Ratusan Warga Serbu Bank DKI di Kantor Wali Kota Jakbar, Ada Apa?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kantor Bank DKI Cabang Wali Kota Jakarta Barat mendadak dipenuhi warga, Kamis (30/4/2020). Mereka memenuhi kantor itu lantaran sejumlah kantor libur.
Meski tampak penuh, namun beberapa orang yang mengantre tetap menjaga physical distancing. Mereka diberikan kursi per satu meter untuk menunggu. Sembari menggunakan masker dan layaknya orang ujian sekolah, nasabah terlihat rapih dan mengantri duduk di kursi.
Sementara bagi pendamping, petugas meminta untuk menunggu di luar kantor. Petugas Satpol PP dan Pamdal sudah ada yang berjaga di luar kantor.
Seorang pendamping, Tania, mengaku telah cukup lama menunggu. Di sana ia menemani ibunya mencairkan Kartu Jakarta Pintar (KJP). Ibunya telah mengantre dan duduk di depan Bank DKI, sedangkan Tania menunggu di luar gedung.
Antrean yang didapat Tania merupakan kompensasi lantaran belum mendapatkan kouta mengantre pada Rabu (29/4/2020) kemarin. Sejak bank belum buka, ia sudah berada di kantor wali kota. "Akhirnya saya disuruh datang besok pagi namun kalau bisa sejak pukul 06.00 WIB," ujarnya.
Selama bertahun-tahun tinggal di Jakarta dan menemani ibunya, Tania mengaku baru sekarang mengalami kejadian seperti ini. Biasanya, ia cukup mendatangi Bank DKI di sekitar kecamatan tempatnya tinggal dan mencairkan KJP di bank itu.
Namun kali ini beberapa Bank DKI kecamatan yang dihampirinya tutup, sehingga diarahkan ke Bank DKI Cluster untuk mencairkan KJP. "Bulan lalu sih masih banyak yang buka, namun sekarang umumnya tutup," ungkapnya.
Hal berbeda diungkapkan Andri (49) yang tidak mendapatkan kouta antrean. Ia baru datang ke Bank DKI cabang Kantor Wali Kota Jakarta Barat sekitar pukul 10.00 WIB.
Rencananya ia mau membayarkan KIR kendaraan di Bank DKI. Namun akhirnya petugas keamanan mengarahkan membayar lewat ATM Bank DKI. "Makanya ini saya lagi mencari dulu ATM Bank DKI yang bisa dipinjam," kata Andri.
Pihak keamanan Bank DKI Cabang Kantor Wali Kota Jakarta Barat Ivan mengakui bahwa mereka membatasi kouta antrean, yakin 50 untuk Custumer Service (CS) dan 50 untuk teller. Hal itu mulai berlaku sejak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerapkan kebijakan Work From Home (WFH) untuk pencegahan Covid-19.
Meski tampak penuh, namun beberapa orang yang mengantre tetap menjaga physical distancing. Mereka diberikan kursi per satu meter untuk menunggu. Sembari menggunakan masker dan layaknya orang ujian sekolah, nasabah terlihat rapih dan mengantri duduk di kursi.
Sementara bagi pendamping, petugas meminta untuk menunggu di luar kantor. Petugas Satpol PP dan Pamdal sudah ada yang berjaga di luar kantor.
Seorang pendamping, Tania, mengaku telah cukup lama menunggu. Di sana ia menemani ibunya mencairkan Kartu Jakarta Pintar (KJP). Ibunya telah mengantre dan duduk di depan Bank DKI, sedangkan Tania menunggu di luar gedung.
Antrean yang didapat Tania merupakan kompensasi lantaran belum mendapatkan kouta mengantre pada Rabu (29/4/2020) kemarin. Sejak bank belum buka, ia sudah berada di kantor wali kota. "Akhirnya saya disuruh datang besok pagi namun kalau bisa sejak pukul 06.00 WIB," ujarnya.
Selama bertahun-tahun tinggal di Jakarta dan menemani ibunya, Tania mengaku baru sekarang mengalami kejadian seperti ini. Biasanya, ia cukup mendatangi Bank DKI di sekitar kecamatan tempatnya tinggal dan mencairkan KJP di bank itu.
Namun kali ini beberapa Bank DKI kecamatan yang dihampirinya tutup, sehingga diarahkan ke Bank DKI Cluster untuk mencairkan KJP. "Bulan lalu sih masih banyak yang buka, namun sekarang umumnya tutup," ungkapnya.
Hal berbeda diungkapkan Andri (49) yang tidak mendapatkan kouta antrean. Ia baru datang ke Bank DKI cabang Kantor Wali Kota Jakarta Barat sekitar pukul 10.00 WIB.
Rencananya ia mau membayarkan KIR kendaraan di Bank DKI. Namun akhirnya petugas keamanan mengarahkan membayar lewat ATM Bank DKI. "Makanya ini saya lagi mencari dulu ATM Bank DKI yang bisa dipinjam," kata Andri.
Pihak keamanan Bank DKI Cabang Kantor Wali Kota Jakarta Barat Ivan mengakui bahwa mereka membatasi kouta antrean, yakin 50 untuk Custumer Service (CS) dan 50 untuk teller. Hal itu mulai berlaku sejak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerapkan kebijakan Work From Home (WFH) untuk pencegahan Covid-19.