Cara Baru Dishub Jakarta Sterilkan Jalur Bus Transjakarta
A
A
A
JAKARTA - Operasional bus Transjakarta yang diandalkan untuk mengatasi kemacetan di Jakarta belum maksimal. Salah satu permasalahan bus Transjakarta sejak awal diluncurkan adalah sterilisasi jalur bus.
Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, untuk memaksimalkan operasional bus Transjakarta salah satu caranya memang mensterilisasikan jalur bus. Sebab, kepastian waktu kedatangan bus terganggu dengan banyaknya kendaraan pribadi yang masuk jalur.
Untuk itu, pihaknya meminta Dinas Bina Marga untuk segera merealisasikan sterilisasi jalur dengan memasang MCB beton.
"Saat ini Dinas Bina marga sudah mengerjakannya. Kami juga bekerja sama dengan kepolisian untuk penegakan hukumnya. Kami juga menyediakan petugas dishub untuk menjaga sterilisasi," kata Andri Yansyah saat dihubungi, Kamis 28 April 2016 kemarin.
Andri menjelaskan, sterilisasi jalur bus Transjakarta bukanlah hal yang mudah. Sebab, ini menyangkut dengan budaya masyarakat dalam berkendaraan. Artinya, untuk mensterilisasikan jalur diperlukan pemaksaan agar masyarakat meninggalkan kendaraan pribadi dan beralih ke transportasi massal.
Adapun pemaksaan yang dimaksud, kata Andri, antara lain memberlakukan pembatasan kendaraan melalui Electronic Road Pricing (ERP) dan larangan roda dua. Sehingga, masyarakat terpaksa meninggalkan kendaraan pribadi dan mengunakan bus yang telah disediakan.
Kepala Bidang Pemeliharaan dan Perbaikan Jalan Dinas Bina Marga Suko Wibowo menambahkan, sejak dua minggu ini telah memasang MCB beton setinggi 60 cm di koridor 1-5 dengan anggaran Rp70 miliar.
Menurut Suko, kelima koridor tersebut merupakan prioritas yang diminta oleh Dinas Perhubungan dan Transportasi. Suko menargetkan bila pemasangan MCB beton di lima koridor akan berakhir pada Agustus mendatang.
"Kami mengerjakan malam hari pukul 23.00-05.00 WIB. Koridor 1 kami sedang main di Jalan Sudirman; koridor 2 di Jalan Pramuka; koridor 3 di Jalan Daan Mogot; koridor 4 di Jalan Jatinegara sampai Matraman, dan koridor 5 di Manggarai," ungkapnya.
Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, untuk memaksimalkan operasional bus Transjakarta salah satu caranya memang mensterilisasikan jalur bus. Sebab, kepastian waktu kedatangan bus terganggu dengan banyaknya kendaraan pribadi yang masuk jalur.
Untuk itu, pihaknya meminta Dinas Bina Marga untuk segera merealisasikan sterilisasi jalur dengan memasang MCB beton.
"Saat ini Dinas Bina marga sudah mengerjakannya. Kami juga bekerja sama dengan kepolisian untuk penegakan hukumnya. Kami juga menyediakan petugas dishub untuk menjaga sterilisasi," kata Andri Yansyah saat dihubungi, Kamis 28 April 2016 kemarin.
Andri menjelaskan, sterilisasi jalur bus Transjakarta bukanlah hal yang mudah. Sebab, ini menyangkut dengan budaya masyarakat dalam berkendaraan. Artinya, untuk mensterilisasikan jalur diperlukan pemaksaan agar masyarakat meninggalkan kendaraan pribadi dan beralih ke transportasi massal.
Adapun pemaksaan yang dimaksud, kata Andri, antara lain memberlakukan pembatasan kendaraan melalui Electronic Road Pricing (ERP) dan larangan roda dua. Sehingga, masyarakat terpaksa meninggalkan kendaraan pribadi dan mengunakan bus yang telah disediakan.
Kepala Bidang Pemeliharaan dan Perbaikan Jalan Dinas Bina Marga Suko Wibowo menambahkan, sejak dua minggu ini telah memasang MCB beton setinggi 60 cm di koridor 1-5 dengan anggaran Rp70 miliar.
Menurut Suko, kelima koridor tersebut merupakan prioritas yang diminta oleh Dinas Perhubungan dan Transportasi. Suko menargetkan bila pemasangan MCB beton di lima koridor akan berakhir pada Agustus mendatang.
"Kami mengerjakan malam hari pukul 23.00-05.00 WIB. Koridor 1 kami sedang main di Jalan Sudirman; koridor 2 di Jalan Pramuka; koridor 3 di Jalan Daan Mogot; koridor 4 di Jalan Jatinegara sampai Matraman, dan koridor 5 di Manggarai," ungkapnya.
(whb)