Cegah COVID-19, Pemprov DKI Jakarta Diminta Tegas Batasi 50% Pengunjung Pasar

Jum'at, 10 Juli 2020 - 14:44 WIB
loading...
Cegah COVID-19, Pemprov...
Pemprov DKI Jakarta diminta membenahi pasar tradisional agar persebaran COVID-19 bisa dikendalikan. SINDOnews/Yohannes Tobing
A A A
JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta diminta membenahi pasar tradisional agar persebaran COVID-19 bisa dikendalikan. Salah satu caranya dengan mematuhi pembatasan jumlah pengunjung sebanyak 50%.

Angggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, William Aditya Sarana mengatakan, Jakarta butuh terobosan dan ketegasan untuk memutus rantai persebaran virus. Menurut dia, saat ini virus dari pasar tradisional sudah merambah ke permukiman sekitar dan jika tidak dibenahi lonjakan kasus akan terus terjadi.

"Pemprov DKI Jakarta tampaknya belum serius membenahi protokol kesehatan di pasar tradisional yang merupakan titik episentrum persebaran virus COVID-19 di Jakarta. Kami mendesak Gubernur Anies Baswedan segera membenahi pasar tradisional agar penyebaran virus dapat dikendalikan," kata William Aditya saat inspeksi mendadak ke Pasar Jaya Cengkareng, Jumat (10/7/2020).

Dari hasil sidak, kata William, pihaknya belum melihat adanya ketentuan pasti terkait pembatasan pengunjung pasar hingga 50%. Padahal sejak aturan ganjil genap pedagang dihapus, kapasitas pengunjung pasar ini akan diawasi dan diperketat. (Baca juga; 3 Pedagang Positif COVID-19, Pasar Sunter Podomoro Ditutup Sementara )

Pengerahan 5.000 Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk memantau juga masih belum menjamin pelaksanaan protokol kesehatan. Akibat sistem ventilasi buruk dan jarak antar lapak pedagang masih minim sehingga risiko penularan masih tinggi.

William juga mendapati pos pemantauan pengunjung dilakukan di samping parkiran motor dan bukan di pintu masuk pasar. Ini menyebabkan pengunjung yang berjalan kaki dapat mudah lolos dari pemantauan. Pengelola pasar juga tidak punya hitungan pasti berapa jumlah pengunjung yang diperbolehkan masuk ke dalam pasar.

"Diperkirakan 500 pengunjung boleh masuk pasar, tapi itu hanya tebakan pengelola pasar saja. Tapi bagaimana mau dibatasi kalau tidak ada yang menghitung," jelasnya. (Baca juga; Petugas Medis Terpapar Covid-19, RSUD Kalideres Tutup 7 Hari )

Saat mengunjungi pasar, William hanya mendapati sekitar sepuluh ASN yang bertugas berkeliling, jauh dari klaim akan ada 50 ASN diturunkan ke lapangan. "ASN memang sudah bertugas, tapi fungsinya belum optimal. Banyak pedagang hanya memakai masker, tidak pasti apa cukup pakai masker atau wajib pakai face shield dan sarung tangan seperti anjuran Kemenkes," ungkapnya.

Meski demikian William memuji langkah Pemprov DKI yang membekali setiap ASN yang bertugas dengan swab test dan perlengkapan masker serta face shield. Selanjutnya tes swab test ini harus terus dilakukan bukan hanya untuk petugas ASN tapi juga pedagang dan pekerja pasar, termasuk kuli dan petugas parkir.

"Kita harus bersama-sama memutus rantai persebaran virus di pasar tradisional. Pembeli harus didorong untuk tidak setiap hari berbelanja ke pasar. Penjual juga harus diajarkan untuk mulai berjualan online agar interaksi tatap muka berkurang," ungkapnya.

Dalam seminggu terakhir terjadi lonjakan penambahan kasus positif COVID-19 di Jakarta, dari sebelumnya 100-an kasus perhari menjadi 200-300 kasus per hari. “Kemarin Jakarta mencatat rekor penambahan 357 kasus per hari, kalau tidak ada langkah nyata pemutusan penyebaran di pasar tradisional, saya khawatir peningkatan akan terus terjadi," pungkasnya.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1096 seconds (0.1#10.140)