Integrasi Bus Transjakarta-Commuter Line Belum Optimal

Selasa, 21 Juni 2016 - 01:34 WIB
Integrasi Bus Transjakarta-Commuter Line Belum Optimal
Integrasi Bus Transjakarta-Commuter Line Belum Optimal
A A A
JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta terus berupaya mengintegrasikan bus Rapid Transit (BRT) Transjakarta dengan kereta api Commuter Jabodetabek di beberapa stasiun sebagai salah satu cara mengatasi kemacetan. Sayangnya, integrasi yang dilakukan saat ini masih belum maksimal.

Anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta Aditya Dwi Laksana mengatakan, selama tiga bulan terakhir DTKJ melihat adanya perbaikan integrasi antara keduanya. Baik itu bus pengumpan, hingga sarana pedestrian yang menghubungkan stasiun ke halte Transjakarta terdekat.

Namun, kata dia, integrasi yang dilakukan saat ini masih perlu dioptimalkan. Di antaranya yaitu, menambah papan informasi atau sign board, akses yang mudah dari stasiun ke halte bus Transjakarta, pedestrian yang dilengkapi kanopi dan perlu dibangun halte atau semacam cerukan agar bus tidak memakan badan jalan sehingga tidak membuat kemacetan.

"Masih banyak yang harus dibenahi. Penangananya harus bersama-sama, antara operator kereta api dan BRT Transjakarta, Dishubtrans, Dinas Bina Marga, Badan Pengelolaan Transportasi Jabodetabek, dan kepolisian," kata Aditya dalam diskusi Integrasi Kereta Api Commuter dan Bus Transjakarta di kantor DTKJ pada Senin, 20 Juni 2016 kemarin.

Aditya menjelaskan, masalah integrasi bermula dari adanya beberapa titik stasiun kereta api di Jakarta yang belum terhubung dengan halte maupun koridor bus Transjakarta. Sedangkan jika ada titik-titik yang sudah terhubung, infrastruktur fisiknya justru belum mumpuni.

Berdasarkan pantauan, lanjut Aditya, saat ini integrasi BRT dan Comutter Jabodetabek sudah melayani sembilan rute yakin, Stasiun Palmerah, Tebet dan Manggarai saat ini sudah mempunyai konektivitas dengan bus Transjakarta.

Sayang, ketiga stasiun itu belum cukup baik sarana dan prasarananya. Sedangkan Stasiun Gambir, Sudirman, Jakarta Kota, Jatinegara, Cawang dan Tanjung Priok sudah ada konektivitas dengan Transjakarta, tetapi koridornya belum memadai.

"Masih ada stasiun Kalibata, Tanah Abang, Pasar Senen, Duri dan Kebayoran yang belum terhubung dengan Transjakarta," ujarnya.

Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi (dishubtrans) DKI Jakarta, Andri Yansyah mengatakan, integrasi kereta api Commuter Line dengan bus Transjakarta bertujuan untuk penggunaan transportasi publik dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Sejauh ini, kata dia, pihaknya terus berupaya melengkapi segala fasilitas untuk meningkatkan pelayanan terintegrasi tersebut.

Selain itu, lanjut Andri, pihaknya juga akan membuka rute antar stasiun dengan rencana operasi sebagai berikut, Stasiun Manggarai-Blok M dengan lima bus; Stasiun Tebet-Kuningan dengan19 bus; Stasiun Tebet-Kampung Melayu dengan empat bus; Stasiun Tebet-Karet dengan sembilan bus dan Stasiun Pal Merah-Sudirman sebanyak delapan bus.

Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek Muhammad Fadhil menyatakan siap untuk membantu PT Transportasi Jakarta menyiapkan fasilitas halte dan sebagainya dalam meningkatkan pelayanan. Dalam waktu dekat ini, kata dia, Stasiun Tebet, Jakarta Selatan akan dilengkapi dengan perlintasan bawah tanah (underpass) untuk menghubungkan dua peron pintu masing-masing ke arah Kampung Melayu dan Kota Kasablanka, Kuningan.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5404 seconds (0.1#10.140)