Pengamat: Proyek LRT Tidak Miliki Perencanaan Matang
A
A
A
JAKARTA - Proyek transportasi massal Light Rail Transit (LRT) dinilai tidak memiliki perencanaan matang. Dikhawatirkan LRT ini akan menjadi monorel kedua yang mangkrak dan akhirnya tak terwujud.
Pengurus harian Institut Studi Transportasi (Instrans) Izzul Waro menjelaskan, proyek LRT milik Pemprov DKI Jakarta memang dikejar untuk menutupi kesalahan yang berniat melanjutkan monorel dengan peletakan batu pertama 2013 lalu. Namun, kata Izzul, proyek LRT tidak memiliki kajian yang matang.
"Tidak ada kajian dari tata ruang, penyusunan dokumen perencanaan, masterplan pelayanan transportasi di Jakarta, uji kelaikan, Detail Enginering Design (DED), hingga pengukuran tarif belum dapat dijelaskan Terlebih, dalam rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI, proyek LRT tidak disebutkan," jelas Izzul, Kamis 10 September 2015 kemarin.
Menurut Izzul, LRT memang bisa dibilang kondisi dari segala pilihan dari melanjutkan monorel yang tidak jelas. LRT bukan tulang punggung transportasi di Jakarta, karena bentuknya kereta ringan yang daya tampungnya tidak sama seperti KRL dan sebagainya.
Hal yang harus diperhatikan oleh Pemprov DKI Jakarta apabila benar-benar membangun LRT, lanjut Izzul, Pemprov harus memikirkan sinergitas transportasi massal antara transportasi berbasis bus dan rel. Artinya, jangan sampai Pemprov DKI mengabaikan pembangunan transportasi lainnya, khususnya Transjakarta, baik itu sterilisasi hingga armadanya.
Izzul juga menyarankan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebaiknya jangan terus melakukan bongkar pasang Pegawai Negeri Sipil (PNS) agar proyek LRT dapat selesai sebelum akhir periode Ahok sebagai Gubernur habis pada 2017 mendatang.
"Perencanaan LRT yang tidak matang, bisa jadi monorel kedua. Apalagi masa jabatan Ahok sampai 2017. Kalau Ahok tidak terpilih saya pesimis LRT dapat seperti apa yang dimimpikan. LRT ini cuma mimpi Ahok yang ingin membuat masterpiece dalam menjabat sebagai Gubernur," tegasnya. (Baca: Saat Peresmian LRT, Ahok Sindir Soal Monorel)
Pengurus harian Institut Studi Transportasi (Instrans) Izzul Waro menjelaskan, proyek LRT milik Pemprov DKI Jakarta memang dikejar untuk menutupi kesalahan yang berniat melanjutkan monorel dengan peletakan batu pertama 2013 lalu. Namun, kata Izzul, proyek LRT tidak memiliki kajian yang matang.
"Tidak ada kajian dari tata ruang, penyusunan dokumen perencanaan, masterplan pelayanan transportasi di Jakarta, uji kelaikan, Detail Enginering Design (DED), hingga pengukuran tarif belum dapat dijelaskan Terlebih, dalam rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI, proyek LRT tidak disebutkan," jelas Izzul, Kamis 10 September 2015 kemarin.
Menurut Izzul, LRT memang bisa dibilang kondisi dari segala pilihan dari melanjutkan monorel yang tidak jelas. LRT bukan tulang punggung transportasi di Jakarta, karena bentuknya kereta ringan yang daya tampungnya tidak sama seperti KRL dan sebagainya.
Hal yang harus diperhatikan oleh Pemprov DKI Jakarta apabila benar-benar membangun LRT, lanjut Izzul, Pemprov harus memikirkan sinergitas transportasi massal antara transportasi berbasis bus dan rel. Artinya, jangan sampai Pemprov DKI mengabaikan pembangunan transportasi lainnya, khususnya Transjakarta, baik itu sterilisasi hingga armadanya.
Izzul juga menyarankan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebaiknya jangan terus melakukan bongkar pasang Pegawai Negeri Sipil (PNS) agar proyek LRT dapat selesai sebelum akhir periode Ahok sebagai Gubernur habis pada 2017 mendatang.
"Perencanaan LRT yang tidak matang, bisa jadi monorel kedua. Apalagi masa jabatan Ahok sampai 2017. Kalau Ahok tidak terpilih saya pesimis LRT dapat seperti apa yang dimimpikan. LRT ini cuma mimpi Ahok yang ingin membuat masterpiece dalam menjabat sebagai Gubernur," tegasnya. (Baca: Saat Peresmian LRT, Ahok Sindir Soal Monorel)
(whb)