Banyak Masalah, PT KCJ Lemah Lakukan Pengawasan
A
A
A
JAKARTA - Banyaknya masalah yang terjadi pada Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line menunjukkan lemahnya pengawasan dari PT Kereta Commuter Line Jabodetabek (KCJ) sebagai operator.
Pengamat transportasi Universitas Trisakti, Yayat Supriatna mengakui, kondisi KRL yang ada saat ini tidak lagi manusiawi dan mengindahkan keselamatan. Hal ini terlihat dari jumlah penumpang yang semakin tidak seimbang dengan jumlah armada kereta hingga banyak kasus yang terjadi.
Parahnya, tambah Yayat, lemahnya dukungan sarana dan prasarana yang ada semacam ini tidak diantisipasi oleh KCJ.
"Seharusnya mereka melakukan pemantauan setiap jam-nya, bahkan menit. Sehingga masalah yang pernah terjadi dapat diantisipasi," terang Yayat kepada SINDO, Selasa 19 Januari 2016.
Nantinya report itu bisa dilaporkan kepada Daerah Operasional (Daop) 1, selaku pemilik wilayah. Sehingga, ketika terjadi suatu masalah, terutama yang mengganggu perjalanan kereta, bisa diantisipasi oleh Daop 1 dengan melakukan perbaikan.
"Bagaimanapun masalah yang terjadi di KRL pun merupakan masalah lama, dengan report, kami bisa melakukan pelajaran dan antisipasi agar tidak terjadi di kemudian hari," tambah Yayat.
Meninggi beban perjalanan yang terjadi saat ini, menunjukan bukti peminat KRL sangat tinggi. Kondisi itupun sebelumnya telah di antisipasi oleh Daop 1 untuk melakukan pemagaran disejumlah ruas jalan, sehingga perjalanan kereta dapat ditambah sehingga dapat on time.
Namun dengan bertambahnya perjalanan dan kecepatan, keegoisan KCJ yang ngotot untuk mencapai target 1,2 juta orang per hari tidak diantisipasi dengan sarana dan prasarana pendukung. Hal ini terbukti dengan tambahan perjalanan yang ada, mengakibatkan masalah lainnya, mulai dari rusaknya rel kereta, jaringan listrik, hingga waktu buka tutup di sejumlah perlintasan.
"Seharusnya KCJ harus bisa sabar, perbaiki fasilitas, baru naikan kecepatan dan perjalanan," tutur Yayat.
PILIHAN:
Dor! 2 Polisi Terkapar Ditembak Bandar Narkoba
Pengamat transportasi Universitas Trisakti, Yayat Supriatna mengakui, kondisi KRL yang ada saat ini tidak lagi manusiawi dan mengindahkan keselamatan. Hal ini terlihat dari jumlah penumpang yang semakin tidak seimbang dengan jumlah armada kereta hingga banyak kasus yang terjadi.
Parahnya, tambah Yayat, lemahnya dukungan sarana dan prasarana yang ada semacam ini tidak diantisipasi oleh KCJ.
"Seharusnya mereka melakukan pemantauan setiap jam-nya, bahkan menit. Sehingga masalah yang pernah terjadi dapat diantisipasi," terang Yayat kepada SINDO, Selasa 19 Januari 2016.
Nantinya report itu bisa dilaporkan kepada Daerah Operasional (Daop) 1, selaku pemilik wilayah. Sehingga, ketika terjadi suatu masalah, terutama yang mengganggu perjalanan kereta, bisa diantisipasi oleh Daop 1 dengan melakukan perbaikan.
"Bagaimanapun masalah yang terjadi di KRL pun merupakan masalah lama, dengan report, kami bisa melakukan pelajaran dan antisipasi agar tidak terjadi di kemudian hari," tambah Yayat.
Meninggi beban perjalanan yang terjadi saat ini, menunjukan bukti peminat KRL sangat tinggi. Kondisi itupun sebelumnya telah di antisipasi oleh Daop 1 untuk melakukan pemagaran disejumlah ruas jalan, sehingga perjalanan kereta dapat ditambah sehingga dapat on time.
Namun dengan bertambahnya perjalanan dan kecepatan, keegoisan KCJ yang ngotot untuk mencapai target 1,2 juta orang per hari tidak diantisipasi dengan sarana dan prasarana pendukung. Hal ini terbukti dengan tambahan perjalanan yang ada, mengakibatkan masalah lainnya, mulai dari rusaknya rel kereta, jaringan listrik, hingga waktu buka tutup di sejumlah perlintasan.
"Seharusnya KCJ harus bisa sabar, perbaiki fasilitas, baru naikan kecepatan dan perjalanan," tutur Yayat.
PILIHAN:
Dor! 2 Polisi Terkapar Ditembak Bandar Narkoba
(mhd)