Habib Keramat Siarkan Islam dari Yaman, Gujarat hingga Batavia

Minggu, 08 Mei 2016 - 00:27 WIB
Habib Keramat Siarkan Islam dari Yaman, Gujarat hingga Batavia
Habib Keramat Siarkan Islam dari Yaman, Gujarat hingga Batavia
A A A
JAKARTA - Al Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus atau dikenal Habib Keramat dilahirkan di Yaman. Saat masih berusia 20 tahun, Habib Keramat sudah menyiarkan agama Islam ke pelosok dunia termasuk Indonesia.

Ketua Pengurus Masjid Jami Keramat Luar Batang Habib Husein mengungkapkan, Habib Keramat lahir di negara Yaman, beliau dibesarkan oleh ibunya hingga dewasa. Saat menyiarkan agama Islam, Habib Keramat itu diperkirakan masih berusia tak kurang dari 20 tahunan.

"Habib Keramat menumpang kapal milik seorang kalifah menuju India. Di India, Habib Keramat menetap beberapa tahun di kawasan Gujarat," kata Habib Husein kepada Sindonews, Jumat 6 Mei 2016 lalu. Habib Keramat tinggal sementara di India lantaran hendak membantu masyarakat Gujarat yang saat itu tengah dilanda penyakit kulit dan terjadi kekeringan.

Habib Keramat pun ditemui oleh tokoh pemimpin Gujarat dan diminta untuk menyembuhkan penyakit yang menjangkit masyarakat itu apabila ingin tinggal di Gujarat. Habib Keramat pun menyanggupinya dan akhirnya meminta penduduk Gujarat membangun sebuah kolam.

"Orang-orang yang sakit itu lalu diperintahkan beliau untuk mandi di air kolam. Atas izin Allah, mereka yang sakit diberi kesembuhan. Tak lama setelah itu, hujan juga turun setiap harinya dan menghilangkan bencana kekeringan di Gujarat," jelasnya.

Masyarakat Gujarat pun menyadari akan adanya keistimewaan dari apa yang dibawa Habib Keramat tersebut. Masyarakat Gujarat akhirnya tertarik dan berbondong-bondong masuk Islam. Habib pun akhirnya menetap di Gujarat untuk mengajarkan masyarakat Gujarat tentang Islam dan mengajarkan membaca Alquran. Islam pun akhirnya berkembang pesat, sedang kawasan yang dahulu terkena bencana kekeringan berangsur-angsur tumbuh menjadi kota yang subur.

"Baru setelah dirasa cukup, Habib Keramat kembali melaksanakan misi dakwahnya itu. Habib Keramat pergi ke Asia Tenggara hingga sampailah beliau di Batavia ini dengan menumpang sebuah kapal dagang, dia datang pada sekitar tahun 1736," ungkapnya.

Habib Husein membeberkan, saat Habib Keramat datang, Batavia atau kota yang kini dikenal sebagai Jakarta itu masih berada digenggaman pemerintahan Belanda. Saat datang, Habib Keramat sempat diusir oleh pasukan Belanda.

Pasalnya, pada masa Belanda, kawasan Teluk Jakarta tak boleh dikunjungi orang dari negeri asing. Namun, entah mengapa, meski sudah diusir dan dibawa ke sebuah kapal menuju luar Teluk Jakarta, Habib Keramat selalu kembali ke teluk tersebut menggunakan sekoci. Kejadian itu pun mengundang tanya orang Betawi, yakni Haji Abdul Kadir. Habib Keramat akhirnya dibawa ke rumah Haji Abdul Kodir dan disembunyikan sementara.

Baru setelah suasana di Teluk Jakarta itu sudah tak lagi memanas. Habib Keramat pun mulai menyiarkan agama Islam di pinggiran Teluk Jakarta itu."Habib Keramat memilih menetap di pinggiran Teluk Jakarta lantaran tempat tersebut dianggap tempat yang strategis. Pasalnya, kawasan pelabuhan itu merupakan jalur keluar masuknya orang-orang ke kawasan Batavia pada masa tersebut," ujarnya.

Saat pertama kali datang, daerah Teluk Jakarta itu bernama Kampung Baru dan kini berubah menjadi Kampung Luar Batang. Islam pun akhirnya berkembang dengan pesat.

Penduduk Kampung Baru akhirnya beramai-ramai masuk Islam dan untuk menampung masyarakat dalam belajar Islam, Habib Keramat lantas membangun sebuah surau di kawasan Kampung Baru. Namun, peristiwa itu menumbuhkan rasa kekhawatiran dan kegelisahan di kalangan pemerintah Belanda (VOC).

Saat itu, pemerintah Belanda menganggap kalau penduduk Teluk Jakarta tengah menghimpun kekuatan untuk melakukan pemberontakan. Akhirnya, Habib Keramat dan para pengikutnya itu dijebloskan ke dalam penjara di kawasan Glodok.

Saat di penjara, justru keanehan yang akhirnya menyelimuti pemerintahan Belanda. Pasalnya, bukannya menghentikan perkembangan ajaran Islam, Islam justru semakin berkembang pesat di kalanganan para tahanan Belanda.

Banyak tahanan Belanda yang memeluk agama Islam. Meski Habib Keramat ditempatkan di ruangan khusus san dijaga pasukan khusus. Entah mengapa, saat masuk waktu azan dan melaksanakan salat. Habib Keramat tampak selalu memimpin jalannya salat di pelataran tahanan.

"Penjaga dibuat bingung oleh Habib Keramat. Satu penjaga bilang Habib Keranat ada kok sedang tidur di ruangannya, penjaga lain bilang Habib mimpin salat. Lalu penjaga lain bilang, Habib kalau malam tak ada di ruangannya, padahal ruangannya tak pernah dibuka. Hal itu didengar oleh petinggi Batavia saat itu dan dibuktikanlah. Namun, cerita itu ternyata bukan isapan jempol belaka," bebernya.

Untuk menghilangkan kekhawatiran dan ketakutan yang menyelimuti para tentara Belanda, apalagi peristiwa itu sudah merebak dikalangan masyarakat Teluk Jakarta. Pemerintahan Belanda akhirnya meminta para penjaga tahanan untuk melepaskan Habib Keramat.

"Lantas, diusia kurang dari 40 tahunan, sekitar tahun 1756 M, Habib Keramat meninggal dunia.Saat meninggal itu, terjadilah peristiwa jenazah beliau keluar dari kurungan batang. Seiring berjalannya waktu, masyarakat akhirnya menyebut Kampung Baru dengan sebutan Kampung Luar Batang," pungkasnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5648 seconds (0.1#10.140)