Transjabodetabek Mau Gabung, Ini Kata Dishub DKI
A
A
A
JAKARTA - Sepinya penumpang membuat bus Transjabodetabek yang dimiliki oleh PPD ingin gabung dengan sistem rupiah perkilometer. Dishub DKI sendiri siap mengakomodir dengan keinginan PPD asalkan Transjabodetabek tidak memungut tarif lagi kepada penumpang.
Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta, Andri Yansyah menyatakan siap mengakomodir PPD jika ingin masuk dalam sistem rupiah perkilometer.
Terpenting, pihaknya tidak ingin Transjabodetabek seperti Angkutan Perbatasan terintegrasi Busway (APTB) yang juga memungut tarif di dalam jalur bus TransJakarta. (Baca: Sepi Penumpang, Transjabodetabek Ingin Gabung ke Transjakarta)
"Kami selalu terbuka untuk membantu pelayanan Transjabodetabek. Ayo kita duduk bareng atasi masalah sepinya penumpang PPD," ujarnya ketika dihubungi, Minggu 20 September 2015.
Andri menilai, sepinya penumpang PPD akibat kurangnya sosialisasi dan promosi yang dilakukan PPD. Hal itu terlihat dari banyaknya pertanyaan kepada dirinya terhadap operasional PPD.
Untuk itu, Andri menyarankan agar PPD tidak mudah menyerah dan terus mengujicoba sampai pada akhirnya memang tidak masuk akal.
"Saya harap 78 unit itu beroperasi dulu satu-dua bulan ini. Kalau masih sepi, nanti Gubernur yang akan keluarkan kebijakan, apakah dimasukan sistem rupiah perkilometer, atau lainya," tegasnya.
Andri berharap apabila 300 unit bus PPD TransJabodetabek itu beroperasi tahun ini, APTB secara otomatis hanya akan sampai diperbatasan dan pastinya akan ditinggal penumpang.
"APTB itu memang harusnya sampai perbatasan. Namun, karena dia tetap masuk dalam kota dan tidak mau mengikuti sistem rupiah perkilometer kita, ya kita saingi saja dengan bus PPD Transjabodetabek," ujarnya.
PILIHAN:
Kepsek dan Guru SDN 07 Pagi Terancam Dipecat
Kekerasan di SDN 07 Pagi Diduga Ada Pemicunya
Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta, Andri Yansyah menyatakan siap mengakomodir PPD jika ingin masuk dalam sistem rupiah perkilometer.
Terpenting, pihaknya tidak ingin Transjabodetabek seperti Angkutan Perbatasan terintegrasi Busway (APTB) yang juga memungut tarif di dalam jalur bus TransJakarta. (Baca: Sepi Penumpang, Transjabodetabek Ingin Gabung ke Transjakarta)
"Kami selalu terbuka untuk membantu pelayanan Transjabodetabek. Ayo kita duduk bareng atasi masalah sepinya penumpang PPD," ujarnya ketika dihubungi, Minggu 20 September 2015.
Andri menilai, sepinya penumpang PPD akibat kurangnya sosialisasi dan promosi yang dilakukan PPD. Hal itu terlihat dari banyaknya pertanyaan kepada dirinya terhadap operasional PPD.
Untuk itu, Andri menyarankan agar PPD tidak mudah menyerah dan terus mengujicoba sampai pada akhirnya memang tidak masuk akal.
"Saya harap 78 unit itu beroperasi dulu satu-dua bulan ini. Kalau masih sepi, nanti Gubernur yang akan keluarkan kebijakan, apakah dimasukan sistem rupiah perkilometer, atau lainya," tegasnya.
Andri berharap apabila 300 unit bus PPD TransJabodetabek itu beroperasi tahun ini, APTB secara otomatis hanya akan sampai diperbatasan dan pastinya akan ditinggal penumpang.
"APTB itu memang harusnya sampai perbatasan. Namun, karena dia tetap masuk dalam kota dan tidak mau mengikuti sistem rupiah perkilometer kita, ya kita saingi saja dengan bus PPD Transjabodetabek," ujarnya.
PILIHAN:
Kepsek dan Guru SDN 07 Pagi Terancam Dipecat
Kekerasan di SDN 07 Pagi Diduga Ada Pemicunya
(ysw)