Cabut KJP Pelajar Terlibat Bentrok Suporter, Ini Kata Djarot
A
A
A
JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengaku rencana mencabut kartu jakarta pintar (KJP) bagi pelajar yang ikut bentrokan suporter pada laga Final Piala Presiden adalah bentuk pembelajaran.
"Ini sebagai pembelajaran bagi mereka. Pendidikan kan proses pembelajaran. Lah kalau dia penerima KJP terus perilakunya tidak seperti anak Jakarta, suka tawuran, suka merusak, ya tidak pantas menerima KJP. Itu memperburuk," ujar Djarot di Gedung Nyi Ageng Serang, Jakarta Selatan, Senin (19/10/2015).
Djarot mengaku perilaku buruk yang dilakukan hanya pada satu atau dua orang pelajar sampai memperburuk kepada semuanya. Ahok mengaku tidak hanya mencabut KJP, namun orangtua dari pelajar tersebut harus dipanggil. (Baca: Ahok Ancam Bocah-bocah Pelempar Mobil Pelat D)
"Orangtuanya panggil. Karena bukan tanggungjawab anak itu doang. Kalau macam-macam cabut supaya mereka tahu anak-anak di Jakarta penerima KJP tidak semuanya buruk. Banyak yang baik," tukasnya.
Lebih lanjut, Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta telah membuat aturan dan surat edaran bahwa siapapun pemegang KJP yang terlibat tawuran, bullying, maupun kekerasan akan dicabut KJP sehingga tidak dimungkinkan lagi pelajar tersebut menerima KJP.
Namun hingga kini, Dinas Pendidikan masih menunggu data resmi dari Kepolisian terkait nama-nama pelajar di DKI Jakarta yang kedapatan melakukan aksi bentrokan suporter.
PILIHAN:
Beredar Pesan Berantai, Bobotoh Tewas di Jalan Tol
Sorot Kekerasan Polisi Terhadap Jakmania, Jurnalis Diintimidasi
"Ini sebagai pembelajaran bagi mereka. Pendidikan kan proses pembelajaran. Lah kalau dia penerima KJP terus perilakunya tidak seperti anak Jakarta, suka tawuran, suka merusak, ya tidak pantas menerima KJP. Itu memperburuk," ujar Djarot di Gedung Nyi Ageng Serang, Jakarta Selatan, Senin (19/10/2015).
Djarot mengaku perilaku buruk yang dilakukan hanya pada satu atau dua orang pelajar sampai memperburuk kepada semuanya. Ahok mengaku tidak hanya mencabut KJP, namun orangtua dari pelajar tersebut harus dipanggil. (Baca: Ahok Ancam Bocah-bocah Pelempar Mobil Pelat D)
"Orangtuanya panggil. Karena bukan tanggungjawab anak itu doang. Kalau macam-macam cabut supaya mereka tahu anak-anak di Jakarta penerima KJP tidak semuanya buruk. Banyak yang baik," tukasnya.
Lebih lanjut, Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta telah membuat aturan dan surat edaran bahwa siapapun pemegang KJP yang terlibat tawuran, bullying, maupun kekerasan akan dicabut KJP sehingga tidak dimungkinkan lagi pelajar tersebut menerima KJP.
Namun hingga kini, Dinas Pendidikan masih menunggu data resmi dari Kepolisian terkait nama-nama pelajar di DKI Jakarta yang kedapatan melakukan aksi bentrokan suporter.
PILIHAN:
Beredar Pesan Berantai, Bobotoh Tewas di Jalan Tol
Sorot Kekerasan Polisi Terhadap Jakmania, Jurnalis Diintimidasi
(ysw)