Tol khusus motor harus terpisah dari mobil

Sindonews.com – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) menyatakan jalur tol khusus untuk sepeda motor sulit dilaksanakan. Kalau pun tetap dibuat, harus dengan jalan yang terpisah dari kendaraan lain, seperti mobil maupun truk.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PU Achmad Ghani Ghazaly mengatakan, bahwa jalur tol untuk sepeda motor bisa dilaksanakan asal dibuatkan jalan terpisah dan tertutup, seperti yang telah dilaksanakan di Jembatan Suramadu dan juga di Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa, Nusa Dua, Bali.

”Secara prinsip boleh saja asal dibikin jalan terpisah, dan tertutup. Yang agak sulit nanti adalah pengaturan motor masuk dan keluar, untuk Jakarta ini kan kalau diperkenankan akan puluhan ribu jumlahnya,” kata Ghani dalam keterangan rilisnya di Jakarta, Selasa (12/2/2013).

Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 44/2009 tentang Perubahan atas PP No 15/2005 tentang jalan tol, tercantum pada pasal 38 ayat 1(a) yang isinya; pada jalan tol dapat dilengkapi dengan jalur jalan tol khusus bagi kendaraan bermotor roda dua yang secara fisik terpisah dari jalur jalan tol yang diperuntukkan bagi kendaraan bermotor roda empat atau lebih.

“Selain itu, perlu dilihat juga dari sisi bussiness plan nya, apakah cost nya lebih besar dari pemasukan atau sebaliknya,” tambah dia.

Sementara itu, dalam konteks jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa, di Nusa Dua, Bali, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian PU Danis H. Sumadilaga mengatakan, bahwa memang sudah disiapkan jalur motor dengan lebar masing-masing tiga meter.

”Dalam feasibility study diperkirakan sepeda motor yang melewati tol tersebut adalah 17.403 dari keseluruhan 39.397 kendaraan. Sedangkan ditahun 2015 diperkirakan terdapat 22.216 sepeda motor akan lewat sana dari 50.298 keseluruhan kendaraan,” tambah Danis.