Sepi Penumpang, Transjabodetabek Ingin Gabung ke Transjakarta
A
A
A
JAKARTA - Angkutan transportasi massal TransJabodetabek milik Perusahaan Umum (Perum) Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) ingin masuk ke sistem PT Transjakarta dengan perhitungan rupiah per kilometer.
Direktur Utama PPD, Pande Putu Yasa mengatakan, sejak diluncurkannya 78 unit bus Hino TransJabodetabek pada akhir Agustus lalu, pihaknya saat ini hanya mengoperasikan 30 unit yang terbagi di tiga koridor. Diantaranya Depok-PGC (Pusat Grosir Cililitan)-Grogol, Harapan Indah Bekasi-Pasar Baru, Poris Plawad-Kemayoran.
Sebab, kata Pande, saat ini pihaknya belum melihat adanya antusias penumpang yang tertarik menggunakan TransJabodetabek.
"Satu bus itu paling banyak sekitar 10 penumpang. Belum ada kenaikan yang signifikan. Kami ingin Pemprov DKI mensubsidi kami dengan sistem rupiah perkilometer,' ujarnya ketika dihubungi, Minggu 20 September 2015.
Dia menginginkan pembayaran rupiah perkilometer karena sejauh ini penumpang terbanyak berada di halte TransJakarta yang jumlahnya sekitar 50 penumpang.
Pande menjelaskan, untuk membantu DKI Jakarta dan mengintegrasikan transportasi massal dengan daerah mitranya, Pemerintah Pusat melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PPD, memberikan 300 unit bus merk Hino secara bertahap.
Pada tahap awal, lanjut Pande, Agustus kemarin diberikan 78 unit dan baru akan full beroperasi pada Selasa (22/9) mendatang. Menurutnya, salah satu untuk mendukung integrasi bus Transjabodetabek dan mengoptimalkan 300 unit bus nantinya, Pemprov DKI harus memberikan subsidi melalui sistem rupiah perkilometer.
"Kami ingin berbicara dengan Dishubtrans DKI untuk masuk sistem rupiah perkilometer seperti TransJakarta. Itu satu-satunya solusi agar 300 bus kami nantinya beroperasi maksimal," jelasnya.
PILIHAN:
Kepsek dan Guru SDN 07 Pagi Terancam Dipecat
Kekerasan di SDN 07 Pagi Diduga Ada Pemicunya
Direktur Utama PPD, Pande Putu Yasa mengatakan, sejak diluncurkannya 78 unit bus Hino TransJabodetabek pada akhir Agustus lalu, pihaknya saat ini hanya mengoperasikan 30 unit yang terbagi di tiga koridor. Diantaranya Depok-PGC (Pusat Grosir Cililitan)-Grogol, Harapan Indah Bekasi-Pasar Baru, Poris Plawad-Kemayoran.
Sebab, kata Pande, saat ini pihaknya belum melihat adanya antusias penumpang yang tertarik menggunakan TransJabodetabek.
"Satu bus itu paling banyak sekitar 10 penumpang. Belum ada kenaikan yang signifikan. Kami ingin Pemprov DKI mensubsidi kami dengan sistem rupiah perkilometer,' ujarnya ketika dihubungi, Minggu 20 September 2015.
Dia menginginkan pembayaran rupiah perkilometer karena sejauh ini penumpang terbanyak berada di halte TransJakarta yang jumlahnya sekitar 50 penumpang.
Pande menjelaskan, untuk membantu DKI Jakarta dan mengintegrasikan transportasi massal dengan daerah mitranya, Pemerintah Pusat melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PPD, memberikan 300 unit bus merk Hino secara bertahap.
Pada tahap awal, lanjut Pande, Agustus kemarin diberikan 78 unit dan baru akan full beroperasi pada Selasa (22/9) mendatang. Menurutnya, salah satu untuk mendukung integrasi bus Transjabodetabek dan mengoptimalkan 300 unit bus nantinya, Pemprov DKI harus memberikan subsidi melalui sistem rupiah perkilometer.
"Kami ingin berbicara dengan Dishubtrans DKI untuk masuk sistem rupiah perkilometer seperti TransJakarta. Itu satu-satunya solusi agar 300 bus kami nantinya beroperasi maksimal," jelasnya.
PILIHAN:
Kepsek dan Guru SDN 07 Pagi Terancam Dipecat
Kekerasan di SDN 07 Pagi Diduga Ada Pemicunya
(ysw)