Mahasiswa Terjangkit Hepatitis A, IPB Tetapkan Status KLB
A
A
A
BOGOR - Setelah ada korban meninggal karena hepatitis A, sejumlah mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang dirawat mulai mendapat perhatian. Saat ini, masih 25 mahasiswa yang mendapat perawatan intensif di rumah sakit.
Kampus IPB menilai kasus penyebaran penyakit hepatitis ini dianggap sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), karena jumlah pengidapnya mencapai 29 orang, bahkan satu diantaranya meninggal dunia.
“Tapi perlu kami klarifikasi, Almarhumah (Senna Desvia Hutapea 18 tahun) meninggal dunia bukan karena penyakit hepatitis A. Berdasarkan keterangan dokter dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, almarhumah terkena penyakit hepatitis B. Sebab kalau heptitis A masih bisa pulih,” ujar Direktur Kemahasiswaan IPB Sugeng Santoso dalam keterangan persnya di Kampus IPB, Branangsiang, Bogor, Kamis (10/12/2015).
Pihaknya mengaku belum mengetahui secara pasti, Senna meninggal dunia di Medan dikarenakan tidak memiliki biaya setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Karya Bhakti Pertiwi, Dramaga, Kabupaten Bogor.
“Kita belum mendapatkan kabar atau keterangan dari keluarga almarhumah terkait memilih dipulangkan ke Medan,” katanya.
Dikarenakan sudah menjadi kejadian luar biasa, pihak IPB langsung berinisiatif membentuk kelompok kerja (pokja) Pencegahan dan Penanggulangan Hepatitis di Lingkungan IPB. Pihak kampus menepis wabah hepatitis menyebar karena lamban diantisipasi. (Baca: Mendadak, Belasan Mahasiswa IPB Terserang Hepatitis A)
Dia menjelaskan wabah hepatitis yang menyerang puluhan mahasiswa IPB di kampus Dramaga ini terjadi sejak 21 November 2015. Berdasarkan hasil pendataan, yang menjalani perawatan akibat terserang hepatitis A ini mencapai 28 orang.
“Hanya almarhumah saja yang positif hepatitis B. Tapi yang hingga saat ini masih dirawat di rumah sakit mencapai 25 mahasiswa. Selebihnya dipulangkan dan menjalani perawatan di rumah,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Komite Medik RS Karya Bhakti Pertiwi Arvan Matova membenarkan bahwa Senna sempat dirawat pada 21-25 November.
“Ya memang Senna pernah dirawat di RS Karya Bhakti, dengan gejala mirip Hepatitis A seperti demam, mual, muntah, dan mata menguning. Namun, kami belum bisa memastikan yang bersangkutan positif Hepatitis A, B atau lainnya. Yang bersangkutan keburu meminta keluar dari rumah sakit," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Kusnadi menilai meninggalnya Senna bukan disebabkan Hepatitis A.
"Disebabkan penyakit lain, karena Hepatitis A tidak menyebabkan kematian. Pengidap penyakit ini dapat sembuh dalam waktu satu minggu, dengan catatan harus banyak istirahat dan memperhatikan pola hidup bersih dan sehat,” jelasnya.
PILIHAN:
Ini Kronologi Driver Go-Jek Ditikam di Sunter Mall
Masukkan Anggaran Siluman Rp700 M, Ahok: Berani Banget!
Kampus IPB menilai kasus penyebaran penyakit hepatitis ini dianggap sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), karena jumlah pengidapnya mencapai 29 orang, bahkan satu diantaranya meninggal dunia.
“Tapi perlu kami klarifikasi, Almarhumah (Senna Desvia Hutapea 18 tahun) meninggal dunia bukan karena penyakit hepatitis A. Berdasarkan keterangan dokter dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, almarhumah terkena penyakit hepatitis B. Sebab kalau heptitis A masih bisa pulih,” ujar Direktur Kemahasiswaan IPB Sugeng Santoso dalam keterangan persnya di Kampus IPB, Branangsiang, Bogor, Kamis (10/12/2015).
Pihaknya mengaku belum mengetahui secara pasti, Senna meninggal dunia di Medan dikarenakan tidak memiliki biaya setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Karya Bhakti Pertiwi, Dramaga, Kabupaten Bogor.
“Kita belum mendapatkan kabar atau keterangan dari keluarga almarhumah terkait memilih dipulangkan ke Medan,” katanya.
Dikarenakan sudah menjadi kejadian luar biasa, pihak IPB langsung berinisiatif membentuk kelompok kerja (pokja) Pencegahan dan Penanggulangan Hepatitis di Lingkungan IPB. Pihak kampus menepis wabah hepatitis menyebar karena lamban diantisipasi. (Baca: Mendadak, Belasan Mahasiswa IPB Terserang Hepatitis A)
Dia menjelaskan wabah hepatitis yang menyerang puluhan mahasiswa IPB di kampus Dramaga ini terjadi sejak 21 November 2015. Berdasarkan hasil pendataan, yang menjalani perawatan akibat terserang hepatitis A ini mencapai 28 orang.
“Hanya almarhumah saja yang positif hepatitis B. Tapi yang hingga saat ini masih dirawat di rumah sakit mencapai 25 mahasiswa. Selebihnya dipulangkan dan menjalani perawatan di rumah,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Komite Medik RS Karya Bhakti Pertiwi Arvan Matova membenarkan bahwa Senna sempat dirawat pada 21-25 November.
“Ya memang Senna pernah dirawat di RS Karya Bhakti, dengan gejala mirip Hepatitis A seperti demam, mual, muntah, dan mata menguning. Namun, kami belum bisa memastikan yang bersangkutan positif Hepatitis A, B atau lainnya. Yang bersangkutan keburu meminta keluar dari rumah sakit," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Kusnadi menilai meninggalnya Senna bukan disebabkan Hepatitis A.
"Disebabkan penyakit lain, karena Hepatitis A tidak menyebabkan kematian. Pengidap penyakit ini dapat sembuh dalam waktu satu minggu, dengan catatan harus banyak istirahat dan memperhatikan pola hidup bersih dan sehat,” jelasnya.
PILIHAN:
Ini Kronologi Driver Go-Jek Ditikam di Sunter Mall
Masukkan Anggaran Siluman Rp700 M, Ahok: Berani Banget!
(ysw)