Ahok Tetapkan KJP Tidak Bisa Tarik Tunai
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kembali membuat keputusan bagi para pelajar pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP). Jika pemegang KJP sempat bisa mengambil uang Rp50.000 per minggu dan dua minggu bagi SD, kini hal itu sudah tidak berlaku.
Keputusan tidak bisa menarik tunai itu juga berdasarkan hasil rapat dengan pihak Bank DKI, dan Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Keputusan itu juga lebih cepat dari target awalnya yaitu tahun depan.
"Kemarin kan dari 5.000 orang itu yang terbukti pelanggaran itu hanya 19 pemegang KJP saja kan, berarti sistem tidak tarik tunai ini sudah tepat sasaran sebesar 97%. Jadi sistem ini udah paling benar, dan tepat sasaran," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis (13/8/2015).
Meski tidak bisa tarik tunai, kata Ahok, pihaknya akan bekerja sama dengan pihak bank lain selain BAnk DKI. Tak hanya itu, dia berharap, ada mesin electronic data capture (edc) yang bisa membaca KJP hanya untuk digunakan membeli perlengkapan sekolah.
"Dipercepat. Hari ini kami dari (Bank) DKI akan ketemu BCA, karena dia yang punya jaringan seperti jaringan prima dan ATM bersama lebih banyak yang tersebar di Jakarta. Kita mau tawarkan kepada dia (BCA), bisa tidak anda kunci yang tidak jual peralatan sekolah tidak bisa pakai KJP," pungkasnya.
Meski demikian, Ahok menyadari keputusan itu akan ada pro dan kontra. "Tapi ini pasti jadi banyak pro kontra, makanya ini supaya ada kesepahaman," tukas Ahok.
PILIHAN:
Penerima KJP Hanya Bisa Cairkan Rp50 Ribu per Minggu
Ratusan Warga Jakarta Antre Ambil Uang KJP di Matraman
Keputusan tidak bisa menarik tunai itu juga berdasarkan hasil rapat dengan pihak Bank DKI, dan Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Keputusan itu juga lebih cepat dari target awalnya yaitu tahun depan.
"Kemarin kan dari 5.000 orang itu yang terbukti pelanggaran itu hanya 19 pemegang KJP saja kan, berarti sistem tidak tarik tunai ini sudah tepat sasaran sebesar 97%. Jadi sistem ini udah paling benar, dan tepat sasaran," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis (13/8/2015).
Meski tidak bisa tarik tunai, kata Ahok, pihaknya akan bekerja sama dengan pihak bank lain selain BAnk DKI. Tak hanya itu, dia berharap, ada mesin electronic data capture (edc) yang bisa membaca KJP hanya untuk digunakan membeli perlengkapan sekolah.
"Dipercepat. Hari ini kami dari (Bank) DKI akan ketemu BCA, karena dia yang punya jaringan seperti jaringan prima dan ATM bersama lebih banyak yang tersebar di Jakarta. Kita mau tawarkan kepada dia (BCA), bisa tidak anda kunci yang tidak jual peralatan sekolah tidak bisa pakai KJP," pungkasnya.
Meski demikian, Ahok menyadari keputusan itu akan ada pro dan kontra. "Tapi ini pasti jadi banyak pro kontra, makanya ini supaya ada kesepahaman," tukas Ahok.
PILIHAN:
Penerima KJP Hanya Bisa Cairkan Rp50 Ribu per Minggu
Ratusan Warga Jakarta Antre Ambil Uang KJP di Matraman
(mhd)