasnya adalah kereta yang pertama kali sampai di jalur Manggarai. Sementara untuk kereta yang terlambat masuk, selalu meminta untuk menunggu.
Direktur Utama PT KCJ Muhammad Nurul Fadhila menuturkan penumpang KCJ mengalami penambahan setiap tahunnya. Kondisi ini merupakan bukti keberhasilan KCJ dalam meningkatkan kualitas layanannya. Meski meningkat, namun KCJ tidak akan melakukan tambahan jadwal perjalanan karena mesti menyesuaikan dengan perjalanan kereta jarak jauh lainnya.
Fadhila tak menampik kondisi tersebut membuat beberapa pelayanan lainnya menjadi terganggu. Kereta tak lagi dapat menggunakan waktu cepat, lantaran penuhnya penumpang. terlebih saat ini, rangkaian yang digunakan sudah mencapai 12 rangkaian yang mampu mengangkut 3.000 orang penumpangnya.
Peningkatan 12 gerbong ini, lanjut Fadhila berdampak pada perjalan yang semakin lambat. Impian untuk mencapai waktu 5 menit dari Manggarai ke Sudirman menjadi pupus, lantaran banyak pertimbangan. "Yah mau gimana, kita harus ada tambahan waktu tutup buka pintu di peron, belum lagi soal harus berebut dengan kereta jarak jauh," tutupnya.
(whb)