Pembangunan Mangkrak, Bangunan Liar Bermunculan di Bekas Penggusuran

Selasa, 07 Juni 2016 - 00:11 WIB
Pembangunan Mangkrak,...
Pembangunan Mangkrak, Bangunan Liar Bermunculan di Bekas Penggusuran
A A A
JAKARTA - Mangkraknya pembangunan paska pembongkaran Pasar Ikan, Jakarta Utara membuat bangunan liar semi permanen mulai bermunculan di kawasan itu. Masyarakat memanfaatkan setelah pembangunan tak kunjung dilakukan di kawasan itu.

Pantauan SINDO, Senin (6/6/2016) sedikitnya ada belasan bangunan yang memenuhi kawasan itu. Mereka membangun dari sisa bongkaran seperti triplek, kayu bekas, hingga papan bekas bangunan.

Tak adanya tindakan dari aparat satpol pp membuat warga dengan mudah membangun kawasan itu. Bangunan cukup terlihat di beberapa pinggiran bongkaran seperti tanggul di sisi utara dan jalan di sisi selatan dekat pasar hexagon.

Untuk memaksimalkan penerangan terhadap bangunan, warga mencuri aliran listrik dari sejumlah tiang listrik yang terdapat di pinggir kawasan itu.

Beberapa diantara bangunan juga terdapat tenda hasil bantuan sejumlah relawan. Mereka mendirikan dan terpusat di dekat jembatan penghubung dari pasar ikan ke kawasan luar batang. "Sudah hampir sebulan bangunan itu berdiri," ucap Sekretaris Masjid Luar Batang, Mansyur Amin.

Mansyur meyakini, dari sejumlah bangunan yang berdiri, pemiliknya tak lain merupakan warga yang dulu tinggal di kawasan itu. "Ini hasil sukarela dengan relawan," jelasnya.

Sementara itu, masih dilingkungan yang sama, kawasan eks pasar ikan yang berada di depan pintu bahari juga belum rampung di keruk untuk dibikinkan teluk. Dua spider di kawasan itu terlihat tak bergerak. Normalisasi pun baru terlihat sejauh 10 meter saja.

Tak ada penjagaan dari aparat kepolisian, satpol pp, dan TNI di kawasan itu, seperti yang terlihat ketika sehari bongkaran dilakukan. "Yah enggak tahu sampai kapan, kita mah suruh keruk saja," ucap Samir (33) seorang operator alat berat.

Mangkraknya pembangunan juga terlihat di kawasan eks Kalijodo, Tambora-Penjaringan, Jakarta Barat-Utara. Sekalipun telah rata dengan puing bangunan sejak Februari 2016 lalu.

Di kawasan itu, tercatat pembangunan baru selesai pada jalan inspeksi sepanjang 200 meter di pinggir kali banjir kanal barat, jalanan itu telah mulus setelah sebelumnya hancur karena dilintasi alat berat.

Adapun di bekas kawasan pemukiman yang dulu diisi ratusan kepala keluarga. Hingga saat ini pembangunan taman masih belum jelas. Kawasan seluas 5,6 hektare itu terlihat rapih setelah rata dengan tanah, puing bangunan yang menggunung dahulu terlihat nyaris tidak ada.

Seorang warga di temui di kawasan Kalijodo, Ridwan (29) berharap penggunan taman yang dilakukan Pemprov DKI segera dilakukan dalam waktu dekat, mengingat saat ini kondisi kawasan itu sudah cukup kondusif untuk di bangun.

Menanggapi mangkraknya pembangunan, Pengamat Perkotaan Universitas Trisakti, Yayat Supriatna menegaskan sudah sewaktunya pemerintah provinsi segera melakukan pembangunan. Karena bila terus-terusan di tunda bukan tak mungkin warga akan kembali datang mendirikan bangunan di kawasan itu.

"Ini akan membuat pemprov menjadi kerja dua kali," tuturnya.

Bila terbentur karena belum setujunya warga, Yayat menyarankan agar DKI melakukan komunikasi dengan warga. Langkah bisa membantu pekerjaan menjadi mudah. "Yah mungkin tahapnya sedikit demi sedikit," ucapnya.

Walikota Jakarta Barat, Anas Efendi mengatakan pembangunan taman di kawasan eks Kalijodo diserahkan sepenuhnya ke Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta.

Tugas wilayah, kata Anas, hanya sebatas melakukan penertiban saja dan hal itu sudah dilakukan pada saat penertiban. "Dengan kata lain kami sudah selesai," ucapnya.

Meski demikian, Anas mengatakan pihaknya akan meminta kembali kepada Dinas tersebut untuk segera melakukan pembangunan di kawasan itu. Mengingat letaknya yang strategis, sudah sewajarnya kawasan itu dibangun ruang terbuka dengan taman.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6015 seconds (0.1#10.140)