Tak Lulus SD, Masyarakat Bisa Jadi Sopir Transjakarta
A
A
A
JAKARTA - PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) diminta tidak memberikan kualifikasi seorang sopir dengan ijazah. Karena, perekrutan sopir tidak ada urusannya dengan latar belakang pendidikan yang tinggi.
"Saya sudah bilang sama (Antonius NS) Kosasih, Dirutnya (PT) Transjakarta. Saya tidak mau ada istilah sopir itu harus berijazah SMA, bahkan tidak berijazah SD pun bagi saya boleh (jadi sopir di Transjakarta)," kata Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (26/6/2015).
Menurut orang nomor satu di DKI Jakarta itu, pengalaman seorang sopir tidak ada kaitannya dengan ijazah. "Karena ini kami cuma butuh kesabaran, teknis bawa mobil, urusan apa sama ijazah?" tanya mantan anggota DPR itu.
Ahok menegaskan, ijazah bukan sebagai patokan untuk mencari sopir yang baik. Karena, sopir berbeda dengan dengan pekerjaan yang mengedepankan pendidikan.
"Doktor juga ada yang masuk penjara, profesor juga ada yang masuk penjara kok. Ya kan? Jadi bukan itu, jadi bukan kami mau cari dosen. Kalau mau cari dosen iya, ini carinya sopir kok, belagu banget mau SMA, mau S1. Jadi Presiden saja SMA syaratnya. Ya kan," tukasnya.
Sedangkan yang diperlukan sopir, menurut Ahok, adalah mental atau ketenangan dari calon pengemudi dalam menjalankan transportasi massal tersebut.
"Bagi saya syarat pengemudi mobil di Transjakarta itu bukan lihat ijazah. Ini dites bahwa bisa bawa mobil, bukan ijazah enggak penting. Ya kan? Ada juga orang enggak sekolah, dia bisa bawa mobil baik kok. Dahulu sopir-sopir bapak saya, yang bawa truk bapak saya enggak lulus SD semua, bagus-bagus. Malahan yang gelar sarjana bisa nabrak," tuturnya.
"Saya sudah bilang sama (Antonius NS) Kosasih, Dirutnya (PT) Transjakarta. Saya tidak mau ada istilah sopir itu harus berijazah SMA, bahkan tidak berijazah SD pun bagi saya boleh (jadi sopir di Transjakarta)," kata Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (26/6/2015).
Menurut orang nomor satu di DKI Jakarta itu, pengalaman seorang sopir tidak ada kaitannya dengan ijazah. "Karena ini kami cuma butuh kesabaran, teknis bawa mobil, urusan apa sama ijazah?" tanya mantan anggota DPR itu.
Ahok menegaskan, ijazah bukan sebagai patokan untuk mencari sopir yang baik. Karena, sopir berbeda dengan dengan pekerjaan yang mengedepankan pendidikan.
"Doktor juga ada yang masuk penjara, profesor juga ada yang masuk penjara kok. Ya kan? Jadi bukan itu, jadi bukan kami mau cari dosen. Kalau mau cari dosen iya, ini carinya sopir kok, belagu banget mau SMA, mau S1. Jadi Presiden saja SMA syaratnya. Ya kan," tukasnya.
Sedangkan yang diperlukan sopir, menurut Ahok, adalah mental atau ketenangan dari calon pengemudi dalam menjalankan transportasi massal tersebut.
"Bagi saya syarat pengemudi mobil di Transjakarta itu bukan lihat ijazah. Ini dites bahwa bisa bawa mobil, bukan ijazah enggak penting. Ya kan? Ada juga orang enggak sekolah, dia bisa bawa mobil baik kok. Dahulu sopir-sopir bapak saya, yang bawa truk bapak saya enggak lulus SD semua, bagus-bagus. Malahan yang gelar sarjana bisa nabrak," tuturnya.
(mhd)