Suasana Mencekam Diskotek Top One Sesaat Sebelum Digerebek
loading...
A
A
A
JAKARTA - Suasana diskotek Top One, Jakarta Barat, Jumat (3/7/2020) pagi mendadak mencekam. Lorong tak kurang dari satu meter mendadak gelap gulita. Karyawan mulai sibuk. “Cepat matikan lampu,” kata seorang karyawan berumur kurang dari 30 tahun.
Mereka tampak ketakutan setelah petugas Satpol PP dan Dinas Pariwisata datang menggunakan pakaian preman. Mereka kemudian memantau diskotek sejak jam 3 pagi.
Seketika, arus listrik dimatikan bersama dengan pendingin udara. Udara hanya masuk dari sedikit ventilasi. (Baca juga: Terindikasi Narkoba, Satgas Anti Narkoba Desak DKI Cabut Izin Diskotek Top One)
Yudha (30), pengunjung Top One mengaku sangat ketakutan. Dia menyadari keberadaan dengan dua temannya di tempat hiburan malam itu melanggar Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Padahal, dia baru saja dua jam berada di lokasi. Dia datang sekitar pukul 01.00 WIB dan berkaraoke di salah satu ruangan di lantai dua. Bersama sejumlah pemandu lagu, mereka memesan bir.
“Mereka masuk kamar dan meminta kami mematikan lampu, AC juga sempat dimatikan. Kami diam hampir beberapa menit di ruangan yang cukup pekat,” tutur Yudha, Senin (6/7/2020).
Sekitar 20 menit lebih berada dalam ruangan, Yudha pun berani keluar. Kondisi lorong cukup gelap. Hampir tak ada penerangan sama sekali. Beberapa karyawan kemudian hilir mudik di lorong Top One.
Dari lantai tiga, terdengar sedikit langkah kaki. Lama kelamaan agak gaduh, langkah mulai banyak. Pengap ruangan gelap membuat Yudha bercucuran keringat. Bajunya mulai basah.
Sekitar pukul 03.00 WIB, para karyawan mulai memindahkan pengunjung ke rooftop melalui tangga darurat yang melingkar. Di sana mereka bisa bernafas lega, sebab udara sejuk dirasakan di rooftop. “Saya bisa ngerokok,” ucapnya.
Yudha mengaku baru saja masuk diskotek Top One setelah seorang karyawan yang dikenalnya membagikan undangan pesan singkat via WhatsApp.
Mereka tampak ketakutan setelah petugas Satpol PP dan Dinas Pariwisata datang menggunakan pakaian preman. Mereka kemudian memantau diskotek sejak jam 3 pagi.
Seketika, arus listrik dimatikan bersama dengan pendingin udara. Udara hanya masuk dari sedikit ventilasi. (Baca juga: Terindikasi Narkoba, Satgas Anti Narkoba Desak DKI Cabut Izin Diskotek Top One)
Yudha (30), pengunjung Top One mengaku sangat ketakutan. Dia menyadari keberadaan dengan dua temannya di tempat hiburan malam itu melanggar Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Padahal, dia baru saja dua jam berada di lokasi. Dia datang sekitar pukul 01.00 WIB dan berkaraoke di salah satu ruangan di lantai dua. Bersama sejumlah pemandu lagu, mereka memesan bir.
“Mereka masuk kamar dan meminta kami mematikan lampu, AC juga sempat dimatikan. Kami diam hampir beberapa menit di ruangan yang cukup pekat,” tutur Yudha, Senin (6/7/2020).
Sekitar 20 menit lebih berada dalam ruangan, Yudha pun berani keluar. Kondisi lorong cukup gelap. Hampir tak ada penerangan sama sekali. Beberapa karyawan kemudian hilir mudik di lorong Top One.
Dari lantai tiga, terdengar sedikit langkah kaki. Lama kelamaan agak gaduh, langkah mulai banyak. Pengap ruangan gelap membuat Yudha bercucuran keringat. Bajunya mulai basah.
Sekitar pukul 03.00 WIB, para karyawan mulai memindahkan pengunjung ke rooftop melalui tangga darurat yang melingkar. Di sana mereka bisa bernafas lega, sebab udara sejuk dirasakan di rooftop. “Saya bisa ngerokok,” ucapnya.
Yudha mengaku baru saja masuk diskotek Top One setelah seorang karyawan yang dikenalnya membagikan undangan pesan singkat via WhatsApp.