Sejarah Bekasi, Peninggalan Ibu Kota Kerajaan Tarumanegara Penguasa Bumi Nusantara Tahun 358 Masehi

Minggu, 27 November 2022 - 05:55 WIB
loading...
Sejarah Bekasi, Peninggalan Ibu Kota Kerajaan Tarumanegara Penguasa Bumi Nusantara Tahun 358 Masehi
Candi Jiwa merupakan situs purbakala peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang berada di Karawang tepatnya di perbatasan antara Kabupaten Bekasi dengan Karawang. Foto/Istimewa/@august_projection
A A A
BEKASI - Bekasi merupakan salah satu wilayah yang mempunyai sejarah panjang. Di sini pernah berdiriKerajaan Tarumanegara, kerajaan kuno sang penguasa Nusantara pada tahun 358 Masehi. Kerajaan tua ini menjadi cikal bakal berdirinya kerajaan Pasundan.

Dalam peninggalanManuskrip Prasasti Tatar Sunda Kuno yang ditemukan dibeberapa tempat disebutkanDayeuh Sundasembawa atau Jayagiri adalah sebutan Bekasi tempo dulu sebagai IbuKota Kerajaan Tarumanegara (358-669).

Luas kerajaan itu mencakup wilayah Bekasi, Sunda Kelapa, Depok, Cibinong, Bogor hingga ke wilayah Sungai Cimanuk di Indramayu, Jawa Barat.Tarumanegara merupakan kerajaan tertua kedua di Indonesia setelah Kutai.

Berdasarkan catatan Pemkab dan Pemkot Bekasi, letak Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri sebagai IbuKota Tarumanegara adalah di wilayah Bekasi sekarang ini. Purnawarman adalah raja ketiga Kerajaan Tarumanegara yang memerintah tahun 395-434 masehi.

Di bawah kekuasaannya, Kerajaan Tarumanegara mencapai puncak kejayaannya. Pada masa pemerintahan Purnawarman, rakyat dipimpin secara bijaksana dan Tarumanegara berhasil menguasai 48 kerajaan daerah.

Wilayah kekuasaan Kerajaan Tarumanegara meliputi hampir seluruh Jawa Barat. Selain itu, ia juga menjalankan beberapa proyek besar. Selama berkuasa, Purnawarman dikenal banyak membuat prasasti yang berisi perjuangan dan pencapaiannya.

Sejarah Bekasi, Peninggalan Ibu Kota Kerajaan Tarumanegara Penguasa Bumi Nusantara Tahun 358 Masehi


Dayeuh Sundasembawa daerah asal Maharaja Tarusbawa (669-723 M) pendiri Kerajaan Sunda dan seterusnya menurunkan raja-raja sampai generasi ke- 40 yaitu Ratu Ragumulya (1567-1579 M) Raja Sunda Kelapa (Disebut juga Kerajaan Padjajaran) yang terakhir.

Wilayah Bekasi tercatat sebagai daerah yang banyak memberikan informasi tentang keberadaan Tatar Sunda pada masa lampau atau jamankuno. Diantaranya dengan ditemukannya empat prasasti yang dikenal dengan nama Prasasti Kebantenan.

Keempat prasasti ini merupakan keputusan (piteket) dari Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, Jayadewa 1482--1521 M) yang ditulis dalam lima lembar lempeng tembaga.

Sejak abad ke 5 Masehi pada masa Kerajaan Tarumanegara abad ke 8 Kerajaan Galuh dan Kerajaan Padjajaran pada abang ke 14, Bekasi menjadi wilayah kekuasaan karena salah satu daerah strategis sebagai penghubung antara Pelabuhan Sunda Kelapa (Jakarta).

Selain keberadaan Kerajaan Tarumanegara,Bekasi mempunyai sejarah panjang dan penuh dinamika. Ini dapat dibuktikan perkembangannya dari jaman ke jaman.

Sejak jaman Hindia Belanda, pendudukan militer Jepang, perang kemerdekaan Republik Indonesia.

Di jaman Hindia Belanda, Bekasi masih merupakan Kewedanaan (Distric), termasuk Regenschap (Kabupaten) Meester Cornelis. Saat itu, kehidupan masyarakatnya masih di kuasai para tuan tanah keturunan Cina (Tianghoa).

Kondisi ini terus berlanjut sampai pendudukan militer Jepang. Pendudukan militer Jepang turut merubah kondisi masyarakat saat itu. Jepang melaksanakan Japanisasi di semua sektor kehidupan dengan melahirkan pahlawan nasional asal Bekasi KH Noer Ali.

Nama Batavia diganti dengan nama Jakarta. Regenschap Meester Cornelis menjadi KEN Jatinegara yang wilayahnya meliputiGun Cikarang. Gun Kebayoran, dan Gun Matraman.Apalagi, Bekasi menjadi salah satu daerah tertua di Indonesia.

Setelah proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, struktur pemerintahan kembali berubah, nama KEN menjadi Kabupaten, Gun menjadi Kewedanan. Son menjadi Kecamatan dam Kun menjadi Desa/Kelurahan.

Saat itu, Ibu kota Kabupaten Jatinegara selalu berubah-ubah, mula-mula di wilayah Tambun, lalu ke Cikarang, kemudian ke Bojong (Kedung Gede).Pada waktu itu Bupati Kabupaten Jatinegara adalah Bapak Rubaya Suryanaatamirharja.

Tidak lama setelah pendudukan Belanda, Kabupaten Jatinegara dihapus. Kedudukannya dikembalikan jaman Regenschap Meester Cornelis menjadi kewedanan. Kewedanaan Bekasi masuk ke dalam wilayah Batavia En Omelanden.

Batas Bulak Kapal ke Timur termasuk wilayah negara Pasundan di bawah Kabupaten Karawang. Sedangkan, sebelah barat Bulak Kapal termasuk wilayah negara federal sesuai Staatsblad Van Nederlandsch Indie 1948 No 178 Negara Pasundan.

Kini, Bekasi terbagi menjadi dua wilayah Kota Bekasi dengan Kabupaten Bekasi. Kota Bekasi terbagi 12 Kecamatan dan 56 Kelurahan. Sedang Kabupaten Bekasi terbagi menjadi 23 Kecamatan, 180 Desa, dan 7 Kelurahan.
(ams)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1299 seconds (0.1#10.140)