Larang Pengemis Berkeliaran di Jakarta, Dinsos Lakukan Ini
A
A
A
JAKARTA - Dinas Sosial (Dinsos) DKI Jakarta mengaku terus melakukan penjagaan di sejumlah titik rawan pengemis. Hal itu guna mewujudkan DKI Jakarta bebas dari Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), seperti pengemis dan gelandangan.
Maka itu, Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos DKI Jakarta Chaidir mengatakan, Dinsos melakukan sosialisasi mengenai pelarangan memberi dan menerima di jalan melalui media elektronik dan cetak. Sehingga masyarakat sadar untuk tidak memberi, dan pengemisnya juga sadar untuk tidak menerima di jalan.
"Kedua, pada tahun ini kami melakukan penjangkauan dan monitoring dengan intensitas yang cukup tinggi. Lebih giat dan lebih optimal. Kami lakukan penjangkauan siang dan malam ke daerah titik rawan pengemis," katanya di Jakarta, Selasa (7/7/2015).
Tidak hanya itu, lanjut Chaidir, faktor ketiga pihaknya menambah penjagaan terhadap titik rawan PMKS pada tahun ini. Jika pada tahun lalu sebanyak 25 titik rawan yang dijaga, pada tahun ini sebanyak 32 titik.
"Untuk Ramadan tahun ini kami memang berfokus terhadap pengemis musiman yang biasa menjamur pada saat Ramadan. Karena ini yang biasa masyarakat keluhkan. Terlebih juga manusia gerobak. Tapi Alhamdulillah masyarakat sadar, sehingga tahun ini mengalami penurunan," katanya.
Salah satu pengemis musiman yang muncul saat bulan Ramadan yakni fenomena manusia gerobak. Sebenarnya manusia gerobak merupakan pemulung yang beralih profesi menjadi pengemis.
Mereka keluar dari komunitas untuk meminta-minta kepada masyarakat. Apalagi dengan mengeksploitasi anak dan istrinya untuk mendapat belas kasih masyarakat.
"Untuk itu, kami imbau sekali lagi agar masyarakat tidak memberi dan menerima di jalan. Karena melanggar Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2007 tentang ketertiban umum, khususnya yang tercantum pada Bab VIII tentang tertib sosial. Maka salurkanlah kebaikan Anda kepada lembaga resmi sehingga tepat sasaran," tuturnya.
PILIHAN:
Ramadan 2015, Dinsos DKI Klaim Pengemis Menurun
Mesum di Hotel, 8 Pasangan ABG Diamankan
Maka itu, Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos DKI Jakarta Chaidir mengatakan, Dinsos melakukan sosialisasi mengenai pelarangan memberi dan menerima di jalan melalui media elektronik dan cetak. Sehingga masyarakat sadar untuk tidak memberi, dan pengemisnya juga sadar untuk tidak menerima di jalan.
"Kedua, pada tahun ini kami melakukan penjangkauan dan monitoring dengan intensitas yang cukup tinggi. Lebih giat dan lebih optimal. Kami lakukan penjangkauan siang dan malam ke daerah titik rawan pengemis," katanya di Jakarta, Selasa (7/7/2015).
Tidak hanya itu, lanjut Chaidir, faktor ketiga pihaknya menambah penjagaan terhadap titik rawan PMKS pada tahun ini. Jika pada tahun lalu sebanyak 25 titik rawan yang dijaga, pada tahun ini sebanyak 32 titik.
"Untuk Ramadan tahun ini kami memang berfokus terhadap pengemis musiman yang biasa menjamur pada saat Ramadan. Karena ini yang biasa masyarakat keluhkan. Terlebih juga manusia gerobak. Tapi Alhamdulillah masyarakat sadar, sehingga tahun ini mengalami penurunan," katanya.
Salah satu pengemis musiman yang muncul saat bulan Ramadan yakni fenomena manusia gerobak. Sebenarnya manusia gerobak merupakan pemulung yang beralih profesi menjadi pengemis.
Mereka keluar dari komunitas untuk meminta-minta kepada masyarakat. Apalagi dengan mengeksploitasi anak dan istrinya untuk mendapat belas kasih masyarakat.
"Untuk itu, kami imbau sekali lagi agar masyarakat tidak memberi dan menerima di jalan. Karena melanggar Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2007 tentang ketertiban umum, khususnya yang tercantum pada Bab VIII tentang tertib sosial. Maka salurkanlah kebaikan Anda kepada lembaga resmi sehingga tepat sasaran," tuturnya.
PILIHAN:
Ramadan 2015, Dinsos DKI Klaim Pengemis Menurun
Mesum di Hotel, 8 Pasangan ABG Diamankan
(mhd)