Survei: Warga Depok Belum Tahu 9 Desember 2015 Ada Pilkada
A
A
A
DEPOK - Warga Kota Depok sepertinya belum mengetahui bila kota tersebut akan menggelar Pilkada 9 Desember mendatang. Hasil survei Pusat Kajian Politik Departemen Ilmu Politik FISIP Universitas Indonesia (Puskapol FISIP UI) sebanyak 44,8% responden tidak mengetahui tanggal pelaksanaan Pilkada Depok.
Peneliti Puskapol UI Sri Budi Eko Wardani menjelaskan, Puskapol menggelar survei sejak 27 Oktober-6 November 2015 dengan
tema "Aspirasi Warga tentang Permasalahan Kota Menjelang Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok 2015". Hasilnya sebanyak 55,3% warga Depok tidak mengetahui jumlah pasangan calon pada Pilkada Depok.
Bahkan sebanyak 44,8% responden masih belum mengetahui tanggal pelaksanaan Pilkada Depok pada 9 Desember 2015. Selain itu sebanyak 42,9% responden pemilih berusia 17-25 tahun menjawab salah ketika ditanyakan kapan Pilkada Depok
dilaksanakan.
"Secara metodologi survei ini dilakukan di 63 kelurahan. Asumsi populasi pemilih adalah 1.221.981 pemilih. Jumlah responden
sebanyak 630 orang dengan margin of error 3,99%," papar Sri Budi Eko Wardani, Kamis (26/11/2015).
Menurut Wardani, minimnya pengetahuan terhadap proses pelaksanaan pilkada membuat mayoritas warga masih belum
mengetahui siapakah pasangan calon. Untuk permasalahan yang harus dituntaskan oleh Wali Kota terpilih mendatang, para
responden menilai masalah Wali Kota terpilih harus segera menyelesaikan permasalahan transportasi (18,53%), infrastruktur
(16,91%), kesejahteraan (15,35%), lingkungan (14,11%), dan kesehatan (8,28%).
Dani menambahkan, tiga program prioritas yang harus diimplementasikan segera menurut responden adalah program
infrastruktur (35,5%), kesejahteraan (23,1%), dan lingkungan (13,1%). Namun sayangnya, 80% responden menyatakan bahwa
mereka tidak memiliki informasi memadai informasi yang memadai terkait dengan tawaran program kerja pasangan calon..
"Sebanyak 87,3% responden menyatakan tidak pernah mendengar atau mengetahui program kerja yang dikampanyekan pasangan calon baik Dimas Oky Nugroho-Babai Suhaimi ataupun Idris Abdul Shomad - Pradi Supriatna," ungkap Dani.
Peneliti Puskapol UI Sri Budi Eko Wardani menjelaskan, Puskapol menggelar survei sejak 27 Oktober-6 November 2015 dengan
tema "Aspirasi Warga tentang Permasalahan Kota Menjelang Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok 2015". Hasilnya sebanyak 55,3% warga Depok tidak mengetahui jumlah pasangan calon pada Pilkada Depok.
Bahkan sebanyak 44,8% responden masih belum mengetahui tanggal pelaksanaan Pilkada Depok pada 9 Desember 2015. Selain itu sebanyak 42,9% responden pemilih berusia 17-25 tahun menjawab salah ketika ditanyakan kapan Pilkada Depok
dilaksanakan.
"Secara metodologi survei ini dilakukan di 63 kelurahan. Asumsi populasi pemilih adalah 1.221.981 pemilih. Jumlah responden
sebanyak 630 orang dengan margin of error 3,99%," papar Sri Budi Eko Wardani, Kamis (26/11/2015).
Menurut Wardani, minimnya pengetahuan terhadap proses pelaksanaan pilkada membuat mayoritas warga masih belum
mengetahui siapakah pasangan calon. Untuk permasalahan yang harus dituntaskan oleh Wali Kota terpilih mendatang, para
responden menilai masalah Wali Kota terpilih harus segera menyelesaikan permasalahan transportasi (18,53%), infrastruktur
(16,91%), kesejahteraan (15,35%), lingkungan (14,11%), dan kesehatan (8,28%).
Dani menambahkan, tiga program prioritas yang harus diimplementasikan segera menurut responden adalah program
infrastruktur (35,5%), kesejahteraan (23,1%), dan lingkungan (13,1%). Namun sayangnya, 80% responden menyatakan bahwa
mereka tidak memiliki informasi memadai informasi yang memadai terkait dengan tawaran program kerja pasangan calon..
"Sebanyak 87,3% responden menyatakan tidak pernah mendengar atau mengetahui program kerja yang dikampanyekan pasangan calon baik Dimas Oky Nugroho-Babai Suhaimi ataupun Idris Abdul Shomad - Pradi Supriatna," ungkap Dani.
(whb)