30 Persen Pemilih di Depok Suka Money Politics
A
A
A
DEPOK - Money politics diprediksi belum menjauh dari Pilkada Serentak 2015. Karena para pemilih sendiri masih menyukai money politics.
Setidaknya hal itu terjadi terhadap 30 persen pemilih dalam Pilkada Depok. Sebanyak 30 persen para pemilih di Depok hanya memilih pasangan calon yang membayarnya.
Direktur Puspol Indonesia sekaligus Pengamat Politik Universitas Negeri Jakarta, Ubedilah Badrun mengungkap hal tersebut. "Secara umum jumlah pemilih di Depok 2015 terbagi pada tiga kategori. Transaksional, rasional dan irasional. Untuk pemilih transaksional mencapai 30%," katanya, Minggu (2/8/2015).
Sedangkan pemilih rasional di Depok mencapai 40 persen. Golongan pemilih ini merupakan pemilih yang berpikir dan menentukan terlebih dahulu siapa sosok yang akan dipilihnya. "Warga Depok berasal dari kalangan anak muda, terpelajar dan memiliki gelar pendidikan yang tinggi," jelasnya.
Menurutnya, pemilih rasional akan mendominasi dibanding pemilih transaksional. Hal itu disebabkan Depok merupakan daerah yang dipenuhi oleh sejumlah perguruan tinggi. "Pemilih rasionalnya mendominasi dibandingkan pemilih transaksional," katanya.
Kategori terakhir adalah pemilih irasional yang berasal dari kalangan menengah ke bawah. Mereka memilih tanpa mengetahui informasi secara jelas mengenai siapa sosok yang akan dipilihnya.
Setidaknya hal itu terjadi terhadap 30 persen pemilih dalam Pilkada Depok. Sebanyak 30 persen para pemilih di Depok hanya memilih pasangan calon yang membayarnya.
Direktur Puspol Indonesia sekaligus Pengamat Politik Universitas Negeri Jakarta, Ubedilah Badrun mengungkap hal tersebut. "Secara umum jumlah pemilih di Depok 2015 terbagi pada tiga kategori. Transaksional, rasional dan irasional. Untuk pemilih transaksional mencapai 30%," katanya, Minggu (2/8/2015).
Sedangkan pemilih rasional di Depok mencapai 40 persen. Golongan pemilih ini merupakan pemilih yang berpikir dan menentukan terlebih dahulu siapa sosok yang akan dipilihnya. "Warga Depok berasal dari kalangan anak muda, terpelajar dan memiliki gelar pendidikan yang tinggi," jelasnya.
Menurutnya, pemilih rasional akan mendominasi dibanding pemilih transaksional. Hal itu disebabkan Depok merupakan daerah yang dipenuhi oleh sejumlah perguruan tinggi. "Pemilih rasionalnya mendominasi dibandingkan pemilih transaksional," katanya.
Kategori terakhir adalah pemilih irasional yang berasal dari kalangan menengah ke bawah. Mereka memilih tanpa mengetahui informasi secara jelas mengenai siapa sosok yang akan dipilihnya.
(hyk)